Mohon tunggu...
Sitta Taqwim
Sitta Taqwim Mohon Tunggu... profesional -

Pejalan, pemintal kata, tukang potret, pecinta Bangunan kuno, gunung dan matahari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ujung Genteng: Saat Langit Merayakan Sepi

24 Februari 2014   21:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_324352" align="aligncenter" width="433" caption="Bergulat Melawan Gelombang"]

13932243221648328328
13932243221648328328
[/caption]

Sore di pantai Pangumbahan, saya melihat puluhan tukik yang antusias menyapa gelombang. Di antara kaki manusia serakah yang bergerak seenaknya tanpa kuatir akan menginjak tukik, makhluk kecil itu tetap mengayuh empat kaki rapuhnya menuju samudra. Sedikit sekali tukik yang bertahan hingga menjadi penyu dewasa. Mereka rentan menjadi santapan ikan atau hewan besar lainnya di lautan. Dengan risiko itu, tak seekor pun dari kawanan tukik itu yang kembali ke pantai. Mungkin mereka lebih memilih petualangan di laut lepas dibanding terpenjara dalam ember hitam.

[caption id="attachment_324353" align="aligncenter" width="433" caption="Seember tukik siap menunggang ombak"]

13932243691199845411
13932243691199845411
[/caption]

[caption id="attachment_324354" align="aligncenter" width="433" caption="Dibebaskan di pinggir pantai"]

13932244021546646423
13932244021546646423
[/caption]

[caption id="attachment_324356" align="aligncenter" width="433" caption="Sekumpulan pelancong tertawa girang melihat tukik-tukik yang merayap menuju samudra"]

1393224435212810331
1393224435212810331
[/caption]

[caption id="attachment_324357" align="aligncenter" width="433" caption="Si kecil yang rapuh namun pemberani"]

139322447124183985
139322447124183985
[/caption]

Mata saya berkaca-kaca memandang kepergian tukik-tukik itu. Mungkin saya harus meniru mereka, berani dihempas kerasnya gelombang dan selalu mencari petualangan baru. Saya jadi berpikir, apa seekor tukik bisa mengenali induknya yang menghasilkan ribuan telur? Dan apakah sebaliknya? Ah, saya jadi kangen ibu. Betapa beruntung spesies Homo sapiens yang bisa menelepon induknya kapan pun mereka mau.

[caption id="attachment_324358" align="aligncenter" width="434" caption="Tempat penetasan telur penyu"]

13932245181496100320
13932245181496100320
[/caption]

[caption id="attachment_324359" align="aligncenter" width="433" caption="Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan yang diresmikan pada 2009"]

1393224551547211985
1393224551547211985
[/caption]

Pantai Nelayan

[caption id="attachment_324361" align="aligncenter" width="433" caption="Langit pagi di pantai pelelangan ikan"]

1393224608393108986
1393224608393108986
[/caption]

[caption id="attachment_324362" align="aligncenter" width="355" caption="Dua bocah bermain pasir di pantai usai subuh"]

1393224641819685380
1393224641819685380
[/caption]

[caption id="attachment_324363" align="aligncenter" width="433" caption="Dua kapal bersandar"]

13932246701543163443
13932246701543163443
[/caption]

Pantai nelayan di Ujung Genteng tak terlalu istimewa. Aroma amis menguar dan sampah bertebaran. Walau begitu, dua bocah asyik bermain pasir hitam di pantai ini. Tukang ojek yang mengantar saya berkata, di pantai ini pernah terjadi perburuan sindikat narkotika internasional. Polisi membekuk bandar narkotika asal Iran dan Somalia pada awal 2012 lalu. Posisi pantai yang sepi dan minim penjagaan aparat menjadikannya tempat singgah para bandar dari kapal besar di perairan Samudra Hindia.

Pantai Pencari Wangsit

Lantaran tak terlalu antusias dengan pantai nelayan, bapak ojek membawa kami menuju pantai sepi lainnya tempat melihat matahari terbit. Di perjalanan menembus hutan kecil menuju pantai, kami mendapati satu bangunan terbengkalai lengkap dengan menara. Seorang gelandangan tidur di dalamnya.

[caption id="attachment_324365" align="aligncenter" width="433" caption="Bangunan tak terurus dengan menara, ada seorang tunawisma tidur di dalamnya"]

1393224769976559928
1393224769976559928
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun