Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ini Alasan Mengapa Sayur Lodeh Masih Digemari

27 Maret 2021   15:33 Diperbarui: 30 Maret 2021   22:59 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayur Lodeh Terong Pondoh | Foto: Siti Nazarotin


"Menurut wikipedia Sayur lodeh (bahasa Jawa: Jangan lodheh) adalah masakan sayur yang berkuah santan khas Indonesia, terutama di daerah Jawa tengah. Sayur lodeh mempunyai berbagai macam variasi terutama pada bumbunya, ada yang santannya berwarna putih dan ada juga yang santannya berwarna kuning kemerahan".

Resep sayur lodeh, pada masing-masing daerah bahkan masing-masing orang memiliki ciri khas tersendiri terutama dalam bumbunya. Misalnya ada yang menambahkan miri, kunyit, tempe semangit, daun salam, petai, cabe merah dan daun jeruk purut.

Kadang pemberian bumbu pelengkap ini berdasarkan sayur apa yang akan dimasak. Misalnya untuk lodeh nangka muda, saya menambahkan daun salam namun untuk lodeh terong, tidak.

Aneka sayur yang biasa digunakan untuk resep sayur lodeh di tempat saya antara lain, pepaya nyadam, kluwih, terong, buncis, kol, labu, kacang panjang, koro, rebung, jantung pisang, nangka muda, lompong dan lain-lain.

Selanjutnya pada kesempatan kali ini, saya akan bagikan resep Sayur Lodeh Terong Pondoh ala saya, sila disimak ya.

Resep Sayur Lodeh Terong Pondoh

Bahan untuk membuat sayur lodeh terong (Dokpri)
Bahan untuk membuat sayur lodeh terong (Dokpri)

Bahan yang dibutuhkan:

1 kilo Terong Pondoh (opsional),  1/2 liter santan kental, 1 liter santan encer.

Bumbu yang dihaluskan:

15 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, 20 buah cabe rawit (sesuai selera), sejumput udang kering.

Bumbu pelengkap:

1 ruas lengkuas digeprek, 1,5 sdm garam, 1 sdm gula pasir (bisa gula merah), 1 sdt kaldu bubuk.

Cara membuat:

1. Kupas terong, potong sesuai selera, cuci sampai bersih, rendam dalam air sebelum dimasak, hal ini dimaksudkan agar terong tetap segar. 

2. Tumis bumbu utuhan, haluskan dengan cobek.

3. Siapkan panci, masukkan santan encer dan terong, nyalakan kompor, tunggu sampai hampir mendidih, lalu masukkan bumbu yang sudah diuleg tadi

4. Masukkan lengkuas geprek, gula, garam, kaldu bubuk, tunggu sampai terong agak layu.

5. Masukkan santan kental, aduk lagi, biarkan sampai mendidih namun jangan sampai santannya pecah.

6. Jangan lupa tes rasa.

7. Sayur Lodeh Terong Pondoh siap dinikmati.

Menggoreng bumbu | Foto: Siti Nazarotin
Menggoreng bumbu | Foto: Siti Nazarotin
Menghaluskan bumbu dengan cobek | Foto: Siti Nazarotin
Menghaluskan bumbu dengan cobek | Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Terong direbus dengan santan encer dan bumbu halus | dok.pri
Terong direbus dengan santan encer dan bumbu halus | dok.pri
Sayur lodeh terong pondoh sudah matang | Siti Nazarotin
Sayur lodeh terong pondoh sudah matang | Siti Nazarotin
Amboi, lezatnya! Kesukaan suami banget ini. Kalau sayurnya cocok, sesuai dengan seleranya, kelihatan nikmat banget makannya. Bahkan tanpa laukpun sudah anteng. Wkwkwk.

Ini alasan mengapa Sayur Lodeh masih banyak digemari.

Sebagai orang ndeso, saya dan suami memang sudah terbiasa sejak kecil menyantap menu-menu jadul yang disajikan oleh orang tua kami.

Berbagai sayur diolah dengan resep-resep jadul terutama sayur lodeh. Sehingga sampai dewasapun lidah kami tak bisa ke lain hati. Tetap setia dengan menu sayur lodeh ini.

Sebagai selingan saja, kadang sayur yang berwarna hijau seperti bayam, sawi, oyong, kangkung, daun singkong,--- diolah dengan menu bobor --- masih menggunakan santan.

Bila ingin masak sup atau bening (begitu saya biasa menyebutnya), suami sebenarnya mau makan, tapi tak sesuka sayur lodeh. Bobor juga suka, namun kalau sayur bobor kan harus bikin sambel. Itu yang terkadang saya males, karena terburu-buru berangkat kerja.

Hampir semua olahan tumis atau oseng-oseng, suami taksuka. Kecuali kalau yang ditumis itu, daging. Pintar juga ya, ternyata pilih-pilih. He he he.

Saat saya tanya mengapa lebih suka sayur lodeh, begini jawabannya (sayapun tak membantah alasannya), dan saya yakin alasan ini juga berlaku untuk para penggemar sayur lodeh. 

1. Sayur lodeh rasanya lebih gurih.

Siapa yang menyangkal kalau sayur lodeh itu memang gurih. Di manapun rasa santan itu memang gurih, kan.

2. Lebih mengenyangkan

Masakan bersantan memang lebih mengenyangkan dibanding masakan bening atau tumis. 

3. Sudah terbiasa sejak kecil menyantap sayur lodeh.

Seperti yang saya katakan di atas bahwa kami sejak kecil sudah terbiasa makan dengan sayur lodeh. Jadi sampai sekarang masih belum bisa move on.

4. Harga bahan sayur lodeh relatif lebih murah.

Jika dibandingkan dengan bahan makanan bersantan selain lodeh, seperti telur, daging ayam, daging kambing, daging sapi dan ikan laut --- maka bahan sayur lodeh yang terdiri dari bermacam-macam sayuran ini akan jauh lebih murah. 

Hal ini juga yang menyebabkan sayur lodeh masih digemari oleh masyarakat terutama ekonomi menengah ke bawah.
Bahkan hampir semua masyarakat yang tinggal di pedesaan mengonsumsinya.

Ternyata alasan kami untuk tetap setia dengan sayur lodeh ini, diperkuat oleh beberapa sumber yang memaparkan tentang berbagai manfaat dari sayur lodeh.

Baiklah, saya ungkapkan beberapa saja ya.

Beberapa manfaat sayur lodeh

Seperti dilansir dari Edem.farm.id,  15/12/2020, mengungkapkan bahwa sayur lodeh digadang-gadang sebagai makanan pencegah korona. Hal ini sempat viral di Jawa Tengah karena disebutkan bahwa Sri Sultan HB X menghimbau masyarakat untuk mengkonsumsi sayur lodeh tujuh rupa.

Apa saja sayuran yang ada dalam resep sayur lodeh tujuh rupa itu? Kluwih, terong, labu, daun melinjo, kulit melinjo, kacang panjang dan tempe.

Sayur lodeh jantung pisang | Foto: Siti Nazarotin
Sayur lodeh jantung pisang | Foto: Siti Nazarotin
Ternyata berita tersebut hoaks, sayur lodeh tujuh rupa tidak serta merta bisa mencegah korona. Banyak hal yang saling berkaitan yang harus dilakukan untuk mencegah korona. Mulai dari konsumsi makanan yang bergizi, jaga kekebalan tubuh dan tentunya selalu jaga protokol kesehatan.

Namun berita hoaks tersebut juga membawa dampak positif, masyarakat menjadi rajin mengkonsumsi sayur dan buah.Tentunya hal ini akan meningkatkan kesehatan tubuhnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ahli Gizi Universitas Gajah Mada (UGM), Aviria Ermamilia, M.Gizi, RD, melalui ugm.ac.id menyampaikan tentang sayur lodeh tujuh rupa yang bisa menyembuhkan korona itu memang hoaks.

Tapi aneka sayur yang ada dalam sayur lodeh tujuh rupa tersebut banyak mengandung nilai gizi yang dibutuhkan tubuh, terutama mengandung serat, vitamin dan mineral.

Penggunaan santan dalam sayur lodeh ini juga bermanfaat, karena santan mengandung lemak yang baik bagi tubuh. Asalkan jangan terlalu lama memasaknya, apalagi sampai berkali-kali dipanaskan. Hal ini justru akan membuat santan berubah menjadi lemak jenuh yang akan membahayakan kesehatan.

Sayur lodeh pepaya | Foto: Siti Nazarotin
Sayur lodeh pepaya | Foto: Siti Nazarotin
Lalu Wellagree.com mengungkapkan bahwa sayur lodeh memiliki beberapa manfaat antara lain, meningkatkan nafsu makan, menambah stamina, meningkatkan kecerdasan, melancarkan buang air, mengatasi sembelit, mencegah kolesterol tinggi, menyehatkan jantung, makanan diet, meningkatkan fungsi dan mencegah kanker.

Nah, ternyata banyak juga manfaat dari sayur lodeh ini ya. Makanya bagi Anda yang tidak menyukai sayur lodeh, mulailah menyukainya dari sekarang.

Demikian tadi artikel saya tentang sayur lodeh dan manfaatnya, semoga bermanfaat.

Salam kuliner

Siti Nazarotin
Blitar, 27 Maret 2021,

Sumber 1, 2, 3, 4

Baca juga: Lodeh Nangka Muda, Lodeh Jantung Pisang,  Lodeh Pepaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun