Meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinan dan praktik, baik dalam aspek akidah maupun politik, penting untuk dicatat bahwa umat Islam, baik Sunni maupun Syi'ah, juga memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk mengamalkan ajaran Islam dan memperjuangkan keadilan sosial serta kedamaian.
Implikasi Modern
Di era modern, Islam Syi'ah memainkan peran signifikan dalam dinamika politik di beberapa negara dengan mayoritas penduduk Syi'ah. Misalnya, dalam politik Iran, doktrin Syi'ah telah membentuk landasan bagi struktur pemerintahan dan kebijakan dalam negara.
Eksplorasi Akidah yang mendalam terhadap Islam Syi'ah mengungkapkan kekayaan spiritual, sejarah yang kompleks, dan dinamika politik yang mempengaruhi perkembangan dan identitas umat ini. Memahami aspek sejarah, akidah, dan politiknya membantu untuk melihat perspektif yang lebih luas tentang peran dan dampak dari aliran ini dalam sejarah umat Islam serta dalam konteks dunia modern.
Paham Syi'ah meyakini bahwa imamah tak hanya dimensi politik, tetapi juga spiritual dan agama. Imam bukan hanya pemimpin politik, tapi juga otoritas agama yang mencontohkan dan meneruskan ajaran Allah, serta tugas Rasulullah Saw. Syiah meyakini imam harus sepadan atau dekat dengan kualitas Nabi, dan Ali ibn Abi Thalib serta keturunannya dianggap memiliki kualitas tersebut.
Keberadaan negara Islam sangat penting bagi Syiah karena dapat menjaga agama dengan menerapkan hukum-hukum Islam. Syiah percaya bahwa negara Islam harus dipimpin oleh imam atau pemimpin yang memenuhi kriteria, termasuk ketaatan kepada Allah, ketiadaan sifat serakah atau egois, kebijaksanaan, perilaku yang baik, menolak suap, dan menghormati sunnah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H