Konseling kelompok berfungsi untuk pembahasan dan pengentasan masalah konseli, artinya tujuan akhir dari rangkaian kegiatan konseling kelompok adalah mengentaskan masalah konseli sehingga konseli bisa berkembang optimal sesuai dengan tugas perkembangannya.
        Konseling kelompok pada umumnya dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap Pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan dan tahap pengakhiran ( Prayitno, 1995: 40).  Tahap-tahap ini merupakan satu kesatuan dalam seluruh kegiatan kelompok.
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
Â
A. Kesimpulan
  1. Hasil pengamatan di lapangan, menunjukan banyaknya siswa yang motivasi belajarnya rendah, hal ini disebabkan karena mereka memiliki perilaku maladaptif (perilaku bermasalah). Untuk itu perlu dicarikan pendekatan konseling yang bisa mengubah perilaku mal adaptif siswa yaitu pendekatan behavioral.
 2.  Siswa yang motivasi belajarnya rendah jumlahnya tidak hanya satu mereka terdiri dari sekelompok kecil atau besar, sehingga dalam memberikan layanan perlu dicarikan layanan yang bisa menangani sekelompok orang sekaligus seperti layanan konseling kelompok.
3. Layanan konseling kelompok yang diselingi dengan game seperti yang dilakukan konselor membuat suasana konseling menjadi hangat, meriah tidak kaku dan tidak menegangkan. Ini merupakan inovasi yang tetap terus perlu dikembangkan.
  4. Dengan demikian setelah mendapatkan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral, siswa mengalami perubahan perilaku belajar yang positif seperti mau mengerjakan PR, tidak alpha, tidak membolos, mengikuti try out, mengikuti bimbingan belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok dengan pendekatan behavioral bisa meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI-8 SMA MTA Surakarta.
B. Saran dan Rekomendasi