5. Menganalisis ragam fenomena sosial dan pola kehidupan masyarakat sebagai dampak dari interaksi antar budaya di sepanjang dinamika perjalanan study.
Melalui tema dan kegiatan ini, kami berharap santri murid bisa menyelami makna Sejarah sebagai guru dalam kehidupan, membuktikan bahwa Sejarah mewariskan kearifan, sampai pada akhirnya bisa menerapkan nilai-nilai luhur dan kebijaksanaan dalam kehidupan.
[Jumat, 29 November 2024 Malam]
"Ternyata, Jogja juga syahdu ketika hujan!" Ungkap salah satu pelancong yang entah siapa dan dari mana mereka berasal.
Tanpa mengucapkan satu patah katapun, sembari berlalu melanjutkan langkah kaki ke lokasi tujuan, senyum simpul saya seolah menyepakati hal itu.
Setelah kisaran 15 menit berjalan kaki, kami sudah tiba di titik lokasi yang dituju, titik 0 KM Yogyakarta, Jalan Malioboro. Tepat di titik itu, saya mengabadikan momentum dialog dengan kota istimewa.
Kurang lebih, ia berkata "Mana janjimu yang katanya mau membawa seseorang yang kau sebut lebih istimewa dariku?" Lewat rasa, aku berbisik menjawabnya, "Lihatlah! Hari ini aku sudah datang! Menjawab panggilan, memenuhi janji yang kamu tanyakan."
"Aku bersama dengan sosok yang tidak kalah istimewa denganmu, Aku! Sosok yang sudah hadir dengan kesadaran penuh, dengan segala penerimaan dan perdamaian diri secara utuh. Ya, diriku! Tidak kalah isimewanya, bukan?"
"Sebagai penutup dialog bersamamu hari ini, aku ingin menympaikan sesuatu! Aku, mensyukuri ragam cara Tuhan menampakkan Rahman-RahimNya di beberapa tahun lalu, sebagiannya berupa rasa suka bahagia, sesekali berupa luka yang awal dirasa. Tapi, yang tidak kalah pentingnya adalah, aku begitu mensyukuri proses 1 tahunku di 2024 ini."