Mohon tunggu...
Siti Silvi Wasilah
Siti Silvi Wasilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mengamati suatu peristiwa dan menyebarkannya kembali dalam bentuk tulisan adalah warisan terbaik yang pernah saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Sosiologi

6 September 2022   09:32 Diperbarui: 6 September 2022   09:37 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paradigma pertama kali dipopulerkan oleh seorang fisikawan asal Amerika bernama Thomas Samuel Kuhn (1922- 1996) dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution (1962) dan kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs dalam bukunya Sociology of Sociology (1970). 

Menurut khun ia mengartikan paradigma sebagai cara untuk mengetahui realita sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry maksud dari kedunya adalah cara pandang pemikiran yang dalam yang pada akhirnya menghasilkan sebuah pengetahuan. yang kemudian menghasilkan mode of knowing. Menurut pendapat khun paradigma merupakan sebuah gambaran yang sangat fundamental dari segi ranah ilmu pengetahuan. 

Cara pandang inilah yang nantinya akan menuntun kita untuk dapat menentukan apa yang harus dipelajari, pertanyaan yang sebagaimana yang harus dipertanyakan. Dan sebuah cara pandang inilah pula yang nantinya akan mengetahui aturan seperti apa yang diperlukan untuk menafsirkan suatu jawaban. 

Maka dari itu paradigma menjadi unit yang terluas dari suatu consensus atau kesepakatan untuk dapat membedakan suatu komunitas dari satu imuan ke ilmuan lainnya. Maka dari itu sangat diperlukan untuk entitas pengetahuan, untuk dapat membedakan suatu persepsi dengan persepsi lainnya.

Dalam karyanya khun menjelaskan bahwa dalam suatu perkembangan ilmu, itu terjadi secara linear atau satu garis lurus. Oleh sebab itu suatu perkembangan ilmu tidak benar jika dikatakan komulatif secara perkembangannya. 

Penolakan khun atas perkembangan itu itu di dasarkan oleh hasil analisisnya sendiri terhadpa perkabangan ilmu itu sendiri. Maka dari itu dari sinilah khun menjelaskan bahwa perkembangan ilmu itu sangat dipengaruhi oelh dominasi paradigma keilmuan. 

Yang muncul pada periode tertentu atau satu waktu. disinlah kita ketahui perbedaan paradigma dalam mengembangkan keilmuan menurut khun. Yang pada akhirya mengeluarkan pengertian yang berbeda pula. 

Sebab jika dilihat dari cara berfikir antara satu ilmuan dengan ilmuan yang lainnya dalam menangkap suatu realitas sosial. maka dari itu dengan sendirinya tiap ilmuan akan memiliki suatu persepsi yang berbeda beda pula cara berfikirnya dalam suatu realitas sosial tentu memiliki cari berfikir yang berbeda beda . maka dari itu pula pemahaman dari setiap sudut pandang ilmuan dalam melihat realitas akan sangat beragam.

Dalam perkembangan ilmu yang sangat beragam, perbedaan juga muncul dalam mengembangkan pengetahuan. Anatara ilmuan satu dengan yang lainnya pasti memiliki cara berfikir dan sudut pandang yang berbeda beda dalam membaca suatu realitas. Maka dari itu pemahaman setiap ilmuan itu sangat beragam. 

Misalnya saat melihat fenomena kemacetan, Pandangan dari setiap ilmuwan pasti berbeda, ada yang menganggap bahwa kemacetan itu disebabkan oleh meledaknya jumlah kendaraan sepeda motor, ada yang menganggap bahwa kemacetan itu adalah seni kehidupan bahkan yang menguji kesabaran.

Perbedaan Paradigma 

Terdapat tiga macam faktor yang membedakan paradigma satu dengan lainnya, yakni.

  • Perbedaan Pandangan Filsafat
  • konsekuensi logis yang dibangun oleh para filsuf berbeda. Sehingga melahirkan dan mengembangkan teori yang berbeda pula.
  • Berbagai metode yang digunakan untuk memahami dan menerangkan berbagai substansi  dari ilmu yang berbeda-beda antar komunitas ilmuwan satu dengan yang lainnya.

Sejak zaman Yunani kuno sudah terjadi perbedaan paradigma. Hal ini disebabkan oleh perkembangan pemikiran para filsuf yang berbeda-beda. 

Dengan begitu perkembangan suatu ilmu akan melahirkan kekayaan suatu ilmu pengetahuan yang nantinya akan termanifestasikan dari ke generasi selanjutnya. perbedaan ini juga melahirkan dialektika ilmu pengetahuan, dengan begitu ilmu pengetahuan juga akan terus berkembang karena tiddak bersifat statis melainkan dinamis.

Terdapat pula tiga paradigma utama dalam sosiologi. Yang pertama ada Empirisme atau positivisme yaitu adopsi ideal berdasarkan ilmu alam. Dalam hal ini saint juga dianggap sebagai pengetahuan tertinggi. Dengan metode sain juga dapat dipakai untuk mengatur dan memprediksi prilaku aktor dalam masyarakat. 

Yang kedua erdapat Konstrutivisme atau interpretative dalam hal ini para sosiolog mengartikan kehidupan manusia sesuai dengan makna dan didapat dalam proses interpretative. Yang terkahir terdapat kritisme atau realisme yakni memahami realitas dengan dua hal yaitu Common Sense dan Realitas Saintifik dan ilmu pengetahuan berfungsi untuk mengungkapkannya. 

Menurut George Ritzer, sosiologi merupakan ilmu yang memiliki paradigma ganda karena memiliki objek, kajian, teori, metode dan Analisa yang berbeda pula. Maka dari itu Ritzer secara garis besar membagi tiga paradigma yang mendominasi ilmu sosiologi.

1. Fakta Sosial 

Emile Durkheim menyumbang banyak pemikiran mengenai fakta sosial, didasari oleh karyanya yang berjudul  The Role of sociology of metode dan suicide. Hal ini merupakan sebuah antithesis atas tesis Comte dan Herbet Spencer. 

Durkheim menolak Anggapan mengenai fakta sosial yang dikemukakan olehnya karena dunia bukanlah objek riset dalam sosiologi karena dunia adalah suatu konsepsi pikiran. Jadi menurut Durkheim sosiologi harus dapat berdiri sediri dan terlepas dari ilmu filsafat. 

Fakta sosial dipahami melalui kegiatan penyusunan data yang nyata yang dilakukan di luar pemikiran manusia jadi fakta sosial itu bisa diamati oleh para ilmuwan-ilmuan sosial khususnya para sosiolog dan merupakan kajian yang nyata dalam ilmu sosiologi. 

Pokok bahasan sosiologi juga harus didasarkan oleh studi fakta sosial yang pembahasannya terdiri dari struktur sosial dan istitusi sosial, seperti norma adat istiadat dan segala aturan yang bersifat memaksa diluar kehendak manusia. 

Oleh sebab itu hal tersebut memberikan pengaruh terhadap pikiran dan tindakan individu yang menjadi subjek meter dan terdapat relasi yang kuat diantaranya yakni antara struktur sosial dengan individu dan juga relasi institusi sosial dengan individu dengan kata lain pendorong tindakan individu. 

Terdapat dua bentuk fakta sosial yakni bersifat material yaitu yang dapat dilihat, diamati dan bukan imajinatif. Misalnya bentuk bangunan, hukum, perundang-undangan.

 Lalu ada fakta sosial yang bersifat non material merupakan suatu fenomena yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri dan hal ini hanya muncul dalam kesadaran diri manusia itu sendiri. 

Contohnya moralitas, kesadaran, egoisme, elisme dan opini. teori yang mendukung fakta sosial yakni, teori fungsional structural, teori konflik, teori sistem dan teori sosiologi makro. konsep utama dalam teori fungsional struktural ini berkaitan dengan fungsi disfungsi laten, fungsi manifest.  

Tokoh pendukung dari teori fungsionalisme struktural ini misalnya seperti Emile Durkheim, talcott parson, Robert carmerton dan juga Herbert spencer.  dan Adapun kelemahan dari teori ini yaitu itu bersifat tertutup terhadap perubahan sosial karena terlalu menekankan order dan pemaparan struktur sosial yang sudah formal.  

Kelemahan lainnya bahwa struktur fungsional itu mempertahankan status quo kepada orang lain dan hal ini dipandang sebagai ancaman nih bagi masyarakat dan pemegang status kuo.  

2. Definisi Sosial 

Paradigma definisi sosial didasari oleh pemikiran Max Weber mengenai tindakan sosial. berdasarkan analisanya Durkheim memisahkan struktur sosial dan institusi sosial sebagai bagaian dari fenomena sosial. sebaliknya weber melihat bahwa keduanya itu merupakan saling satu kesatuan yang membentuk tindakan manusia yang penuh arti atau makna yang bersifat dua litas. 

Weber memandang bahwa tindakan sosial ini merupakan tindakan individu yang mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan juga diarahkan kepada tindakan orang lain.  nah sebaliknya tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau fisik semata, tanpa dihubungkan dengan tindakan orang lain bukan suatu tindakan sosial. 

Sehingga, tindakan sosial merupakan setiap individu yang kemudian melakukan tindakan yang memiliki motif tertentu pada orang lain.  Suatu tindakan manusia tidak segalanya itu tanpa kontribusi atau pengaruh dari adanya struktur dan isi institusi sosial yang ada di dalam kehidupan individu tersebut. 

Maka dari itu tindakan manusia merupakan bagian utama dari kehidupan sosial. pendukung teori dalam paradigma definisi sosial ini terdapat teori aksi teori, interaksionisme simbolik, teori fenomena-fenomenologi dan juga teori etnomenologi. Terdapat konsep rasionalitas menurut Weber, ia embaginya menjadi 4 macam untuk dapat mempermudah memahami tindakan sosial, yakni.

suatu tindakan ditentukan oleh harapan yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dan menentukan nilai dari tujuan itu sendiri, jadi bila individu tersebut bertindak rasional maka tindakannya pun dapat dipahami)

  • Tindakan Rasionalitas yang Berorientasi Nilai

yakni tindakan yang didasari oleh kesadaran keyakinan mengenai nilai-nilai yang penting misalnya seperti etika, estetika, dan juga agama.

  • Tindakan Rasionalitas Afektif

yaitu tindakan yang ditentukan oleh kondisi-kondisi jiwa dan perasaan individu yang melakukannya, tindakan ini dilakukan seorang berdasarkan perasaan yang dimilikinya dan biasanya timbul secara spontan

  • Tindakan Rasional Tradisional

Merupakan suatu tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang udah mendarah daging dan tindakan ini biasanya dilakukan atas dasar tradisi atau adat istiadat yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Maka dari itu tindakan ini sukar dipahami karena kurang rasional dan bahkan tidak rasional dan tidak logis.

3. Prilaku Sosial 

Paradigma ini mengacu pada suatu karya yang dibuat oleh seorang psikolog asal amerika yang Bernama Burrhus Frederic Skinner, dalam karyanya Beyond Freedom And Dignity. Memusatkan hubungan antara individu dan individu dengan lingkungannya yang Nampak dan berulang. 

Tingkah laku seorang individu memiliki hubungan dengan lingkungan yang mempengaruhinya. Pada paradigma prilaku sosial terjadi antara prilaku sosial dari individu dan masyarakat yang mempengaruhi dan merubah struktur sosial dan institusi sosial. tingkah laku sosial dalam paradigma ini lebih ditentukan oleh norma dan nilai. 

Maka dari itu dalam hal ini individu memiliki kebebasan yang terbatas. Teori yang mendukung paradigma ini terdapat Teori behavioral sociology dan Teori pertukaran (exchange) dikarenakan selalu ada take and give dalam di dalam dunia sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun