[caption id="attachment_324342" align="aligncenter" width="433" caption="Siput laut"]
[caption id="attachment_324343" align="aligncenter" width="433" caption="Cacing laut yang bikin saya bergidik"]
Senja di Pantai Ujung Genteng
Saya suka sekali semarak langit di Ujung Genteng. Mungkin bila kita berjalan-jalan di alam, pemandangan yang paling jamak ditemui adalah langit. Warna yang tak bisa kita lihat di kota, di balik gedung-gedung yang mencakari langit. Matahari di pantai memang tak bisa tidak harus diabadikan.
[caption id="attachment_324344" align="aligncenter" width="349" caption="Si bola emas"]
[caption id="attachment_324345" align="aligncenter" width="434" caption="Burung-burung senja"]
Seorang perempuan tua pernah bilang, “Opo apike moto srengenge angslep?” (Apa bagusnya memotret matahari terbenam?). Saya tertawa sendiri mengingat komentar itu sembari menangkap pendar jingga si bola yang hendak tidur. Kadang saya juga merasa memotret matahari itu sungguh klise. Toh, tetap saja saya senang kalau ada si matahari. Fotografi adalah cahaya. Di bulan Februari kelabu ini, saya dan kamera saya yang bosan hibernasi merindukan matahari. Menulis cerita ini membuat kaki saya semakin gatal ingin berburu senja lagi.
[caption id="attachment_324346" align="aligncenter" width="361" caption="Awan Dewa di Cibuaya"]
[caption id="attachment_324347" align="aligncenter" width="433" caption="Dayang-dayang Ratu Laut Selatan"]
[caption id="attachment_324348" align="aligncenter" width="433" caption="Menari bersama ombak"]
Kamera saya menjaring senja di suatu perjalanan menuju Pantai Pangumbahan, tempat penangkaran penyu. Pemilik penginapan berkata untuk menuju ke sana cukup jauh dan sebaiknya menggunakan ojek. Saya ketua geng yang keras hati. Kaki saya bukan untuk dimanjakan di perjalanan ini. Ada yang setuju berjalan menuju Pangumbahan, ada juga yang terlalu sayang pada sepasang kakinya. Akhirnya disepakati kami berlima berjalan kaki menempuh rute lima kilometer. Kalau dihitung dengan perjalanan pulang, total kami berjalan 10 kilometer sore itu. :D
[caption id="attachment_324349" align="aligncenter" width="433" caption="Evi si pecinta senja"]
[caption id="attachment_324350" align="aligncenter" width="361" caption="Dua bocah waktu senja"]
Sepuluh kilometer yang tak terasa. Apalagi bila ditemani langit beraneka warna sepanjang langkah kaki kami, juga senda gurau lima sekawan yang lelah tapi bahagia. Perjalanan pulang menuju pondok penginapan diiringi pendar senter. Ya, setiba kami di pondok, si bola emas lenyap berganti bulan perak. Saya sudah terlalu letih memotret, ditambah perut keroncongan minta diisi.
Pangumbahan, Penangkaran Penyu
Kami tak beruntung karena tak bisa melihat induk penyu bertelur di malam hari. Tak ada yang tahu kapan Mama Penyu hendak singgah ke Pangumbahan untuk bertelur. Semalaman menanti kabar dari penjaga Pangumbahan, tak ada pesan yang masuk ke ponsel saya.
Saya selalu mengagumi penyu dan kura-kura. Lepas dari kelambanan dan cangkang keras mereka, saya takjub pada usia mereka yang panjang. Saya suka tokoh Winifred, kura-kura betina dalam film Animals United. Kura-kura tua yang lahir di Kepulauan Galapagos itu bilang, “Manusia seperti ular yang memakan ekornya untuk bertahan hidup.”
[caption id="attachment_324351" align="aligncenter" width="433" caption="Menuju rumah baru"]