Mohon tunggu...
Siti KhodijahDiyanti
Siti KhodijahDiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Malang

Mahasiswa PGSD dengan minat besar dalam pendidikan. Selain aktif mengeksplorasi dunia pendidikan, saya juga menyukai olahraga, terutama basket, sebagai cara untuk menjaga keseimbangan dan semangat hidup. Mari berbagi ide, pengalaman, dan inspirasi untuk menciptakan perubahan positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Inklusi Zero Bullying Untuk Mendukung Kesehatan Mental Siswa Disablitas di Sekolah Dasar

17 Desember 2024   19:52 Diperbarui: 17 Desember 2024   19:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan inklusi hadir sebagai solusi alternatif dalam menciptakan pemerataan akses pendidikan di Indonesia, khususnya bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sistem ini memungkinkan ABK untuk belajar bersama siswa lainnya di sekolah reguler, sehingga mereka dapat merasakan pengalaman belajar yang setara dan tidak terisolasi (Gusti, 2021). Sekolah reguler menyediakan ruang yang inklusif di mana siswa dengan berbagai latar belakang, kemampuan, dan karakteristik unik dapat berinteraksi serta belajar dalam lingkungan yang sama. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga belajar menghargai keberagaman. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua, tetapi juga membangun budaya toleransi dan empati di kalangan siswa. Dengan demikian, pendidikan inklusi menjadi langkah nyata dalam mendukung pemerataan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh anak bangsa.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing proses pembelajaran siswa untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam konteks pendidikan inklusif, guru menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang memberikan peluang bagi siswa dengan berbagai hambatan belajar, seperti tantangan emosional, mental, maupun intelektual, agar dapat berkembang secara maksimal (Wulan et al., 2024). Melalui strategi pembelajaran yang tepat, guru tidak hanya membantu siswa mengatasi kesulitan mereka tetapi juga mendorong mereka untuk mencapai potensi terbaiknya. Hal ini menjadikan peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan pendukung utama dalam mewujudkan pendidikan yang setara dan berkeadilan bagi seluruh siswa.

Berdasarkan penelitian Hanaa dkk, (2022), peran guru sangatlah penting dalam mewujudkan sekolah inklusi zero bullying, terutama untuk mendukung kesehatan mental siswa disabilitas di sekolah dasar. Guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, mediator, dan pelindung utama yang memastikan lingkungan belajar aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Dalam konteks sekolah inklusi, guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan budaya yang mendukung toleransi, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman, sehingga setiap siswa merasa diterima tanpa diskriminasi. Dengan menerapkan kebijakan anti-bullying yang tegas, mengintegrasikan pembelajaran kolaboratif, serta memberikan perhatian khusus pada kebutuhan individu siswa disabilitas, guru dapat berkontribusi dalam menciptakan suasana belajar yang inklusif dan harmonis. Selain itu, dukungan emosional yang diberikan guru kepada siswa disabilitas juga sangat berperan dalam membangun rasa percaya diri dan mengurangi dampak negatif bullying terhadap kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, peran guru dalam menciptakan sekolah inklusi yang bebas dari bullying tidak hanya mendukung kesejahteraan siswa disabilitas, tetapi juga mewujudkan pendidikan yang adil dan merata bagi semua anak.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana peran guru dalam mewujudkan sekolah inklusi bebas bullying guna mendukung kesehatan mental siswa disabilitas. Dengan fokus pada peran strategis guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, penelitian ini juga bertujuan memberikan rekomendasi terkait praktik pengajaran, pendekatan psikososial, dan kebijakan anti-bullying yang efektif. Oleh karena itu, peran guru yang dikaji dalam penelitian ini memiliki implikasi langsung terhadap pengembangan sistem pendidikan inklusi yang ramah, suportif, dan mendukung keberhasilan akademik serta kesejahteraan psikologis siswa disabilitas di sekolah dasar.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui kajian literatur. Literatur yang menjadi acuan dalam penelitian ini berupa jurnal-jurnal ilmiah yang relevan dengan topik berpikir kritis dan metode pembelajaran diskusi kelompok. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri artikel dari jurnal elektronik melalui Google Scholar, yang memberikan kontribusi penting dalam memperkuat hasil analisis.

Teknik analisis data dalam penelitian ini melibatkan tiga tahapan utama: organize, synthesize, dan identify. Pada tahap pertama, yaitu organize, penulis mengorganisasikan dan meninjau literatur agar sesuai dengan permasalahan penelitian. Proses ini mencakup pencarian ide, tujuan, dan kesimpulan dari berbagai literatur, yang dilakukan dengan membaca bagian abstrak, pendahuluan, metode, serta pembahasan, kemudian mengelompokkan literatur berdasarkan kategori tertentu. Tahap kedua adalah synthesize, di mana hasil organisasi literatur dirangkum dan disatukan menjadi satu kesatuan yang padu dengan menelusuri keterkaitan antar literatur. Tahap ketiga adalah identify, yang bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu kontroversial dalam literatur. Isu kontroversial ini merupakan topik penting yang dipilih untuk dianalisis lebih dalam guna menghasilkan tulisan yang relevan dan aktual.

Dalam kaitannya dengan artikel "Peran Guru dalam Mewujudkan Sekolah Inklusi Zero Bullying untuk Mendukung Kesehatan Mental Siswa Disabilitas di Sekolah Dasar," metode ini digunakan untuk mengeksplorasi berbagai pendekatan guru dalam mendukung pendidikan inklusi dan mencegah bullying. Dengan menganalisis literatur terkait, penelitian ini memberikan gambaran komprehensif tentang strategi yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan mendukung kesehatan mental siswa, terutama siswa disabilitas.

HASIL 

Hasil penelitian dalam kajian literatur ini berupa analisis dan rangkuman dari berbagai artikel yang telah diklasifikasikan sesuai dengan pembahasan mengenai peran guru dalam mewujudkan sekolah inklusi zero bullying untuk mendukung kesehatan mental siswa disabilitas di sekolah dasar. Data tersebut dirangkum dan disajikan dalam bentuk Tabel 1.

NO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun