Mohon tunggu...
Siti Nur Banin
Siti Nur Banin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rajin beli buku, donlotin buku, minjam buku tidak dikembalikan, minta ditraktir buku... Tapi malas Membaca :(

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kampus Fiksi, Gitu Loh

8 Februari 2016   16:23 Diperbarui: 8 Februari 2016   17:01 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Well, barangkali saya yang terakhir ngepost curhatan ini. Tapi sumpah, sejak dalam perjalanan pulang, tangan udah gatel pengen ngetik-ngetik, apa daya ambeyen kumat L

 

Pertama-tama, marilah saya kenalkan diri saya. Nama saya, “Siti Nur Banin”. Mungkin se-indonesia hanya saya yang memiliki nama itu, sayang sekali waktu saya search di gugel, ternyata ada satu gadis Malaysia yang namanya sama persis!

Dan dia kelahiran 1993 sementara saya 1991, dan, saya tidak menggugatnya atas dasar kasus penjiplakan!

 

Kemudian daripada itu, nama panggilan saya adalah Banin, yang artinya, anak laki-laki. Jika penasaran mengapa nama saya begitu, cobalah tanya kepada bapak saya. FYI, bapak saya sudah meninggal, maka, jika ingin bertanya pada beliau, silakan menyusulnya terlebih dahulu (yang nganggep ini serius, berarti kurang piknik :D)

 

Pada tanggal 29 Januari 2016, seorang wanita mungil bernama panggilan Banin mengikuti sebuah kuliah singkat di Kampus Fiksi. Wanita tersebut ngotot mengikuti acara tersebut, meski lagi hamil muda, adalah karena dia percaya, di sana (di gedung kampus fiksi, di acara Kampus Fiksi 15) dia bisa makan dan nyamil gratis. Bagi dia yang jeblosan anak kos, reward makan dan nyamil dan tidur gratis merupakan hadiah yang maha dahsyat dan warbiyasah… Maka, persoalan hamil muda, bukanlah perkara pelik yang bisa menggugurkan hasratnya. Bukankah toh adek bayi juga butuh makan dan nyamil? Dia pasti juga bahagia tak terkira mendapati emaknya dapat sarapan gratis!

Alasan lain yang membuat Banin hadir dalam acara Kampus Fiksi adalah, karena dia berharap suatu hari dia bisa menjadi penulis yang namanya bisa bertebaran di seantero Indonesia. Mengapa?

Karena dia terlalu capek menjelaskan bahwa namanya bukan ‘Hani’, ‘Hanin’, ‘Anin’, ‘Benin’, ‘Bani’, dan lain sebagainya. Nama Banin terlalu asing di telinga orang Indonesia, sehingga, butuh sebuah perantara agar nama tersebut dapat dikenal tanpa terpleset dengan nama-nama lazim yang lain. Harapannya, jika Banin jadi penulis (Sukur-sukur terkenal), sekali berkenalan dengan orang,

‘kenalin, saya Banin. Siti Nur Banin.’

‘Owalah… ini Mbak Banin yang nulis Kambing Congek itu ya?’

Dan ya, Banin tak perlu lagi repot-repot mengeja namanya B-A-N-I-N, saat berkenalan.

 

Okay, kemudian, setelah Banin mengikuti Kampus Fiksi, apakah benar dia dapat makan gratis dan jadi penulis terkenal?

Sebagaimana dalam sambutan Om Edi selaku Bapak Rektor, beliau bilang, mengikuti acara KF tak menjamin muda-mudi menjadi Tere Liye, yang bisa dijadikan jaminan pasti adalah, alumnus akan mendapat keluarga baru.

Dan yes! Saya, Banin, belum terkenal tapi saya mendapat dedek-dedek dan akak-akak baru. Terima kasih sekali untuk kalian para peserta:

Puput Mentari
Yang sampai saat ini mukenanya belum saya paketkan dan charger HP-nya saya rusakkan. Semoga dikau lekas mendapat ganti yang lebih baik. Bukankah kehilangan adalah proses penggantian dengan yang lebih baik??? #baper

Mel Ara
Saya syok berat begitu mengetahui kalau Meilanny adalah Mel Ara. Secara kami berteman di FB sejak Januari 2014, dan dengan cara yang tidak sengaja, kami bertemu lagi di Januari 2 tahun ke depan. (ceritanya si akak ini menggilai ghost2 writer gitu,,, jadi dia menyembunyikan wajah dan namanya di FB)

Ika Vihara BS
Pertama  kumelihatnya berdebar-debar di dada…

Hem… sumpah saya kira emak satu ini masih 18 tahun kaya si Emma… eh.. ternyata sama-sama emaknya kaya saya (usianya lho ya, kalau wajah sih, dia lebih imutan dikit---banyakan emma :D)

Heppy Muslimah
Menjadi muslim memang harus bahagia. Tapi Heppy ini menghiperbolakan kebahagiaannya. Harusnya tak perlu heboh begitu, tapi, apa daya itu tak melanggar hukum. Lagipula, namanya cantik (Tapi, orangnya seperti preman! Cocok dijadikan tukang palak tukang bully dan tukang bubur naik bang Haji Rhomeo)

Ervina bla bla bla
Saya lupa nama panjang kakak ini. Yang jelas saya ingat sekali, style kakak ini adalah gaya-gaya wanita karier kekinian. Praktis, seksi, rapi, dan dewasah…

Kakak Eka Restu
Taraa… dia juga seorang bumil… tapi kelihatannya dia lebih bahagia ketimbang saya. Usut punya usut, ternyata suaminya diboyong juga pas acara KF. Pantesan bahagia…  berasa hanimun kan…

Emma si A Ling
Begitu melihat mata sipit Emma yang kebetulan saat itu dia pakai baju merah, saya langsung mengajak anak-anak penghuni kamar untuk memanggilnya A Ling! Dia adalah gadis mungil tak berdosa. Suatu hari saat saya menjadi imam solat dan Emma berada di arah tenggara, saya berkata,

‘Emma, kalau kamu duduk situ hadap sini, aku gak bisa konsen solat. Kamu hadap tembok aja ya sampe solatnya selesai!’

Dan oh… Emma menghadap tembok dan tidak bergerak (barangkali juga tidak bernapas), sampai kami salam dan saya menyuruhnya untuk berbalik. Sejak saat itu, kami memutuskan melindungi Emma karena dia adalah manusia yang langka!

Dewi yang ternyata adalah Devi
Namanya Devi, tapi Mba Ve yang saat itu mungkin sedang gusar hatinya, typo dalam menulis Devi menjadi Dewi. Barangkali, Dewi adalah nama gadis yang menikah dengan gebetan Mba Ve. Well, Devi ini gak bisa bilang ‘F’ karena dia Sunda. Dia juga gak bisa marah. Tipikal isteri idaman suami orang :D

Mitri Komalasari
Begitu berkenalan, saya langsung nanya apakah bapaknya orang Rusia. Eh bukan. Praduga saya sih, dulu pak petugas pembuat akta typo juga kaya mba Ve. Jadi menurut saya nama asli mba Mitri adalah Fitri.

Nabilah bukan JKT 48
Tanpa kakak ini, mik yang disediakan panitia untuk sesi tanya jawab bakal jamuran dan kesepian. Untung ada beliau yang selalu setia memegang mik dengan syahdunya…

Nani Susiani
Well, tante satu ini saya kira pendiam. Ternyata saya salah 2500%

Putri yang Uti
Uti lebih tepat ikut acara kajian mama dedeh ketimbang acara rumpi bareng J

Putri yang Putri
Putri ini, adalah putri yang menjiwai peran perempuan. Dia, cerewet dan bicaranya renyah sekali seperti jamur krispi :D

Riska
Riska itu seperti tiang bendera. Jenis-jenis perempuan dengan tinggi yang membuat mahluk kuntet seperti saya, gigit jari kaki.

Dedek Sayyid Herlan
Saya kaget begitu kami kepergok mesuk berdua (Ini fiksi!)

Well, awalnya saya enggan duduk bersebelah dia. Sumpah dia flat banget. Saking flatnya, saya gatel pengen goda dan ngajak ngobrol teruuuus dan terus. Sepertinya dia anggota LDK (lembaga dakwah kampus) di kampus. Untung dia tak bersebelahan dengan tante Nani, bisa-bisa keanggotaan LDKnya terancam copot!

Nining
Denger-denger Nining telah menceraikan Mas Sukin… J

Suki – Ndar
Gayanya memang nyastrawan ala-ala angkatan 45. Saya khawatir jika nanti massukin bakal menikah dengan senja, atau rerintikan, atau mega atau rembulan malam…

Zahroh
Kalau Uti cocoknya ikut acara mamah Dedeh, Zahroh cocoknya jadi mamah Dedeh J

Curhat ya Mah….

Saya sendiri
Biasa saja. Membosankan. Tapi sayang kalau dibuang.

 

Sekali lagi, makasi buat kalian dan maaf ya kalau saya punya ribuan dosa dan nestapa….

 

Hem… review untuk acara kepenulisannya, saya kira pujian dari saya hanya akan menambah tumpukan pujian-pujian lain yang ditujukan kepada acara maha dahsyat warbiyasah “Kampus Fiksi”. Acara ini tak butuh puja puji dari seorang hamba Allah yang bergelimang dosa seperti saya.

Satu kata untuk acara ini, rector acara ini, dan segenap panitia pelaksana acara ini,,,

Semuanya,,, Warbyasah!!!

 

Terakhir kalinya, sebagaimana saya mengalami ambeyen pasca mengikuti acara ini, ada pesan moral penting yang harus dicamkan oleh para calon peserta, panitia, dan seluruh pemirsa, bahwa,,,

Makan sayur ternyata lebih penting dari pada nggosip bersama tukang sayur…!

 

Akhirul kalam…

Wassalamualaikum Wr. Wb…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun