Pagi ini Bi Lebah sedang asik bermain di taman. Ia terbang kesana-kemari mencari bunga-bunga bermekaran. Bi suka sekali menghisap nektar dari bunga-bunga itu.Â
Sambil menghisap nektar, dia juga membantu penyerbukan pada bunga. Bi membawa serbuk sari yang menempel di kakinya ke bunga lain. Serbuk sari itu lalu dijatuhkannya di atas kepala putik di bunga yang dihinggapinya.
Hal serupa dilakukan pula oleh Kupi Kupu-kupu. Â Kupi pun selalu membantu penyerbukan para bunga. Bunga-bunga merasa sangat terbantu dengan kedatangan Bi dan Kupi.Â
Kerja sama antara bunga dengan  Bi dan Kupi memang menghasilkan keuntungan bagi masing-masing pihak.
Kupi memiliki sebuah mahkota indah pemberian ibunya. Dia selalu menggunakan mahkota itu setiap hari. Tapi mahkota itu sering lepas saat Mio Kucing mengerjar Kupi. Mio memang suka jahil, meskipun tidak berniat memangsa Kupi, dia senang sekali mengejar Kupi.
Saat terlihat Mio berjalan menuju ke taman, Kupi menitipkan mahkotanya kepada Bi.
"Bi, Mio sedang berjalan kesini, dia pasti akan mengejar-ngejarku lagi, tolong simpan dulu mahkotaku ini, aku takut jatuh lagi seperti kemarin," kata Kupi kepada Bi.
"Iya Kupi, sini aku simpan," kata Bi menenangkan sahabatnya.
Benar saja, saat Mio sampai di taman, dia langsung mengejar-ngejar Kupi sampai jauh.
Bi tahu bahwa Mio hanya bercanda dengan Kupi, maka ia membiarkan saja saat Kupi dikejar oleh Mio.
Bi pun pulang ke rumah. Â Saat perjalanan pulang ke rumah Bi bertemu Semi Semut.
"Apa yang kau bawa itu Bi?" Tanya Semi.
"Ini mahkota milik Kupi, tadi dia menitipkannya kepadaku," jawab Bi sambil memegang mahkota itu.
"Bolehkan aku pinjam, sepertinya aku akan terlihat anggun jika memakainya," kata Semi.
"Maaf Semi, tapi ini bukan milikku, Kupi menitipkannya padaku dan aku harus menjaganya denga baik," jawab Bi menjelaskan.
"Ah, kau pelit sekali Bi, aku kan hanya meminjam sebentar," jawab Semi kesal.
Semi pun meninggalkan Bi. Bi kembali melanjutkan perjalanannya. Dia pun bertemu Beli Belalang.
"Hai Bi, apa yang kau bawa itu?" Tanya Beli penasaran.
"Oh, ini mahkota milik Kupi, dia menitipkannya padaku," kata Bi sambil tersenyum.
"Mahkota itu bagus sekali, bolehkan aku meminjamnya?" Tanya Beli.
"Maaf Beli aku tak bisa meminjamkannya, karena ini barang titipan Kupi," tolak Bi halus.
"Ya sudah Bi, tidak apa-apa, kamu memang orang yang amanah, kamu bisa menjaga titipan dari orang lain dengan baik," puji Beli kepada Bi.
"Terima kasih Beli," jawab Bi sambil tersipu.
Hampir setiap hewan yang bertemu dengan Bi ingin meminjam mahkota itu. Tetapi Bi selalu menolaknya dengan halus, karena dia ingin menjaga kepercayaan Kupi.
Seminggu kemudian, Kupi kembali bermain di taman bersama Bi. Kupi pun menanyakan mahkotanya.
"Bi, apakah mahkotaku masih kau simpan?" Tanya Kupi.
"Tentu saja Kupi, apa kau mau memakainya?" Tanya Bi balik.
"Lalu dimana mahkota itu sekarang?" Tanya Kupi lagi.
"Ada di rumah, biar kuambilkan ya Kupi," jawab Bi sambil mengepak-kepakkan sayapnya hendak segera terbang kembali ke rumah.
"Tidak usah Bi, aku percaya kepadamu. Kamu memang teman yang amanah, yang bisa menjaga kepercayaan. Sebagai tanda terima kasih kuberikan  mahkota itu untukmu Bi," kata Kupi.
"Benarkah Kupi?" Tanya Bi dengan mata berbinar.
"Iya, aku masih punya satu lagi di rumah, nanti kita pakai sama-sama ya," ajak Kupi.
"Wah, terima kasih Kupi, aku senang sekali mendengarnya,"kata Bi riang.
"Iya sama-sama Bi," jawab Kupi sambil menggandeng tangan sahabatnya itu. Â
Jakarta, 30 Agustus 2022
Siti Fatimah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H