Mohon tunggu...
Siwi Sang
Siwi Sang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi Desa

Pengelola TBM Umahbukumayuhmaca, penulis buku tafsir sejarah GIRINDRA Pararaja Tumapel Majapahit, dan Pegiat Literasi Desa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Identifikasi Dyah Lembu Tal Berdasarkan Prasasti Mula Malurung 1255m

23 Maret 2016   17:14 Diperbarui: 23 Maret 2016   17:31 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prasasti Mula Malurung 1255M dikeluarkan oleh maharaja Tumapel Nararya Seminingrat atau Wisnuwardhana untuk meneguhkan kembali anugerah yang sebelumnya dikeluarkan tokoh bernama Bhatara Parameswara Sri Sakalayawadwipa Naranathadiguru.
Prof. Slamet Muljana mengidentifikasi Bhatara Parameswara sebagai Mahisa Wonga Teleng, putra sulung pasangan Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi Ken Arok dan Ken Dedes.

Prasasti Mula Malurung terdiri dari 12 lempeng prasasti tembaga ukuran 32,5x10 cm yang tertulis pada kedua sisi tiap lempeng kecuali pada lempeng pertama yang memuat 7 baris. Lempeng 1,3,5,7,8,9,10,11, dan 12 ditemukan di Kediri Jatim pada 1975. Sementara lempeng 2,4,6 ditemukan pada 2001 di Kediri.

Prasasti Mula Malurung 1255M berisi penetapan anugerah yang diberikan kepada Sang Pranaraja berupa sima perdikan desa Mula dan Malurung yang terletak di utara kota kerajaan Daha. Pada waktu itu kerajaan Daha ditempati Sri Kertanagara, putra sulung atau putra mahkota nararya Seminingrat.

Berdasarkan berita Prasasti Mula Malurung 1255M lempeng 2a, anugerah dikeluarkan maharaja Tumapel Seminingrat atau Wisnuwardhana dengan penulisan gelar nararyya seminingrat sri yawadwipa samastaraja diwisesanindita sangramaparakrama digwijayaniwaryyawiryyasnahanamottunggadewa prakasita sminingrat namalanchana.

Perintah raja selanjutnya diterima oleh rakryan mahamentri hino, rakryan mahamentri sirikan dan rakryan mahamentri halu, lalu menurun pada para tanda rakryan ring pakirakiran, sang pamegat I tirwan puspapata dang acarya jayanga, sang pamegat I kandamuhi puspapata dang acarya marmmanatha, sang pamegat I manghuri puspapata dang acarya agraja.

Meski penetapan anugerah yang termuat dalam Prasasti Mula Malurung 1255M secara resmi berasal dari maharaja Tumapel Nararya Seminingrat, pada pelaksanaannya dilakukan oleh Raja Daha Sri Kertanagara.

Itu karena desa Mula dan Malurung berada di wilayah Daha dan yang memberi anugerah sebelumnya kepada Sang Pranaraja adalah Bhatara Parameswara, paman dan mertua Nararya Seminingrat, yang pernah menjadi maharaja Daha.

Penetapan anugerah yang tertulis dalam prasasti Mula Malurung 1255M merupakan perintah nararya Seminingrat terbaca juga dari lempeng pertama yang menulis nararya Seminingrat makamukya Sri kertanagara.

Makamukya sama dengan makamangalya yang artinya bahwa kedudukan Sri Kertanagara di keraton Daha dalam bimbingan dan pengawasan Nararya Seminingrat.

Selain anugerah untuk Sang Pranaraja, Prasasti Mula Malurung 1255M juga memuat anugerah sima swatantra untuk para pejabat penting di wilayah kekuasaan kerajaan Tumapel atau Singasari.

Prasasti Mula Malurung 1255M juga memuat berita penempatan seluruh anggota keluarga dan kerabat terdekat maharaja Seminingrat di keraton atau negara masing masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun