relapse"? Buat kalian yang mungkin belum tahu, relapse adalah ketika seseorang kembali menggunakan narkoba setelah berusaha berhenti. Nah, jangan salah, ini adalah tantangan yang sangat sulit! Relapse bukan cuma soal "keinginan" yang balik, tapi juga melibatkan faktor-faktor rumit seperti stres, pengaruh lingkungan, bahkan kondisi psikologis yang sulit dikendalikan.
Pernah dengar tentang "
Tapi tenang, kali ini kita nggak akan bahas tentang sisi gelapnya saja. Justru kita mau melihat dari sudut yang lebih cerah dan penuh harapan! Apa, sih, sebenarnya yang bisa membantu penyintas narkoba agar nggak kembali ke kebiasaan lama?Â
Dua jurus utama yang bakal kita bahas hari ini adalah Mastery Experiences dan Mental Imagery. Kedua metode ini terbukti ampuh, lho, dalam memperkuat apa yang disebut efikasi diri atau self-efficacy. Didukung oleh bukti nyata dari para penyintas narkoba dan pembuktian penelitian-penelitian terdahulu. Yuk, kita kepoin sama-sama!
--------------------
Apa Itu Efikasi Diri?
Bayangkan kalau kamu punya superpower yang bikin kamu selalu yakin bisa mengatasi apa pun tantangan yang datang. Nah, kira-kira itulah yang disebut dengan efikasi diri! Konsep ini diperkenalkan oleh psikolog terkenal, Albert Bandura. Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan sesuatu, terutama saat menghadapi hal-hal sulit. Semakin tinggi efikasi diri seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk menghadapi godaan dan stres tanpa "jatuh kembali" ke narkoba.
Dikutip didalm buku "The Wiley Encyclopedia of Health Psychology" yang ditulis oleh Lisa Marie Warner, Ralf Schwarzer (2020) dalam bab "Self-efficacy and health" menjelaskan bahwa Self-efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat berhasil melakukan prilaku yang diperlukan untuk menghasilkan hasil (Bandura, 1977, hal 193) atau Self-efficacy adalah kognisi yang dapat dilakukan (Schwarzer & Warner, 2013, hlm. 139).
Sehingga dapat kita simpulkan bersama bahwa Self-efficacy merupakan keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk mengorganisir dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu serta Self-efficacy memengaruhi bagaimana seseorang atau individu merasakan, berfikir dan bertindak.
Tapi kok kalau di lihat2 mirip seperti sifat Optimis ya? Eitsss beda loh sobat, Meskipun optimisme dan efikasi diri berkorelasi cukup kuat, optimisme dianggap sebagai konsep yang lebih luas. Di bawah optimisme, terdapat keyakinan diri yang optimis seperti efikasi diri serti yang di jelaskan di dalam bab "Self-efficacy and health" dalam buku The Wiley Encyclopedia of Health Psychology, dijelaskan bahwa 'Selfefficacy beliefs are distinct from optimism' (Keyakinan efikasi diri berbeda dari optimisme).
Optimisme adalah keyakinan bahwa masa depan seseorang akan makmur dan menguntungkan. Penyebab pandangan positif terhadap masa depan ini tidak harus berasal dari dalam diri individu. Mereka bisa berasal dari, misalnya, keadaan yang menguntungkan, bantuan dari orang lain, atau keberuntungan semata. Contohnya: Kamu merasa optimis bahwa kamu akan mendapatkan pekerjaan yang baik setelah lulus karena kamu melihat banyak lowongan pekerjaan di bidangmu dan kamu memiliki banyak teman yang siap membantumu dengan koneksi. Sedangkan
Pertanyaannya sekarang, gimana sih caranya ningkatin efikasi diri? Nah, di sinilah peran Mastery Experiences dan Mental Imagery sangat penting!
Mastery Experiences itu apa?
Dalam bab "Self-efficacy and health" halaman 610 mengutip dari konsep dari Bandura, 1997 bahwa dalam perspektif teoritis, efikasi diri dibangun di atas empat sumber: pengalaman penguasaan (mastery experiences), pengalaman perwakilan (vicarious experiences), persuasi verbal (verbal persuasion), dan keadaan somatik dan afektif (somatic and affective states)