Mohon tunggu...
Siti Rahmadila
Siti Rahmadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah

Saya Mahasiswi S1 Program Studi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai Mahasiswa Jurnalistik saya menguasai skill peliputan dan pembuatan berita seperti hardnews dan softnews. Saya juga berpengalaman memegang sosial media kampus untuk membuat konten sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Akidah dalam Islam Syi'ah: Tinjauan Sejarah dan Dinamika Politik

21 Desember 2023   10:07 Diperbarui: 21 Desember 2023   10:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Indonesia, Islam Syia'ah dapat dibilang sebagai aliran islam minoritas dibanding umat islam yang mengikuti mazhab Sunni. meskipun jumlah mereka sedikit dibanding Sunni, komunitas Syi'ah sendiri telah lama hadir di Indonesia dan tetap mempraktikkan agama islam menurut ajarannya. Mereka sudah tersebebar di beberapa daerha di Indonesia, seperti Madura, Jawa Timur, dan wilayah lainnya. Walaupun di Indonesia agama resmi dan mayoritas ialah Sunni. Akan tetapi, Syi'ah diakui sebagai bagian dari kebebasan beragama. Namun, mereka sering menghadapi tantangan sosial, budaya, dan tekanan dari kelompok dengan keyakinan yang berbeda. 

Islam Syi'ah, salah satu cabang utama dalam Islam, merupakan sebuah jaringan keyakinan, praktik, dan sejarah yang kaya. Untuk memahami esensi Islam Syi'ah dengan baik, perlu untuk menjalankan telaah mendalam yang mencakup aspek sejarah, akidah, dan dinamika politik yang membentuk identitasnya. 

Sejarah Panjang dan Kebangkitan Awal

Sejarah Islam Syi'ah dimulai dari masa kematian Nabi Muhammad, ketika sebagian umat percaya bahwa kepemimpinan spiritual umat Islam harus diturunkan kepada para keturunan langsung Nabi. Konflik politik awal antara kelompok yang kemudian menjadi Sunni dan Syi'ah menjadi salah satu penanda awal dari perpecahan dalam umat Islam.

Asal-usul Akidah

Akar Islam Syi'ah mengemuka setelah kewafatan Nabi Muhammad, ketika kelompok yang percaya pada kepemimpinan spiritual dari keturunan Nabi mulai berkembang. Sejarah ini membawa perpecahan dalam umat Islam, dengan para pengikut Syi'ah mengakui imam-imam yang mereka pandang sebagai penerus sah ajaran Islam.

Fondasi Akidah

Pilar utama dalam akidah Islam Syi'ah adalah konsep imamah, keyakinan bahwa para imam terpilih secara ilahi untuk menjadi pemimpin spiritual setelah Nabi Muhammad. Mereka dipandang sebagai otoritas dalam menafsirkan ajaran Islam dan menjaga kesinambungan spiritual dan moral umat.

Dinamika Politik

Perjalanan sejarah Syi'ah juga terkait erat dengan dinamika politik di berbagai belahan dunia Islam. Misalnya, berbagai kerajaan dan dinasti Syi'ah seperti Kekhalifahan Fatimiyah di Mesir atau Dinasti Safawiyah di Persia (sekarang Iran) memainkan peran penting dalam memengaruhi arus politik dan budaya pada zamannya.

Perbedaan dan Persatuan

Meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinan dan praktik, baik dalam aspek akidah maupun politik, penting untuk dicatat bahwa umat Islam, baik Sunni maupun Syi'ah, juga memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk mengamalkan ajaran Islam dan memperjuangkan keadilan sosial serta kedamaian.

Implikasi Modern

Di era modern, Islam Syi'ah memainkan peran signifikan dalam dinamika politik di beberapa negara dengan mayoritas penduduk Syi'ah. Misalnya, dalam politik Iran, doktrin Syi'ah telah membentuk landasan bagi struktur pemerintahan dan kebijakan dalam negara.

Eksplorasi Akidah yang mendalam terhadap Islam Syi'ah mengungkapkan kekayaan spiritual, sejarah yang kompleks, dan dinamika politik yang mempengaruhi perkembangan dan identitas umat ini. Memahami aspek sejarah, akidah, dan politiknya membantu untuk melihat perspektif yang lebih luas tentang peran dan dampak dari aliran ini dalam sejarah umat Islam serta dalam konteks dunia modern.

Paham Syi'ah meyakini bahwa imamah tak hanya dimensi politik, tetapi juga spiritual dan agama. Imam bukan hanya pemimpin politik, tapi juga otoritas agama yang mencontohkan dan meneruskan ajaran Allah, serta tugas Rasulullah Saw. Syiah meyakini imam harus sepadan atau dekat dengan kualitas Nabi, dan Ali ibn Abi Thalib serta keturunannya dianggap memiliki kualitas tersebut.

Keberadaan negara Islam sangat penting bagi Syiah karena dapat menjaga agama dengan menerapkan hukum-hukum Islam. Syiah percaya bahwa negara Islam harus dipimpin oleh imam atau pemimpin yang memenuhi kriteria, termasuk ketaatan kepada Allah, ketiadaan sifat serakah atau egois, kebijaksanaan, perilaku yang baik, menolak suap, dan menghormati sunnah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun