Tidak kecewa atau marah, malah memeluk aku, diiring sorak sorai dari penonton, dari fakultas masing.
Bahkan sorenya, dia mengirim bunga mawar indah dan coklat untukku.
Sejak saat itu kita bersahabat, akrab juga di pergaulan luar kampus .
* * *
Kuselesaikan menata baju dan buku-bukuku, oleh-oleh mainan untuk anakku.
Besok pagi, aku harus berangkat dengan flight pertama, kembali ke Surabaya.
Ada SMS dari Ratri, mengingatkan janjiku, bertandang kerumahnya, aku tersenyum
Mobil itu melaju kesebuah hunian elit yang nyaman.
: “ Aku ingin kau mau mendengar ceritaku, agar mengerti “ , katanya, aku mengangguk.
“ Aku sebenarnya belum menikah ! “ , dia berkata pasti.
“Kaget ya ? “ , ketika dilihatnya aku keheranan
“ Iya, tepat sekali, …, aku pernah disakiti, parah dan pedih sekali “ , katanya pendek.
“ Tapi itu salahku sendiri “ , dia bergumum pada dirinya.
Aku heran juga, seingatku dia tidak pernah terlibat dekat dengan pria.
Banyak pria coba mendekatinya, tapi dia tidak bergeming oleh cinta.
“ Pengin tahu orangnya ?, memandangku, menatap kedepan lagi..
“ Emangnya aku kenal ? “, aku tanya.
Ada senyum, tapi terlihat semburat kesedihan diwajahnya.