Dalam pengertian geografis saat ini, negara yang dinyanyikan oleh para pemuda Yamin dalam puisi-puisinya belumlah menjadi tanah air Indonesia.Â
Tapi dia akan memainkan peran kunci di masa depan, enam tahun kemudian, dia akan dipuji karena memelopori identifikasi bahasa, negara, dan bangsa Indonesia sebagai dasar persatuan nasional Indonesia. " Yamin yang belum meliputi Indonesia Raya bisa kita sampaikan, melainkan hanya Sumatera, Andalas, Pulau Perca, Tanah Melayu, dan ide-ide kejawen lainnya yang kini digulirkan sebagai pelopor kebangkitan kesadaran nasional Indonesia". (Rosidi, 1964).
Kesadaran kebangsaan Yamin yang masih sebatas Pulau Andalas dalam "Tanah Air" (1922), tumbuh, dan dalam "Indonesia Tumpah Bloodku" (1928), kesadaran kebangsaan ini meluas hingga mencakup seluruh Indonesia Raya. Kita dapat menyimpulkan bahwa sastra Indonesia modern mulai muncul sekitar tahun 1920-an berdasarkan dua faktor tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI