Mohon tunggu...
Siti Wahidah
Siti Wahidah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Nusa Putra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Menenun Kenangan di Permadani Rumah"

13 Juli 2023   08:23 Diperbarui: 13 Juli 2023   08:27 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di permadani rumah, kenangan bersemayam,

Utas momen terjalin, terjalin selamanya.

Setiap sentuhan lembut, sapuan rona yang menyentuh hati,

Menciptakan mosaik cinta, dicoba dan benar.

Menenun cerita tawa, menggema melalui aula,

Bisikan yang disayangi, terdengar di dalam tembok ini.

Lantai berderit, lagu pengantar tidur berirama,

Saat waktu menari dengan lembut, saat hari-hari berlalu.

Di dalam ruangan suci ini, cerita terungkap,

Ditangkap di setiap sudut, harta karun untuk dilihat.

Tawa anak-anak, melompat-lompat dengan gembira,

Jejak kepolosan mereka, berkilau cerah.

Dapur, simfoni rasa dan perhatian,

Resep yang diwariskan, warisan yang kami bagikan.

Aroma nostalgia, memenuhi udara,

Sebuah mahakarya kuliner, dibuat dengan cinta dan bakat.

Merangkul retakan, kekurangan, dan bekas luka,

Karena mereka juga adalah bagian dari kenangan kita yang berharga.

Air mata menetes dalam kesedihan, sukacita yang berlimpah,

Terjalin dengan emosi, permadani itu sangat dalam.

Setiap foto, fragmen waktu yang membeku,

Wajah terukir dengan cerita, luhur selamanya.

Dindingnya, dihiasi dengan bingkai dari masa lalu,

Membisikkan kisah tawa dan air mata.

Perapian, menyala dengan kehangatan dan penghiburan,

Mengumpulkan jiwa, mencari kenyamanan dan rahmat.

Merangkul semua yang masuk, tempat perlindungan yang dalam,

Sebuah surga milik, di mana hati tidak terikat.

Dengan setiap musim yang berlalu, permadani tumbuh,

Bab-bab baru ditulis, seiring dengan pasang surut kehidupan.

Keluarga, teman, dan orang yang dicintai bersatu,

Di permadani rumah ini, tempat perlindungan cahaya.

Jadi mari kita hargai kenangan yang kita sayangi ini,

Karena mereka adalah benang yang membuat hidup kita jelas.

Di permadani rumah, selamanya kita akan berkeliaran,

Menenun cinta dan kenangan, tempat untuk memanggil kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun