Menurut Robbins (dalam Rina Kristianti & Dr. Sarsono, 2020: 355-356) turnover merupakan suatu penarikan diri secara sukarela (voluntary) atau tidak sukarela (involuntary) dari suatu organisasi. Voluntary turnover disebabkan oleh dua faktor yaitu seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini serta tersedianya alternatif pekerjaan lainnya. Voluntary turnover itu sendiri dibedakan menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu dapat dihindari dan tidak dapat dihindari.
Fishbein dan Ajzen (dalam Rina Kristianti & Dr. Sarsono, 2020: 355-356) Â mengajukan teori tentang pembentukan tingkah laku untuk menjelaskan tentang intention turnover. Teori ini berdasarkan pada hubungan timbal balik antara keyakinan (belief), sikap (attitude), dan intens (intention) individu. Sikap (attitude) adalah bagaimana seseorang berpendapat, berpandangan atau evaluasi terhadap objek. Kepercayaan (belief) merupakan informasi yang dimiliki seseorang mengenai objek. Keyakinan dikategorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan pengetahuan, pendapat, dan pandangan individu terhadap objek. Intensi merupakan intensi individu untuk menunjukkan suatu perilaku. Turnover intention itu sendiri merupakan perilaku pegawai yang terkait dengan niat untuk secara sukarela meninggalkan organisasi, yang juga dapat mempengaruhi status dan kebijakan organisasi dan mempengaruhi produktivitas pegawai. Intensi terdiri atas empat elemen, yaitu tingkah laku, target yang akan dikenakan perilaku, situasi dimana perilaku akan ditunjukkan dan waktu tindakan tersebut ditunjukkan.
4. Jenis-Jenis Turnover Intention
Jenis turnover menurut Mathis dan Jackson (2011, p.125) adalah:
- Turnover secara tidak sukarela
Turnover secara tidak sukarela yaitu pemecatan karena kinerja yang buruk dan pelanggaran peraturan kerja. Turnover secara tidak sukarela dipicu oleh kebijakan organisasional, peraturan kerja dan standar kinerja yang tidak dipenuhi oleh karyawan. - Turnover secara sukarela
Turnover secara sukarela yaitu karyawan meninggalkan perusahaan karena keinginannya sendiri. Turnover secara sukarela dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk peluang karier, gaji, pengawasan, geografi dan alasan pribadi/keluarga.
Dalam penelitian ini turnover yang dimaksud adalah turnover sukarela karena yang diteliti adalah turnover yang berkaitan dengan keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan bukan karena pemecatan dari pihak perusahaan.
5. Indikator Turnover Intention
Menurut Tika Nur Haimah et, al (dalam Nabila 2023:24) indikator turnover intention tardiri dari:
- Memikirkan untuk Keluar
Melihat adanya perusahaan lain yang memberikan keuntungan yang lebih dari tempat dia bekerja saati ini, dapat menjadi alasan untuk memicu timbulnya keinginan karyawan untuk keluar. Akan tetapi hal ini akan terbatas disaat karyawan hanya kan menerima jika sesuai dengan keahliannya saat ini. - Pencarian Alternatif Pekerjaan
Karyawan yang merasa kurang mampu dalam kemajuan bekerjanya akan mencoba untuk berlaih pada bidang yang berbeda. Tanpa mempelajari hal baru terlebih dahulu, karyawan tersebut akan mencari pekerjaan di bidang memang sesuai dengan keahliannya. - Niat untuk Keluar
Dengan memiliki keahlian yang cukup, akan memudahkan karyawan untuk timbul keinginan mencari pekerjaan baru yang memang lebih baik dari pekerjaan yang ditekuninya saat ini.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Turnover Intention