Pada aksi Nyata Modul 1.1 ini saya terapkan dalam pembelajaran dengan mengambil tema "Pembelajaran Berdiferensiasi" dalam mempelajari materi 5 Asmaul Husna dengan menggunakan Puzzle Asmaul Husna.
Dengan tujuan untuk mengembangkan krativitas siswa dalam membuat media pembelajaran sendiri. Sehingga siswa akan aktif mengikuti pembelajaran, karena dia terlibat langsung.Â
Disamping itu juga untuk meningkatkan minat belajar siswa karena media yang digunakan sangat menarik.Â
Latar Belakang
Belajar dengan menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, adalah salah dua dari metode yang sering dianggap sebagai metode andalan atau favorit para guru.Â
Metode ini dianggap sebagai metode yang menampilkan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center). Sementara menurut Konsep Pendidikan yang dianggit oleh Ki Hajar Dewantara, Pendidikan itu harus menghamba pada murid, artinya guru harus mulai meninggalkan cara lama, bahwa guru satu-satunya sumber belajar, dimana guru harus menjelaskan materi secara panjang lebar dan muridnya pasif.
Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang menyenangkan adalah guru mengkolaborasikan antara pembelajaran dengan sebuah permainan, di sini saya menerapkan pembelajaran menggunakan media Puzzle Asmaul Husna.Â
Puzzle atau dikenal dengan Jigsaw merupakan permainan yang bisa meningkatkan fungsi kognitif dan memberi motivasi secara intrinsik.(The Center For Biotechnology Information: NCBI).
Sesuai yang telah dipaparkan pada modul 1.1 mengenai filosofis pemikiran Ki hajar Dewantara bahwa pendidikan berfungsi menumbuhkan kekuatan kodrat anak untuk menciptakan kebahagian yang setinggi-tingginya.Â
Pada saat pembelajaran, penulis menggunakan pendekatan student center. Artinya pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk diberikan pelayanan yang optimal dan menjadi prioritas dalam pendidikan.
Pendidikan senantiasa dilakukan dengan menyenangkan tanpa adanya paksaan atau tekanan. Oleh karena itu penulis menggunakan teknik bermain Puzzle/Jigsaw Asmaul Husna sebagai aksi nyata dalam mengembangkan pembelajaran sebagai penerapan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara.Â
Diharapkan setelah menggunakan cara ini minat siswa pada pelajaran PAI khususnya materi 5 Asmaul Husna bisa meningkat.
Deskripsi Aksi Nyata
Sebelum aksi nyata ini dilaksanakan, penulis membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut bisa terlihat dalam gambar berikut.Â
Di minggu pertama guru terlebih dahulu menyiapkan kerangka belajar yang dijiwai oleh nilai-nilai profil pelajar pancasila.
Pada minggu kedua mempersiapkan peserta didik untuk melakukan pembuatan Puzzle/Jigsaw Asmaul Husna dari kertas yang sudah dipotong dengan ukuran yang sama secara berkelompok.Â
Kelompok terdiri dari dua orang, satu orang menuliskan Asmaul Husna, seorang lagi menuliskan arti dari Asmaul Husna tersebut. Pembelajaran yang didalamnya menanamkan nilai kolaborasi, kreativitas dan rasa tanggung jawab.
Minggu ke 3, setelah pembuatan Puzzle selesai, guru membimbing siswa dalam penerapannya. Siswa bersimulasi secara berpasangan menerapkan penggunaan Puzzle Asmaul Husna tersebut.Â
Sebelum digunakan terlebih dahulu Puzzle tersebut diacak, lalu ditata dan dicari pasangannya. Misalnya Arrahman artinya Maha Pengasih, maka siswa berpaangan tersebut menata Puzzle yang bertuliskan Arrahman dan artinya dengan posisi disandingkan.
Minggu keempat. Pelaksanaan pembelajaran. Langkahnya sama dengan waktu simulasi. Seperti biasa, guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, sapa, menyampaikan tujuan pembelajaran, appersepsi.
Setelah memberikan sedikit penjelasan tentang materi, lanjut praktik penerapan penggunaan Puzzle Asmaul Husna. Permainan bisa dilakukan dengan beradu kecepatan dengan kelompok lain. Kelompok yang paling cepat menyelesaikan dan jawabannya benar, sebagai pemenangnya.Â
Guru memberikan apresiasi kepada semua siswa. Bagi siswa yang cepat selesai maupun yang terlambat menyelesaikan tugasnya, diberikan penghargaan. Dan bagi siswa yang masih melakukan kesalahan, belum bisa menyusun puzzle, gurupun memberi dorongan dan bimbingan agar siswa tersebut terus berlatih di rumah.
Di akhir pembelajaran guru sebagai fasilitator memberikan penguatan kepada siswa dan siswa melakukan kegiatan refleksi secara lisan yang berupa kesimpulan materi yang telah dipelajarinya dan mengutarakan kesan selama mengikuti pembelajaran.
Keberhasilan, Kegagalan dan Rencana Perbaikan
Kegiatan aksi nyata ini difokuskan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Diharapkan siswa mampu bersikap tanggung jawab, kritis, kreatif dan kolaboratif dalam proses diskusi kelompok. peserta didik terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.Â
Adapun kegagalannya adalah masih adanya beberapa anak yang masih kesulitan dalam menyusun Puzzle Asmaul Husna.
Rencana perbaikan kedepannya adalah melaksanakan kegiatan secara berkelanjutan dan guru terus berkreasi dengan permainan yang lebih menarik lagi yang disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan. Dan bagi anak yang belum menguasai, guru akan memberikan pengayaan di luar jam pembelajaran. Â
Semoga bermanfaat
Salam dan Bahagia.
Blitar, 23 Juli 2023
Siti Nazarotin, CGP Angkatan 8 Kab. Blitar
Lampiran:
cuplikan vidio singkat pembelajaran menggunakan Puzzle Asmaul Husna dan testimoni dari teman sejawat:
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H