Artikel ini ditulis oleh: Siti Rahmawati & Amelia Zuz Zahra
Di dunia kerja yang semakin kompetitif, perusahaan tidak hanya membutuhkan produk yang berkualitas, tetapi juga manajemen operasional yang efisien. Salah satu tokoh penting dalam bidang ini adalah W. Edwards Deming, seorang ahli manajemen mutu yang dikenal dengan konsep 14 poinnya. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk membantu organisasi meningkatkan kualitas kerja sekaligus hasil yang dicapai.
Meskipun dikembangkan beberapa dekade lalu, 14 poin Deming tetap relevan hingga saat ini. Banyak perusahaan besar yang sukses dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam aktivitas operasional mereka untuk bersaing di pasar global, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kepuasan pelanggan.
Artikel ini akan membahas apa itu 14 poin Deming, bagaimana penerapannya dalam manajemen operasional, serta mengapa konsep ini penting untuk dipahami.
- Biografi Singkat W. Edwards Deming
William Edwards Deming (14 Oktober 1900 -- 20 Desember 1993) adalah seorang ahli statistik, profesor, penulis, dan konsultan asal Amerika yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan manajemen kualitas global (Deming dkk., 1900). Mengutip dari laman web (Binus University, 2015), Edwards Deming menempuh pendidikan di Universitas of Wyoming, memperoleh gelar sarjana teknik elektro (1921). Ia kemudian melanjutkan studi masternya di bidang fisika matematika di Universitas of Colorado (1925) dan meraih gelar doktor di bidang yang sama dengan pendidikan magisternya di Yale Universitas (1928). Pada awal karirnya, beliau bekerja di Departemen Agrikultur (Pertanian) di Amerika Serikat (USDA) (1927-1939), kemudian pindah kerja ke Biro Sensus Pemerintah AS hingga tahun 1946. Setelah meninggalkan Biro Sensus, Edward Deming memulai karir baru sebagai konsultan swasta sambil menjabat sebagai profesor di bidanh statistik di New York University.Deming dikenal luas berkat penerapan metode statistik dalam manajemen kualitas.
Kontribusi terbesar Deming adalah membantu Jepang membangun kembali perekonomiannya setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II pada tahun 1947. Pada masa itu, Jepang sedang berusaha membangun kembali industrinya yang hancur akibat Perang Dunia Kedua. ia mengajarkan pemimpin perusahaan Jepang cara meningkatkan desain, kualitas produk, pengujian, dan penjualan dengan menggunakan teknik statistic. Untuk mendorong semangat dalam meningkatkan kualitas, Jepang menciptakan penghargaan bernama Deming Prize. Penghargaan ini diberikan kepada para ilmuwan yang mengembangkan teori statistik serta perusahaan yang berhasil menerapkan statistik dan manajemen mutu. Hal ini memicu revolusi besar dalam peningkatan kualitas di Jepang.
Mengutip dari laman web (Shift Indonesia, 2015). Metode yang diterapkannya membantu mengubah industri manufaktur Jepang, yang berperan penting dalam kemajuan Jepang menjadi negara dengan produk inovatif dan berkualitas tinggi. Deming dihormati sebagai salah satu individu asing yang memiliki pengaruh terbesar terhadap perkembangan manufaktur dan dunia bisnis Jepang. Ajaran Deming menjadi dasar dari apa yang disebut sebagai "keajaiban ekonomi Jepang". Ilmu yang dia bagikan dikembangkan lebih lanjut oleh para pelaku industri di Jepang dan dikenal sebagai Total Quality Management (TQM) (Anindya, 2017).
Dalam wawancaranya dengan NBC, Deming menunjukkan kepada publik Amerika bahwa industri Jepang telah berhasil meningkatkan kualitas produknya. Setelahnya Deming diminta oleh beberapa perusahaan besar seperti General Motors, Ford, dan Florida Light & Power untuk membantu meningkatkan performa mereka. Selain itu, ia juga menjadi profesor di berbagai universitas ternama di Amerika Serikat. Hingga kini, pemikirannya tetap menjadi panduan penting di dunia bisnis internasional (Shift Indonesia, 2015).
- Teori 14 Poin W. Edwards Deming
Deming dikenal luas berkat teorinya tentang 14 poin penting untuk keberhasilan manajemen, yang mencakup prinsip-prinsip berikut. Mengutip dari (Djafri dan Rahmat, 2017) hlm. 27-31. W. Edwards Deming merumuskan 14 poin terkenal yang menjadi filosofi baru tentang kualitas. Poin-poin ini juga merupakan ajakan bagi manajemen untuk mengubah pendekatan mereka dalam menjalankan bisnis, yaitu: