Sejak Dion berangkat untuk melanjutkan perkuliahannya diluar negri , aku sudah sangat jarang sekali berkomunikasi dengannya. Selain karena perbedaan jam , kegiatan kami masing-masing juga sangat menguras waktu. Karena itulah aku hanya sesekali bisa mendapatkan kabar tentangnya melalui bu Tarsih.
"kriiinngggg... kriiinggggg..." bunyi telfon berdering
"Halo , kenapa tan?" jawabkuÂ
"Al, besok malam ada acara reuni nih. Datang ya nanti aku kirim alamat dan jam nya" jawab Tania
"Okee.. siapa aja yang dateng?" tanyaku
"Rame , semua anak-anak sekelas kita dulu pas SMA pada dateng kok" jawabnya
"Okelah, sampai ketemu besok ya.. byee.." jawabku sembari menutup telfon
Keesokan harinya , cafe tempat kami mengadakan acara sangat ramai dipenuhi teman-teman masa SMA ku dulu. Kami saling menyapa , bertukar cerita , tertawa bersama. Suasana tiba-tiba menjadi hening saat Tania berdiri dan meminta perhatian kami semua.
"Temen-temen, mohon perhatiannya sebentar ya.. Hari ini ada satu tamu spesial kita yang sudah lama tidak terdengar kabarnya dan pastinya sudah sangat kita rindukan" ujarnya menggunakan microphone diatas panggung. Semua orang berbisik-bisik bertanya siapa tamu spesial yang dimaksud oleh Tania
"Tenang, tenang.. semua pasti pada kepo kan? kita panggil langsung tamu kita ya dimulai hitung mundurnya 3....... 2...... 1....... berikan tepuk tangan yang paling meriah untuk teman kita Dion......" teriaknya diatas panggung.
Aku tertegun , tak menyangka bahwa Dion akan hadir di acara tersebut karena bu Tarsih pun tidak ada menyampaikan apapun padaku.Â
"Hai Aliya, lama banget kita ngga ketemu ya?" ucapnya diatas panggung sambil menatap ke arahku. Disambut dengan sorak-sorai semua teman yang hadir di acara tersebut
"Sini dong Aliya naik keatas panggung" timpal Tania. Seolah tak percaya , aku berjalan menuju atas panggung sambil fokus menatap Dion yang terus tersenyum ke arahku.
Air mataku tak terbendung lagi, 6 tahun aku sudah tidak pernah berkomunikasi langsung dengannya hanya bisa mengetahui kegiatannya dari postingan media sosialnya yang itupun tak banyak. Aku langsung memeluknya sambil menangis, semua orang diacara tersebut bertepuk tangan. Acara berjalan dengan baik malam itu dan setelah selesai, kami pun memutuskan untuk pulang.