Mohon tunggu...
Siti Qoniah01
Siti Qoniah01 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fundamentalisme Agama Memahami Gerakan yang Kompleks

4 Oktober 2024   12:41 Diperbarui: 4 Oktober 2024   22:13 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gerakan fundamentalisme Agama itu sendiri apa sih? Nah! sebelum masuk ke materi mari kita memahami gerakan fundamentalisme terlebih dahulu. Gerakan sendiri itu memiliki makna usaha atau upaya baik individu ataupun sebuah kelompok, sedangkan fundamentalisme itu adalah sebuah pemahaman yang bertujuan untuk menegakkan norma-norma dan keyakinan terhadap agama untuk menghadapi globalisasi. Jadi gerakan fundamentalisme agama itu dapat diartikan sebagai sebuah gerakan yang berusaha untuk kembali kepada dasar-dasar agama yang telah diyakini.

Istilah fundamentalisme itu sendiri berasal dari kalangan Kristen yang ada di Amerika Serikat. Sedangkan di dalam kamus besar Indonesia fundamentalisme memiliki pengertian "bersifat dasar (pokok) mendasar" yang diambil dari kata " fundalisme" yang berarti dasar, asas, alas, dan fondasi.

Gerakan fundamentalisme agama juga muncul sebagai respons terhadap berbagai faktor kompleks yang saling berkaitan, baik itu dari dalam maupun luar agama. Berikut beberapa faktor yang melatar belakangi lahirnya gerakan fundamentalisme agama:

1.Perasaan yang Terancam dan Kehilangan Identitas

Fundamentalisme agama juga sering muncul sebagai reaksi terhadap berbagai perubahan sosial, politik, atau budaya yang dianggap akan mengancam keyakinan agama tradisional. Perubahan ini bisa terjadi karena globalisasi, atau pengaruh budaya asing yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama. Dalam situasi seperti ini, kelompok fundamentalisme bisa berusaha untuk mempertahankan identitas agama mereka dengan kembali ke sumber-sumber asli agama dan menolak perubahan yang dianggap merusak.

 2.Politik dan Kekuasaan

Fundamentalisme agama sering juga digunakan untuk meraih kekuasaan politik. Kelompok fundamentalisme bisa memanfaatkan sentimen keagamaan untuk meraih dukungan politik, baik untuk memerintah pemerintahan maupun untuk melawan kebijakan di dalam pemerintahan yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama. Dengan ini fundamentalisme agama bisa menjadi ideologi bagi gerakan separatis atau teroris yang berkeinginan untuk mendirikan sebuah negara yang berdasarkan hukum agama.

 3.Ekonomi dan Sosial

Faktor ekonomi dan sosial juga berperan dalam memicu akan munculnya fundamentalisme agama. Kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan sosial dapat mendorong seseorang untuk mencari solusi. Maka Kelompok fundamentalisme sering kali menawarkan janji keselamatan, keadilan, dan persatuan di dunia akhirat, bagi mereka yang merasa teraniaya di dunia ini.

4.Ketidakpuasan terhadap Modernisasi

Fundamentalisme agama juga sering kali muncul terhadap modernisasi yang dianggap merusak moral agama dan nilai-nilai tradisional. Kelompok fundamentalisme ini beranggapan bahwa modernisasi telah menyebabkan turunnya moral, dan menghilangnya nilai-nilai spiritual. Maka mereka berusaha untuk mengembalikan masyarakat ke masa lalu supaya lebih suci dan murni, dengan menerapkan hukum agama secara ketat dan menolak pengaruh budaya asing.

5.Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran

Kurangnya pendidikan dan kesadaran seseorang yang tidak memiliki pemahaman yang mendalam akan ajaran agama dan konteksnya maka akan lebih mudah terbuai oleh interpretasi yang kaku dan sempit. Mereka juga lebih mudah untuk terprovokasi oleh propaganda yang mengatas namakan agama.

Gerakan fundamentalisme sendiri mempunyai dampak yang beragam, baik itu positif maupun negatif. Di sisi lain, fundamentalisme dapat dijadikan sumber kekuatan dan inspirasi bagi para pengikutnya, dengan cara mendorong untuk hidup lebih religius dan berdedikasi terhadap nilai-nilai agama. Di satu sisi , fundamentalisme bisa memicu kekerasan atau konflik, apabila jika dikaitkan dengan politik.

Fundamentalisme agama juga sering disebut sebagai fenomena global yang kompleks dan sering kali menjadi pemicu perdebatan. Gerakan ini juga lumayan ketat terhadap kalimat - kalimat suci agama, serta lebih menekankan pentingnya untuk kembali kepada nilai-nilai dasar dan tradisi awal agama. Dalam gerakan fundamentalisme agama juga memuat beberapa, termasuk definisi, karakteristik, dan beberapa contoh pergerakannya.

Definisi dan Karakteristik

Fundamentalisme agama bisa didefinisikan sebagai sebuah gerakan yang berusaha untuk mengembalikan agama kepada akarnya dan bisa menerapkan prinsip-prinsip dasar agama secara padat dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan ini biasanya akan ditandai dengan beberapa karakteristik, diantara-Nya:

1.Kembali ke Akar: Fundamentalis juga menekankan pentingnya kembali kepada nilai-nilai dasar dan tradisi awal agama, yang dianggap telah dilupakan.

2.Penolakan terhadap Modernitas: Fundamentalis juga sering Kali menolak pengaruh modernitas, yang sering dianggap merusak nilai-nilai agama.

3.Keterlibatan Politik: Fundamentalisme agama sering kali memiliki sistem politik, dengan tujuan menerapkan nilai-nilai agama dalam politik dan hukum.

4.Kesenjangan dengan Masyarakat: Fundamentalis sering kali merasa asing dari masyarakat umum, karena dianggap telah meninggalkan nilai-nilai agama.

Gerakan fundamentalisme agama juga memiliki dampak yang beragam, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, fundamentalisme dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi para pengikutnya, mendorong mereka untuk hidup lebih religius dan berdedikasi terhadap nilai-nilai agama. Di sisi lain, fundamentalisme dapat memicu terjadinya konflik dan kekerasan, terutama jika dikaitkan dengan politik.

 Fundamentalisme agama juga sering kali menjadi sumber kontroversi, terutama dalam konteks globalisasi. Beberapa orang menganggap bahwa fundamentalisme merupakan ancaman terhadap kebebasan individu, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi bangsa Barat.

Maka perlu untuk memahami fundamentalisme agama sendiri dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk:

1. Konteks Historis dan Sosial: Fundamentalisme sering muncul sebagai perubahan sosial, seperti modernisasi dan globalisasi. Perubahan ini dapat mengancam nilai tradisional dan identitas agama.

2. Pengaruh Politik dan Ekonomi: pengaruh dari politik dan ekonomi itu sendiri dapat memengaruhi perkembangan dan arah gerakan fundamentalisme.

3. Interaksi dengan Masyarakat: membatasi kebebasan individu, seperti kebebasan berekspresi dan Kebebasan beragama, dengan alasan bertentangan dengan nilai agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun