CASPER: CATATAN SEPENGGAL PERJALANAN
EDISI "JOGJA MEMANGGIL, ALMASHDUQI HADIR"
Pernah dengar Jogja menagih janji? Kurang lebih, ungkapannya begini "Mana janjimu yang katanya mau membawa seseorang yang kau sebut lebih istimewa dariku?"
Menurut hemat saya, ungkapan yang ramai di media sosial itu sebenarnya merupakan ekspresi kerinduan para pelancong yang ingin kembali datang mengunjungi Jogja.
Ungkapan yang diambil dari POV andaikata Jogja bisa bicara. Sebab, para pelancong yang hendak pamit menyudahi kunjungannya di Jogja, kerap merapalkan mantra "Jogja, tunggu aku kembali."
Ya, memang! Bagi para pelancong, bukan Jogja namanya kalau gak bikin rindu. Saya menyematkan nama tambahan, "Jogja adalah kota pencipta cemburu." Mau berlabel bikin rindu atau pencipta cemburu, yang jelas, memang secandu itu.
[Masa Kini]
Siapa sangka, bila sebelumnya saya mengunjungi kota istimewa sebagai peserta event tertentu, 1 bulan menuju akhir tahun 2024 ini saya digandeng menjadi bagian tim panitia pelaksana Outing Study Sekolah Madrasah Aliyah ke Yogyakarta. Almashduqi Boarding School Garut, tempat yang dipilihkan Tuhan untuk menyalurkan spirit pembelajar sepanjang hayat saya saat ini.
Dengan penuh rasa sadar, setelah melewati beberapa proses, saya menerima untuk menjalankan peran itu.
Sejujurnya, di awal dan pertengahan tahun ini saya sempat merindukan suasana kota istimewa itu. Begitulah Maha Romantisnya Tuhan, bisikan batin hambanya yang tak sengaja terucap, tetiba Ia berikan jalan dari pintu yang tidak terduga.
[Rabu, 27 November 2024 | Pukul 19.00]
"Salam rindu, kota candu! Hari ini aku akan datang kembali. Awal dan pertengahan tahun ini, aku sempat mendengar panggilanmu!" Pungkas batinku, menambahkan doa di tengah rombongan.
[Recap: Kamis, 28 November 2024]
Mengusung tema "Historia vitae Magistra," kami akan menjemput Sejarah dalam kegiatan Almashduqi International Islamic Boarding School Goes to Jogja. Tentang apa, bagaimana, dan siapa saja yang kita temui, everything must be areason.
Tindak lanjutnya seperti apa, kita tinggal memaknai hadirnya sebagai apa. Tulisan ini, barangkali salah satu cara saya mengungkapkannya.
Kegiatan ini merupakan bentuk kemasan agenda Outing Study. Dan suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya, bisa terlibat dalam proses kerjasama MoU antara pihak sekolah, MA Unggulan Almashduqi Boarding School Garut bersama beberapa kampus di Jogja. Konsen kerja sama kami saat itu untuk Layanan Pendidikan, Literasi, Penelitian, dan Kegiatan Non-Akademik.
Beberapa kampus tersebut antara lain:
1. Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. MoU ditandatangani oleh Bapak Muhamad Ikmal Alhudawi, L.c. (Wakil Direktur III Almashduqi Bidang Pengasuhan sekaligus Kepala MA Unggulan Almashduqi Boarding School Garut) dan Bapak Dr. Abdul Ghoffar, M.B.A. (Wakil rektor Bidang Kepesantrenan UNU Yogyakarta).
2. Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. MoU ditandatangani oleh Bapak Muhamad Ikmal Alhudawi, L.c. (Wakil Direktur III Almashduqi Bidang Pengasuhan sekaligus Kepala MA Unggulan Almashduqi Boarding School Garut) dan Bapak Dr. Drs. Asmuni, M.A. (Dekan FIAI UII Yogyakarta).
[Tadabbur-Tafakur-Tasyakur]
Sepanjang perjalanan kegiatan dan pengawalan 42 santri murid dari grade 4 (kelas X) dan grade 6 (kelas XII), bersama rombongan, saya dibersamai Ustadz Muchtar Arifin, S. S., M. Pd. (Wakil Direktur I Bidang Kurikulum), Ustadz Muhamad Ikmal Alhudawi, L.c. (Kepala Madrasah Aliyah), Ustadz Arif Rijalul Fiqri, S.Th.I. M. Pd. (Amir Safar, ketua pelaksana, rekan pengajar, rekan fasilitator, sosok kakak, senior, sosok bapak secara struktural di organisasi, hhe perannya borongan, banyak), Ustadz Al Ghifary, L.c (Rekan pengajar yang super rajin tadarus Karya Tulis Ilmiah), Ustadzah Delisna dan Ustadz Rizal (Rekan Pengasuhan Santri Murid di Boarding yang hobi me time dengan mengabadikan foto bersuara).
Kami mengupayakan dan turut menyaksikan bagaimana santri murid kami antusias menjalani serangkaian pembelajaran di beberapa destinasi study. Mulai dari:
1. Kampus tour (UNU & FIAI UII), untuk mengenal lingkungan akademik perguruan tinggi (Kampus) sebagai ruang pengembangan life living values sekaligus penguatan motivasi spirit jiwa pembelajar sepanjang hayat. Terima kasih, Mbak Hilma, Marcomm FIAI UII yang super supel untuk sambungan koordinasinya.
2. Menemukan dialog lintas waktu & menggali nilai-nilai sejarah-budaya sebagai pesan refleksi diri di Candi Prambanan dan Museum Bio-Paleoantropologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Tidak lupa kami ucapkan terima kasih untuk Pak Dimas yang menjadi narahubung sekaligus guide kunjungan kami di sana.
3. Mengenal penerapan konsep sains dan teknologi dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan rasa keimanan di Pameran "Under the Same Sun" Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogja. Terima kasih, Mas-Mbak Admin, Mas Enggar dan tim fasilitator atas sambutan hangatnya.
4. Menanamkan nilai-nilai kepedulian ekologis (kepedulian lingkungan), adaptasi, dan mawas diri melalui koleksi yang menjadi saksi peristiwa letusan gunung merapi,di Petilasan Mbah Maridjan & Museum Omahku Memoriku. Semua koleksi benda itu kemudian kita sebut sebagai eco-literacy .
5. Menganalisis ragam fenomena sosial dan pola kehidupan masyarakat sebagai dampak dari interaksi antar budaya di sepanjang dinamika perjalanan study.
Melalui tema dan kegiatan ini, kami berharap santri murid bisa menyelami makna Sejarah sebagai guru dalam kehidupan, membuktikan bahwa Sejarah mewariskan kearifan, sampai pada akhirnya bisa menerapkan nilai-nilai luhur dan kebijaksanaan dalam kehidupan.
[Jumat, 29 November 2024 Malam]
"Ternyata, Jogja juga syahdu ketika hujan!" Ungkap salah satu pelancong yang entah siapa dan dari mana mereka berasal.
Tanpa mengucapkan satu patah katapun, sembari berlalu melanjutkan langkah kaki ke lokasi tujuan, senyum simpul saya seolah menyepakati hal itu.
Setelah kisaran 15 menit berjalan kaki, kami sudah tiba di titik lokasi yang dituju, titik 0 KM Yogyakarta, Jalan Malioboro. Tepat di titik itu, saya mengabadikan momentum dialog dengan kota istimewa.
Kurang lebih, ia berkata "Mana janjimu yang katanya mau membawa seseorang yang kau sebut lebih istimewa dariku?" Lewat rasa, aku berbisik menjawabnya, "Lihatlah! Hari ini aku sudah datang! Menjawab panggilan, memenuhi janji yang kamu tanyakan."
"Aku bersama dengan sosok yang tidak kalah istimewa denganmu, Aku! Sosok yang sudah hadir dengan kesadaran penuh, dengan segala penerimaan dan perdamaian diri secara utuh. Ya, diriku! Tidak kalah isimewanya, bukan?"
"Sebagai penutup dialog bersamamu hari ini, aku ingin menympaikan sesuatu! Aku, mensyukuri ragam cara Tuhan menampakkan Rahman-RahimNya di beberapa tahun lalu, sebagiannya berupa rasa suka bahagia, sesekali berupa luka yang awal dirasa. Tapi, yang tidak kalah pentingnya adalah, aku begitu mensyukuri proses 1 tahunku di 2024 ini."
"Prosesyang mengemas kebersamaan, dengan komposisi bagaimana kesalingan membersamai dan dibersamai orang-orang sekelilingku. Lewat kehadiran mereka, aku melihat rupa naungan keteduhan doa ibu dan Ayah. Lewat kehadiran mereka pula, aku melihat Jamal-JalalNya."
Terima kasih ya, Jogja. Kalender 2024 dipenuhi cara dan ruangku bertumbuh.
Demikian cerita sepenggal perjalanan edisi Jogja Memanggil, Almashduqi Hadir. See you di Casper edisi berikutnya.
Casper (Catatan sepenggal Perjalanan): Jalan dulu, Baru tahu.
Written by. Siti Sunduz, Musafir Musiman. Pembaca realita, penikmat cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H