3) Merekrut manajemen baru yang memiliki integritas dan moral yang baik, serta memberikan siraman rohani kepada karyawan akan pentingnya integritas yang baik bagi kelangsungan usaha perusahaan.
4) Memperbaiki sistem pengendalian internal perusahaan.
Kesimpulan
Kasus manipulasi laporan keuangan PT KAI (Persero) tahun 2005 dapat dijelaskan melalui Teori Agency, Fraud Triangle Theory, Fraud Diamond Theory, Fraud Pentagon Theory, dan Fraud Hexagon Theory, yang mengungkap adanya tekanan, peluang, rasionalisasi, kemampuan, arogansi, dan kolusi sebagai faktor utama terjadinya fraud.
Kasus fraud pada laporan keuangan PT KAI (Persero) tahun 2005 mengungkapkan pelanggaran serius terhadap etika bisnis, standar akuntansi, dan prinsip transparansi perusahaan. Dalam kasus ini, laporan keuangan yang seharusnya menunjukkan kerugian sebesar Rp 63 miliar justru dilaporkan sebagai laba sebesar Rp 6,9 miliar. Manipulasi ini dilakukan melalui berbagai penyajian yang tidak sesuai, seperti pencatatan pajak pihak ketiga sebagai pendapatan dan pengelolaan kewajiban pajak sebagai piutang. Selain itu kasus ini memberikan dampak negatif, baik bagi publik (investor) yang dirugikan dengan informasi keuangan yang menyesatkan, maupun pemerintah yang kehilangan potensi penerimaan pajak.
Kasus ini menyoroti pentingnya sistem pengawasan yang ketat, integritas manajemen, dan penerapan kode etik profesi secara tegas. Pemerintah dan perusahaan harus memastikan bahwa standar akuntansi diterapkan dengan benar, pengawasan internal diperkuat, dan audit independen dilakukan secara transparan untuk mencegah kecurangan serupa. Selain itu, penegakan hukum terhadap pelaku fraud menjadi langkah penting untuk memberikan efek jera dan menjaga kepercayaan publik.
Artikel ini dibuat sebagai bentuk penugasan mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.
Dosen Pengampu: Mulyaning Wulan
Siti Khoirunisa (2202015031)
Attiqah Azhar Sabihah (2202015063)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI