Mohon tunggu...
Siwi Sang
Siwi Sang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi Desa

Pengelola TBM Umahbukumayuhmaca, penulis buku tafsir sejarah GIRINDRA Pararaja Tumapel Majapahit, dan Pegiat Literasi Desa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Para Barongan Lereng Gunung Wilis Serbu Situs Sejarah Mbah Bodo Desa Sendang Tulungagung

20 Agustus 2014   00:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:06 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kedepan hanya perlu mendapat sentuhan. Kita hanya sedikit tata karena sesungguhnya sudah tertata secara natural. Namun demikian apabila ditata lagi atau dikemas, tentunya dapat menjadi satu kekayaan kebudayaan, khususnya kebudayaan dan tradisi Tulungagung," papar Agung Prawidodo.

Mbah Soeryaniadi di akhir prosesi memaparkan bahwa upacara adat tradisi Siraman Barongan sempat berganti tiga kali pelaksanaannya. Pada jaman Belanda dilangsungkan tiap bulan Juli, pada jaman Jepang berganti jadi tiap tanggal satu tahun baru, dan setelah indonesia merdeka prosesi ini berganti pelaksanaannya yaitu tiap tanggal 17 Agustus.

"Tradisi ini akan saya ganti, kok tidak berani," ungkap mbah Soeryaniadi. " Dulu pada pagi 17 Agustus tahun 1982 pernah dihapus tidak siraman, mendadak terjadi goro goro yang menimpa keluarga Pak Camat. Pada waktu itu mereka terkena sakit mendadak. Melihat kejadian itu, akhirnya saya memerintahkan pada malam itu juga diadakan siraman barongan di situs mbah Bodo."

[caption id="attachment_320035" align="aligncenter" width="300" caption="penulis Tulungagung Bunda Zakyzahratuga narsis bareng mbah Soeryaniadi, Kabid Kebudayaan Tulungagung, dan Siwi Sang di depan situs Mbah Bodo"]

1408443425856759303
1408443425856759303
[/caption]

Mbah Soeryaniadi berharap upacara Siraman Barongan tidak punah karena merupakan adat tradisi masyarakat. "Kalau sudah mengatakan agama, sudah lain lagi. Ini adat tradisi masyarakat, sudah turun maturun, tidak dapat diganti, tidak dapat dilah lih," terang sosok yang juga menjadi pemimpin seni jaranan Surya Saputra itu.

Prosesi Siraman Barongan berlanjut dengan arak arakan yang diikuti semua grup seni tradisi Argo Wilis yang sebelumnya menyerbu situs sejarah Mbah Bodo desa Sendang. Mereka berjalan menuju panggung kehormatan yang ditempati camat Sendang, muspika, dan para kepala desa. Setelah menampilkan atraksi beberapa babak di depan panggung, secara bergiliran mereka melanjutkan perjalanan menuju arah pasar Sendang dan berakhir di kecamatan sampai akhirnya mereka pulang ke tempat masing masing. Sudah barang tentu sepanjang perjalanan mereka para pemain seni Jaranan atau Barongan, para pemain Reyog Kendang Tulungagung, menampilkan atraksi meliuk menari diiringi lengking selompret, tetabuhan kendang kenong, gong, dan lainnya, sementara ribuan penonton menjubeli sepanjang perjalanan yang menjadi jalur pulang seluruh peserta upacara adat tradisi Siraman Barongan.

[caption id="attachment_320036" align="aligncenter" width="300" caption="mbah Soeryaniadi [baju hitam"] mengawasi pemain jaranan yang tiba dan menari kesurupan di depan panggung kehormatan."]

140844362433591375
140844362433591375
[/caption]

[caption id="attachment_320040" align="aligncenter" width="300" caption="beberapa barongan yang kesurupan tanpa dinyana menggemparkan panggung dan baru mau turun setelah dikasih makan beberapa uang kertas pak Camat Sendang"]

1408444133569306676
1408444133569306676
[/caption]

[caption id="attachment_320041" align="aligncenter" width="300" caption="reyog Kendang Tulungagung meninggalkan panggung"]

1408444276519117242
1408444276519117242
[/caption]

14084444301310535784
14084444301310535784

14084446791592274482
14084446791592274482

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun