2) Perhatikan atau catat observasiÂ
3) Memeriksa data dan mengkomunikasikan temuannya dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, tabel, bagan, dan format lainnya.Â
4) Membagikan atau memperlihatkan temuan karya kepada pembaca, teman sekelas, instruktur, atau khalayak lainnya.
  Sebagai bagian dari pendekatan Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL), siswa terlebih dahulu mengidentifikasi masalah spesifik yang ingin mereka atasi. Oleh karena itu, perlu memotivasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. Jika permasalahan telah dipahami dengan batasan yang jelas, maka siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban sementara sesuai rumusan masalah yang diajukan. Siswa akan dibimbing untuk melakukan observasi guna mengumpulkan data sesuai hipotesis. Siswa kemudian dibimbing untuk menguji hipotesis sebagai landasan untuk mengembangkan kesimpulan setelah bukti-bukti dikumpulkan. Seperti disebutkan sebelumnya, prinsip utama pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) adalah gagasan penemuan. Hal ini dimaksudkan bahwa dengan menempatkan anak melalui proses berpikir metodis tersebut di atas, mereka akan mengembangkan pola pikir ilmiah, masuk akal, dan logis yang semuanya merupakan prasyarat untuk mengembangkan kreativitas.
c.Questioning (bertanya)Â
Seseorang tidak akan memperoleh ilmu tanpa bertanya terlebih dahulu. Menurut Contextual Teaching and Learning (CTL), bertanya merupakan pendekatan pembelajaran yang utama. Di kelas, mengajukan pertanyaan dipandang sebagai cara guru untuk mendukung, mengarahkan, dan mengevaluasi keterampilan berpikir kritis siswanya. Untuk menerapkan metode inkuiri bagi siswa yaitu, untuk mengungkap informasi, memvalidasi apa yang telah diketahui, dan menarik perhatian pada aspek-aspek yang belum ditemukan mengajukan pertanyaan merupakan langkah pertama yang penting.
Dalam program pendidikan yang produktif, proyek kelompok bermanfaat:
1) Mengumpulkan data
 2) Verifikasi pemahaman siswa
3) Menghasilkan jawaban siswaÂ
4) Menyadari betapa penasarannya siswaÂ