Mohon tunggu...
siti nur Syamsiyah
siti nur Syamsiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Sehat itu bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

4 Juni 2023   18:45 Diperbarui: 4 Juni 2023   18:53 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

Nama                           :    Siti nursyamsiyah, S.Pd.

CGP 7                           :    Kelas 135 B

Fasilitator                 :    Suyatno, S.Pd.M.Pd.

Pengajar Praktik    :    Dhina Luvitasari, S.Pd.M.Pd.

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

Pertanyaan Pemandu

  1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
  2. Intisari apa yang Anda dapatkan dari modul ini?
  3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?
  4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Rubrik ini mengukur 3 (tiga) aspek yang terdiri dari:

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

 

1)Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh 

Membaca judul modul 3.3 ini yaitu "Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid" membuat saya merasa penasaran, senang sekaligus tertantang . Saya penasaran karena menurut saya program-program yang adea disekolah juga tujuannya berdampak positif pada muird, lalu mengapa di PGP ini juga ada materi ini, apa bedanya dengan program-program  di sekolahsebelumnya? Ketika sudah mulai mempelajari modul ini sayamulai memahami maksud modul ini yaitu bagaimana program atau kegiatan di sekolah melibatkan murid baik dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai refleksi dan evaluasi.

2)Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Saya merasa senang karena mendapat pencerahan di modul ini, yaitu bahwa untuk menumbuhkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar muird, maka ,urid harus dilibatkan sejak awal dalam proses yang akan dilaksanakan.

Setelah mempelajari modul ini saya merasa tertantang untuk bisa menerapkan konsep ini di sekolah.

3)Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

Seperti pada modul-modul sebelumnya , saya mempelajari modul ini dengan alur Merdeka di LMS. Saya mengikuti semua aktivitas di LMS dengan cara sinkron dan asinkron serta berusaha mengerjakan semua tugas dengan baik dan tepat waktu. Selama saya mempelajari modul 3.3 ini saya mencoba merefleksikan kembali program-program di sekolah, apakah sudah melibatkan muird atau belum, baik itu dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya.

4)Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses pembelajaran

Hal-hal yang masih perlu untuk diperbaiki dan perlu ditingkatkan adalah keterlibatan saya dalam diskusi asinkronous di LMS baik dengan teman CGP maupun dengan Fasilitator.

                                                                                                                   

5)Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

2.Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Pengalaman atau materi pembelajaran yang diperoleh yaitu:

  • Modul 3.3 ini berisi tentang bagaimana mengelola program atau kegiatan sekolah baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler agar berdampak positif pada murid.. sebelum menyusun program yang berdampak positif pada muird kita harus tahu dulu konsep student agency yang dalam PGP ini diterjemahkan menajadi Kepemimpinan Murid.
  • Agar kita dapat menjadikan muird sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan pada muird untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran kita sebagai pendidik adalah mendampingi muird dan mengurangi kontrol kita terhadap mereka agar pengembangan poensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
  • Kepemimpinan murid adalah tentang muird yang bertindak secara aktif, dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika muird menunjukan agency dalam pembelajaran mereka sendiri,yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri.
  • Melalui proses seperti ini, murid-murid secara alamiah mempelajari ketrampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Ketrampilan belajar ini adalah sebuah ketrampilan yang sangat penting yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka dan bukan hanya untuk saat ini.
  • Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya mereka sendiri (atau kita katakan: muird memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki  suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaranmereka. Melalui suara, pilihan, dan kepemilikan ini murid lalu mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.
  • Tugas kita sebagai guru hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
  • Upaya menumbuhkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan terwujud sebagai pengejawantahan Profil Pelajar Pancasila dalam dirinya.
  • Sebagaimana padi yang hanya akan tumbuh subur pada lingkungan yang sesuai, maka kepemimpinan muridpun akan tumbuh dengan lebih subur jika sekolah dapat menyediakan lingkungan yang cocok. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan dimana guru, sekolah, oang tua dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal.
  • Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

1) Menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif,

2) Keterampilan berinteraksi sosial secara positif,

3) Keterampilan dalam proses pembuatan tujuan akademik maupun non-akademik,

4) Menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya,

5) Membuka wawasan muird agar dapat menentukan dan menindak lanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan,

6) Menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri,

7) Menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

1)Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Setelah mempelajari modul 3.3 ini mucul beberapa pertanyaan tentang implementasinya disekolah yaitu;

a) Bagaimana mempromisikan suara, pilihan dan kepemilikan murid pada program-program di sekolah?

b) Bagaimana kalau suara murid berbeda-beda dan sama-sama baik tetapi hanya ada satu program yang bisa dilaksanakan?

c) Bagaimana kalau suara dan pilihan muird tidak sesuai dengan tujuan program yang akan kita laksanakan?

2)mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (wawasan) baru.

Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan pribadi:

  • Setelah mempelajari materi 3.3 ini ada perubahan cara pandang saya terhadap pengelolaan sebuah program atau kegiatan di sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Murid sebagai subjek bukan objek, murid harus diberi kepercayaan untuk selalu ada di kursi kemudi proses belajar mereka, sehingga meeka akan lebih bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses belajarnya.

3)menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Program-program di sekolah selama ini belum semuanya melibatkan murid dalam pengolahannya, sehingga untuk menerapkan konsep di modul 3.3 iniakan muncul sejumlah tantangan yaitu;

  • Belum semua rekan guru memahami konsep pelibatan murid dalam program aau kegiatan sekolah.
  • Karena merupakan konsep baru maka belum ada contoh praktik baik di sekolah.
  • Adanya kemungkinan suara dari murid tidak bisa terakomodir semua baik karena masalah regulasi maupun sumberdaya.

4) alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

  • untuk mengatasi tantangan tersebut maka dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
  • Berdiskusi dengan Kepala Sekolah terkait pengelolaan yang berdampak positif pada murid.
  • Sosialisasi kepada rekan sejawat tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.
  • Menyusun Standar Operasional  Pendidikan (SOP) sebuah kegiatan di sekolah yang melibatkan murid dalam pengelolaannya.
  • Memberi pemahaman kepada murid batasan-batasan, aturan maupun sumberdaya yang ada di sekolah.

4. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

 

Keterkaitan Modul ini dengan modul-modul sebelumnya adalah:

Pada Modul 1.1 KHD menyatakan bahwa maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Berlandaskan pemikiran KHD tersebut maka penting bagi kita untuk dapat mengelola program di sekolah baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler agar berdampak positif bagi murid dengan mempromosikan suara, pilhan dan kepemilikan murid pada program tersebut.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan guru-guru yang memiliki nilai-nilai (modul 1.2): berpihak pada murid, reflekstif, mandiri, klaboratif serta inovatif. Dengan nilai-nilai tersebut kita dapat berperan dalam mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency) sehingga program-program sekolah yang berdampak positif pada murid dapat terwujud.

Dalam menyusun sebuah program tentu saja perlu diawali dengan memetakan aset yang ada di sekolah (modul 3.2) untuk selanjutnya di buat Prakarsa perubahan  (modul 1.3). Selanjutnya Prakarsa perubahan ini kita wujudkan dengan langkah-langkah inquiri apresiatif BAGJA. Untuk mendukung terwujudnya Prakarsa perubahan tersebut, diperlukan lingkungan di mana guru, sekolah, orang tua, komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnyasecara optimal (Modul 1.4).

Salah satu penerapan Modul 3.3 dalam pembelajarn adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi (Modul 2.1). Pada awalnya dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, lalu meminta pendapat murid kegiatan apa saja dalam pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar mereka. Selanjutnya guru tinggal menyusun langkah-langkah pembelajaran  yang juga melibatkan murid baik dalam pelaksanaan maupun refleksinya. Agar pembelajaran lebih menyenangkan dan murid dapat hadir sepenuhnya maka perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional (modul 2.2) di dalamnya.

Terkadang dalam mempromosikan suara murid kita akan berhadapan dengan pilihan-pilihan yang dilematis, yang sama-sama benar namun saling bertentangan, untuk itu diperlukan pemahaman kita tentang konsep-konsep yang telah di pelajari di modul 3.1 yaitu; 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sebuah program pasti membutuhkan berbagai sumberdaya yang ada di sekolah. Untuk itu penting bagi kita untuk dapat mengidentifikasi sumber daya yang ada di sekolah (modul 3.2) yang dapat dimanfaatkan untuk terlaksananya program tersebut dengan baik.

4.Jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid

  • Sebuah program akan berdampak positif pada murid jika sejak mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dan refleksi melibatkan muird di dalamnya. Murid-muird kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Dengan menempatkan muird pada kursi kemudi maka murid secara akamiah mempelajari ketrampilan belajar (belajar bagaimana belajar) yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka bukan hanya untuk saat ini saja.
  • Menurut OECD (2019) murid diminta untuk berpendapat bukan berarti mereka hanya menyuarakan untuk kepentingan sendiri dan mengesampingkan kepentingan murid lain, bukan pula menyuarakan sebesar-besarnya apapun yang mereka mau. Murid tetap membutuhkan dukungan dari orang dewasa untuk menjalankan hak bersuara, memilih dan mewujudkan potensi mereka.

 

 

1. pengalaman masa lalu

            Selama ini program atau kegiatan yang ada di sekolah belum secara penuh melibatkan murid dalam pengelolaanya, baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya. Program-program yang selama ini sudah berjalan lebih sering bersifat Top Down atau dari atas ke bawah. Bapak/ ibu guru punya ide/ gagasan kemudian di buat program, selanjutnya program tersebut di berikan ke murid untuk dilaksanakan.

Dalam pembelajaran pun seperti itu, Guru lebih sering melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai seleranya sendiri tanpa meminta pendapat murid tentang pembelajaran sperti apa yang mereka sukai, akibatnya motivasi murid mengikuti kegiatan pembelajaran juga kurang karena tidak adanya rasa memiliki.

2. penerapan di masa mendatang

  • Setelah mempelajari modul 3.3 ini, kedepan saya akan berusaha menerapkan pemahaman saya dari modul ini di sekolah:
  • Saya akan berusaha mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid dalam pembelajaran di kelas sehingga diharapkan motivasi murid untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat.
  • Saya akan mengkomunikasikan konsep dimodul ini dengan Kepala Sekolah dan rekan sejawat.
  • Saya akan berusaha mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid dalam program-program yang saya terlibat di dalamnya.

Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Implementasi di sekolah (perencanaan)

Sebelum menyusun sebuah program maka perlu dilakukan analisis:

1. Aset / kekuatan/ modal/ potensi sekolah/ muird/ komunitas yang teridentifikasi dapat berdampak positif pada murid.

2.Tantangan , keresahan yang perlu dilampaui.

3.Aksi yaitu kontribusi individu pendidik yang dapat di mafaatkan untuk mewujudkannya.

4.Pembelajaran bermakna atau adab kebiasaanyang diharapkan tumbuh dan melekat, dibawa muird hingga dewasa.

Hasil dari analisa ATAP tersebut diperoleh Prakarsa perubahan. Selanjutnya Prakarsa perubahan ini diwujudkan dengan langkah-langkah Inquiry Apresatif BAGJA.

1. Buat pertanyaan utama

  • Pada tahap ini di adakan dialog dengan Kepala Sekolah, guru dan murid. Pada tahap ini suara/ voice murid di promosikan untuk menjadi salah satu penentu program.

2. Ambil pelajaran

  • Pada tahap ini suara (voice) muird di promosikan melalui curah pendapat dengan lebih banyak muird tentang kegiatan apa saja yang menarik dan sesuai tujuan program.

3. Gali mimpi

  • Menanyakan pendapat murid tentang harapan mereka ketika program terlaksana.

4.Jabarkan rencana

  • Berdialog dengan murid untuk mendengarkan pendapat mereka terkait aktivitas apa saja yang dapat dilakukan pada program, dalam hal ini pilihan (choice) murid dipromosikan.

5.Atur eksekusi

  • Mengajak diskusi murid terkait teknis, jadwal dan keterlibatan murid dalam program ini. Pada tahap ini kepemilikan (ownership) murid dipromosikan.

Implementasi di sekolah (pelaksanaan)

  • Pada tahap pelaksanaan, murid dilibatkan sebagai bagian dari pelaksana program dengan bimbingan dan pendampingan dari guru atau pendidik. Kita beri kepercayaan kepada murid untuk duduk dikursi kemudi, karena mereka sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Perlahan kita mengurangi kontrol kita terhadap mereka.

Implementasi di sekolah (Evaluasi)

  • Pada tahap ini murid diajak berdiskusi untuk melakukan evaluasi dan refleksi terkait program yang dilaksanakan. Mereka diminta menyampaikan hal yang sudah baik dan hal yang masih perlu ditingkatkan utnuk selanjutnya dibahas bersama rencana tindak lanjut untuk perbaikan program  selanjutnya.

Demikian Koneksi Antar Materi Modul 3.3 semoga apa yang kita Programkan mampu memberikan dampak positif pada murid.

Salam Bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun