Komponen penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar tercapainta tujuan pembelajaran merupakan pengertian secara umum dari model pembelajaran. Joyce, Weil dan Calhoun (2013) mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah penjelasan disekitar kegiatan pembelajaran, terdiri dari perilaku dari pendidik mempraktikkan proses belajar mengajar sehingga kegunaan dari sebuah model dapat diaplikasikan secara maksimal, mulai dari perencanaan pembelajaran, kurikulum, sampai pada bahan, materi dan alat bantu multimedia lainnya.
Menurut Udin (2006) mengatakan model pembelajaran ialah rancangan ideal yang memperlihatkan tata cara yang runtut dalam merangkap kegiatan belajar yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang ditentukan, kemudian berkedudukan memberi petunjuk bagi pengguna rencana untuk menyiapkan dan memenuhi kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Trianto (2013) menyatakan model pembelajaran merupakan sebuah rancangan serta sistem yang dipakai untuk petunjuk dalam merancang proses belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran merujuk kepada pencadangan program pembelajaran, seperti objek-objek bimbingan, langkah-langkah dalam aktivitas belajar mengajar, suasana pembelajaran serta pengendalian kelas. Jadi pengertian model pembelajaran ialah proses yang dicadangkan untuk petunjuk dalam memperoleh maksud proses belajar mengajar yang termuat didalamnya rencana, subjek, sarana dan alat.
Menurut Arend (2018) ada dua alasan penting dalam memilih pengertian model pembelajaran. Pertama, pengertian model mempunyai arti yang mendalam dibandingkan dengan metode, strategi, teknik, dan pendekatan. Kedua, kedudukan model dapat menjadi dasar pembahasan yang penting, apakah yang dibahas tentang proses pengajaran di kelas atau aplikasi mengarahkan peserta didik. Metode pembelajaran adalah konteks sempurna yang memperjelas tata cara terencana (teratur) dalam penyusunan aktivitas (pengalaman) menggali ilmu untuk mendapatkan target belajar (kompetensi belajar). Sedangkan defenisi model pembelajaran menurut Good dan Travers (2001), bahwa model pembelajaran adalah gambaran perihal yang berpola, 5 dalam wujud penjelasan, matematis, ilustratif, atau simbol lain. Menurut Indrawati (2009) bahwa ia menguraikan model pembelajaran sebagai suatu rancangan membimbing yang menunjukkan sistem pembelajaran tertentu, pada sistem pembelajaran yang dimaksud dapat diketahui aktivitas para peserta didik ketika melaksanakan syarat pembelajaran atau timbulnya belajar pada peserta didik yang disebabkan oleh koordinasi lingkungan. Dapat kita definisikan bahwa kerangka kerja yang menunjukkan pola sistematis dalam melakukan proses belajar mengajar untuk membantu peserta didik mencapai tujuan yang ditetapkan adalah pengertian dari model pembelajaran.
      Berikut ini beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan berpikir komputasi, yaitu:
- Contextual Teaching Learning (CTL)
Model pembelajaran ini merupakan rencana pembelajaran yang memfokuskan pada sistem keikutsertaan peserta didik secara komprehensif agar mendapatkan materi yang dipelajari dan dapat mengaitkan pada kehidupannya.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran Contectual Teaching Learning sebagai berikut: - Pendidik menumbuhkan pandangan bahwa peserta didik akan menggali ilmu secara lebih mendalam dengan cara bekrja atau bertindak sendiri dan membangun sendiri pemahamannya serta keahliannya.
- Kegiatan inquiri untuk semua topic dilakukan sejauh mungkin.
- Pendidik menumbuhkan semangat keingin tahuan peserta didik melalui keaktifan mereka dalam bertanya.
- Pendidik enampilkan contoh yang mudah dipahami dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
- Pendidik melaksanakan evaluasi atau penilaian.
Model pembelajaran Contectual Teaching Learning ini memiliki kelebihan yaitu, kegiatan pembelajaran lebih produktif karena para peserta didik dituntut untuk dapat membangun sendiri pemahamannya dan juga dapat meningkatkan rasa keberanian yang ada pada diri peserta didik karena mereka dibimbing untuk aktif dalam bertanya serta mengemukakan pendapatnya sendiri. Sedangkan untuk kekurangan dari model pembelajaran ini ialah sangat terlihat jelas antara peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dan peserta didik yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata, hal tersebut dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri bagi peserta didik yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata.
- Discovery Learning
Model pembelajaran ini mengarahkan peserta didik untuk menemukan atau menyelidiki sendiri pemecahan masalah maupun pengetahuan yang disampaikan dalam pembelajaran. Sehingga dapat melatih keterampilan berpikir kritis dan keterampilan untuk mengemukakan argument-argumen yang dimiliki peserta didik. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Discovery Learning yaitu: - Kegiatan proses pembelajaran dimulai dengan persiapan pemecahan masalah peserta didik dengan membaca buku ataupun mengajukan pertanyaan.
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi masalah atau bahan pelajaran.
- Pendidik mengkoordinir peserta didik untuk mengumpulkan data-data yang relevan.
- Menafsirkan data yang diperoleh dari para peserta didik.
- Mengangkat sebuah kesimpulan atau ketetapan dari semua dari pemecahan masalah yang telah dibahas.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Discovery Learning ini ialah membantu pemikiran peserta didik menjadi lebih terarah dan sistematis serta dapat menguatkan ingatan peserta didik karena mereka telah mengumpulkan data-data sekaligus mengidentifikasinya. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran ini ialah menyita banyak waktu yang disebabkan oleh pengumpulan data atau informasi, terlebih lagi para peserta didik memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda.
- Quantum Teaching and Learning
Model pembelajaran Quantum Teaching and Learning ini merupakan model pembelajaran yang menciptakan rasa kenyamanan, ketenangan ataupun ketentraman serta suasana kebersamaan yang menyenangkan dalam kegiatan belajar. Lebih tepatnya model pembelajaran ini berpusat pada hubungan interaksi peserta didik dengan pendidik maupun lingkungan kelasnya.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching and Learning yaitu: - Pendidik harus dapat menciptakan rasa ketertarikan dan penasaran peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan.
- Pendidik mampu memberikan kegiatan yang melibatkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan, sehingga pengetahuan tersebut semakin mereka kuasai.
- Pendidik memberikan evaluasi atau ulangan terhadap apa yang telah mereka pelajari.
- Pendidik mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh peserta didik.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Quantum Teaching and Learning ini ialah dapat menciptakan rasa antusiasme bagi peserta didik, memberikan kenyamanan terhadap peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dalam proses pembelajaran serta peserta didik bebas dalam berekspresi juga menciptakan kepercayaan pada dirinya. Sedangkan untuk kelemahan dari model pembelajaran ini ialah pendidik harus memiliki persiapan yang matang dan dibantu oleh fasilitas pembelajaran yang memenuhi, apabila pendidik tidak memiliki persiapan yang matang maka akan susah baginya untuk dapat mengontrol para peserta didik.
- Problem Based Learning
Model pembelajaran ini menekankan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah, termasuk didalamnya kemampuan berpikir kritis. Maka peserta didik diharapkan mampu menggali dan menemukan sendiri pemecahan masalah yang dibahas dalam proses pembelajaran dikelas. Peran pndidik pada model pembalajaran ini hanya sebagai tempat untuk diskusi dan pemberi motivasi.
Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu: - Pendidik mengorientasikan peserta didik terhadap masalah.
- Pendidik dapat mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
- Pendidik dapat membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
- Peserta didik mengembangkan pemikiran dan menyajikan hasil pemikiran.
- Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Model pembelajaran Problem Based Learning ini memiliki kelebihan, yaitu melatih keterampilan berpikir peserta didik dan melatih kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalahnya sendiri serta mendorong peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran ini ialah apabila peserta didik tidak mempunyai minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang digali sulit untuk dipecahkan, maka peserta didik akan merasa enggan untuk mencobanya.
- Team Assisted Individualization
Model pembelajaran Team Assisted Individualization ini merupakan model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik secara individual untuk mempelajari materi yang telah dipersiapkan oleh guru, kemudian hasil belajar individualnya di diskusikan kepada anggota kelompok mereka.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization yaitu: - Pendidik memberikan tes yang dapat mengukur masing-masing kemampuan para peserta didik.
- Pendidik membentuk kelompok berdasarkan hasil tes kemampuan, dimana peserta didik yang memiliki nilai tinggi akan dikelompokkan dengan peserta didik yang memiliki nilai yang rendah.
- Pendidik memberikan tugas dan masing-masing peserta didik menyelesaikan tugas tersebut secara individual.
- Masing-masing peserta didik saling mengoreksi hasil tugas yang telah mereka kerjakan dan mendiskusikannya.
- Pendidik memberikan tes kembali untuk mengambil nilai kelompok.
- Pendidik memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap hasil kerja para peserta didik.
Kelebihan dari model pembelajaran Team Assisted Individualization ini ialah siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemahaman yang rendah akan terbantu oleh temannya yang memiliki tingkat kemampuan pemahaman yang tinggi, mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik dan menimbulkan rasa kerja sama pada peserta didik serta meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sedangkan untuk kelemahan pada model pembelajaran ini, yaitu ada kemungkinan peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman yang rendah akan bergantung pada temannya yang pandai dan juga ada kemungkinan bahwa yang bekerja dalam kelompok hanyalah peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi.
- Student Team Achivement Divisions
Model pembelajaran Student Team Achivement Divisions merupakan model pembelajaran yang dibentuk dalam suatu kelompok yang terdiri dari berbagai macam kemampuan yang dimiliki peserta didik agar dapat memacu kerja sama peserta didik serta membantu ataupun mendorong satu sama lain.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Student Team Achivement Divisions ini yaitu: - Pendidik membagi kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang.
- Pendidik menjelaskan kepada peserta didik cara membangun kelompok agar tercipta kerja sama yang baik.
- Pendidik memberikan atau menyajikan materi kepada siswa.
- Peserta didik mulai diberikan tugas kemudian mengerjakannya dan dibimbing juga dengan pendidik.
- Pendidik menilai hasil diskusi kelompok dan meminta mereka untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
- Pendidik memberikan apresiasi terhadap hasil kerja mereka.
Kelebihan dari model pembelajaran Student Team Achivement Divisions ini yaitu dapat membangun interaksi dan rasa kepedulian antar sesama dan juga dapat membangun rasa kepercayaan diri peserta didik. Sementara untuk kelemahan pada model pembelajaran ini ialah apabila peserta didik memiliki jumlah yang lumayan banyak, pendidik akan sedikit kesulitan dalam memperhatikan peserta didik dan model pembelajaran ini juga dapat menyita waktu yang cukup banyak dalam mempersiapkan pembelajaran.
- Flipped Classroom
Model pembelajaran Flipped Classroom ini adalah model pembelajaran dimana peserta didik sebelum belajar di kelas harus terlebih dahulu mempelajari materi dari rumah sesuai dengan rencana pembelajaran yang diberitahukan oleh pendidik. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Flipped Classroom ini yaitu - Pendidik memberitahukan tujuan pembelajaran dan silabus kepada perserta didik.
- Pendidik membagikan materi dan tugas.
- Pendidik membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan diskusi.
- Pendidik memberikan tes untuk mengetahui atau memperoleh tingkat pemahaman para peserta didik.
- Pendidik memberikan penguatan atas materi yang diberikan.
Kelebihan dari model pembelajaran Flipped Classroom ini yaitu melatih kemandirian peserta didik karena mereka akan mempelajari bahan terlebih dahulu serta membentuk peserta didik menjadi peserta didik yang aktif karena didorong oleh keingintahuan mereka yang tinggi. Sedangkan untuk kekurangan model pembelajaran ini yaitu dapat menambah beban bagi peserta didik karena peserta didik harus mempelajari materi itu terlebih dahulu secara mandiri, tentu saja tidak semua peserta didik mampu melakukannya.
- Generative Learning
Model Pembelajaran Generative Learning ini dirancang dengan memadukan perkembangan psikologis pembelajaran manusia, keahlian manusia, pengolahan penjelasan, dan korelasi perlakuan kecerdasan. Maksud dari model pembelajaran ini yaitu gagasan tidak merupakan suatu konsumen stagnan dari informasi. Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran Generative Learning ini yaitu: - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk membaca referensi sesuai topik terlebih dahulu.
- Pendidik atau dosen menginformasikan motivasi pembelajaran kepada peserta didik.
- Peserta didik melaksanakan kegiatan praktikum dan dosen membimbingnya.
- Pendidik mambantu mahasiswa dan mendiskusikan hasil kegiatan praktikum.
Kelebihan dari model pembelajaran Generative Learning ini yaitu mahasiswa berperan dan berpartisipasi dengan aktif dalam pembelajaran, sehingga mahasiswa dibentuk untuk dapat menghasilkan pemecahan masalahnya sendiri. Sedangkan untuk kekurangan pada model pembelajaran ini yaitu suasana kelas atau forum belajar bias saja tidak kondusif atau tidak terkontrol dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya, sehingga suasana kelas menjadi ribut.
- Problem Posing
Model pembelajaran Problem Posing ini memfokuskan pada persoalan dalam memecahkan masalah, informasi tidak hanya dari pendidik, maka dari itu peserta didik diharapkan untuk aktif dan peserta didik juga dituntut untuk memperoleh pengetahuannya sendiri melalui informasi atau sumber mereka sebelumnya.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Posing yaitu: - Pendidik mempersiapkan pembelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajarannya.
- Pendidik menjelaskan materi pembelajarannya kemudian meberikan contoh soal.
- Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk menanyakan suatu hal terkait materi yang belum ia pahami.
- Peserta didik diberikan kesempatan untuk membuat soal sendiri sebanyak mungkin terkait dengan materi yang sedang dipelajari dan dipresentasikan ke depan kelas.
- Peserta didik menyelesaikan soal yang ia buat sendiri.
- Pendidik memberikaan latihan kepada peserta didik.