Mohon tunggu...
Siti Humairo
Siti Humairo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ 2019

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problema Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

31 Oktober 2022   20:43 Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Siti Humairo (Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2019)

PENDAHULUAN

Pandemi Covid 19 merupakan sebuah peristiwa besar yang terjadi sejak awal tahun 2020 yang disebabkan oleh menyebarnya suatu virus yang bernama coronavirus disease 19 atau yang disebut dengan covid 19 diseluruh dunia ini. 

Pandemi tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa, bahkan masa-masa awal meningkatnya kasus positif covid 19 dilansir dari website kementerian kesehatan (p2p.kemkes.go.id:2020) pada 18 Januri 2021 jumlah kasus di Indonesia terus meningkat tercatat 907.929 kasus dan 25.987 meninggal. Jumlah kasus positif dan korban meninggal dunia terus mengalami peningkatan sejak awal 2020. 

Persebaran virus yang sangat cepat melalui udara menjadi faktor utama jumlah kasus dan korban terus meningkat. Pandemi covid 19 melumpuhkan segala sektor dalam kehidupan, ekonomi yang semakin merosot karena banyak pekerjaan-pekerjaan yang terganggu, PHK dimana-mana, pengangguran semakin banyak, kriminalitas meningkat dan lain sebagainya. Selain ekonomi sektor yang paling terpengaruh atau terganggu dengan terjadinya pandemi covid 19 ini yaitu sektor pendidikan. 

Sejak diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seluruh kegiatan yang semula dikerjakan seperti biasa secara konvensional atau tatap muka beralih menjadi serba online atau jarak jauh. Berbagai istilah mulai dari WFH (Work From Home), PJJ (Pembelajaran jarak jauh) dan lain sebagainya menjadi sangat familiar dan menjadi sebuah kebiasaan baru.

Pembelajaran jarak jauh diberlakukan kurang lebih selama dua tahun sejak awal menyebarnya covid pada Maret 2020 hingga baru kembali diberlakukan offline pada Juli 2022 secara bertahap. 

PJJ merubahsegala aktivitas belajar mengajar menjadi serba online dan dilakukan secara virtual melalui platform pembelajaran yang ada mulai dari aplikasi yang mendukung bertatap muka secara virtual melalui video converance, portal belajar online, hingga aplikasi chatting pun dimanfaatkan untuk mendukung proses belajar mengajar di tengah Pandemi. 

Kebijakan pembelajaran jarak jauh ini diambil guna memutus mata rantai persebaran covid 19 ini karena cluster pendidikan dianggap lebih potensial terjadi penularan sebab pertemuan yang intens dan dalam jumlah yang banyak. 

Berbagai problem pendidikan di masa Pandemi bermunculan mulai dari kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik yang menyebabkan semangat belajar siswa menurun, sulitnya beradaptasi dengan teknologi sebagai pendukung atau alat dalam pembelajaran online dan lain sebagainya.

BAGIAN TEMUAN

Pendidikan secara etimologis berasal dari bahasa paedagogie yang memiliki makna membimbing anak atau mengasuh anak. Pendidikan dalam bahasa latin adalah educare yang berarti memandu manusia untuk menjadi terkemuka atau terpelajar (Surachman: 2013). 

Menurut Badrun (2016: 7) pendidikan dapat dimaknai menjadi tiga makna yaitu tindakan atau proses mengajar, pengetahuan dan bidang kajian terkait metode belajar disekolah, yang menunjukkan bahwa pendidikan secara garis besar tidak hanya dimaknai sebagai proses mengajar tetapi juga bisa ditempatkan sebagai ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengajar dan mendidik manusia dari usia dini sampai akhir hidup manusia dan sesungguhnya pendidikan dapat dimaknai sebagai proses memanusiakan manusia. 

Mengajar dan mendidik yang dimaknai sebagai proses memanusiakan manusia menjadi peran penting yang harus diemban oleh seorang guru, tak terkecuali dimasa sulit seperti pandemi yang terjadi hampir dua tahun lebih di Indonesia, bahkan sampai saat ini pun belum benar-benar virus tersebut menghilang sepenuhnya. 

Tidak hanya guru yang berperan dalam menghadapi tantangan pendidikan dimasa pendemi ini namun berbagai sistem dimasyarakat harus berjalan sebagaimana mestinya dengan menajdikan seluruh elemen yang ada didalam struktur masyarakat menjalankan peran dan fungsinya masing-masing yang harus dipenuhi untuk terciptanya keseimbangan atau equilibrium dalam proses pendidikan yang dijalani dimasa pandemi ini.

Dalam konsep dasar ilmu sosial, suatu cabang ilmu pokok yang membahas tentang masyarakat secara keseluruhan yaitu disiplin ilmu Sosiologi. Dimana Sosiologi sendiri berasal dari kata Socius yang berarti kawan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi berarti pengetahuan berkawan atau seccara garis umum berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. 

Salah satu kajian sosiologi dalam membahas sistem dimasyarakat yang berkaitan dengan realitas sosial yaitu kajian mengenai Struktur Sosial. Struktural Fungsional merupaka teori sosiologi makro yang memiliki asumsi dasar bahwa didalam suatu sistem masyarakat terdapat elemen-elemen yang memiliki peran dan fungsi masing-masing dimana peran dan fungsi tersebut saling berkaitan satu sama lain, jika seluruh elemen berfungsi dengan baik maka akan tercipta keseimbangan atau equilibrium namun jika ada satu elemen yang tidak berfungsi dengan baik maka dapat terjadi disfungsi dalam suatu sistem masyarakat tersebut sehingga akan terjadi ketidakseimbangan peran dan fungsi. 

Asumsi dasar ini dapat pula dianalogikan dengan anatomi tubuh manusia, yaitu yang didalamnya terdapat elemen-elemen atau bagian organ-organ tubuh yang memiliki fungsinya masing-masing untuk akhirnya tubuh manusia tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Tokoh Fungsionalisme modern yang terkenal salah satunya adalah Talcot Parsons. Dalam Sunarto (1993: 217) Talcot Parsons merupakan tokoh sosiologi modern yang mengembangkan analisis fungsional dan secara sangat rinci menggunakannya dalam karya-karyanya. Karya pertamanya yang memakai analisis fungsional adalah buku The Social System (1951).  

Dalam membahas struktural fungsional, Parsons memandang structural fungsional dengan skema AGIL-nya yang terkenal. AGIL sendiri merupakan suatu konsep yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam suatu sistem. AGIL merupakan empat imperatif fungsional yang perlu ada dalam setiap sistem. Dalam menjelaskan fungsi AGIL tersebut, dalam Ritzer (2012: 409-410) adalah sebagai berikut; Adaptasi: yaitu suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional eksternal. 

Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Goals atau pencapaian tujuan: suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Integrasi: Suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari komponenya. Ia juga harus mengelola hubungan diantara tiga imeperatif lainnya. Latensi (Pemeliharaan pola): suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbaharui baik motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu.

Dimasa pandemi covid 19 ini, peran dan fungsi dari setiap sub sistem yang ada dimasyarakat sangat diperlukan kerjasama dan keterikatannya dalam menciptakan sistem masyarakat yang tetap seimbang, khususnya dalam dunia pendidikan peran setiap elemen masyarakat seperti guru atau dosen sebagai pendidik, pelajar ataupun mahasiswa, orang tua, dan bahkan pemerintah yang memiliki wewenang untuk menetapkan setiap kebijakan harus tetap berjalan beriringan dengan elemen-elemen yang lain agar kebijakan yang diambil tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam masalah pendidikan dimasa ini. 

Empat imperatif fungsional atau skema AGIL yang dikemukakan Parsons dapat dijadikan dasar analisis pengimplementasian unruk mengatasi problem sistem pendidikan dimasa sekarang ini. Adaptasi yang harus dilakukan oleh sistem pendidikan dengan keadaan lingkungan yang mengharuskan kita menjalankan proses belajar mengajar dari rumah sehingga pengajar dan peserta didik harus bisa beradaptasi dan kembali mengembangkan potensi diri dengan teknologi yang menjadi penunjang kegiatan pembelajaran serta dimasa peralihan normal pasca pandemi harus dapat kembali beradaptasi dengan siswa yang terbiasa belajar online untuk memberikan motivasi kembali belajar secara tatap muka dengan metode pembelajaran yang lebih baik lagi. 

Berdasarkan penelitian Fitriyani dan Fernandes (Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran, 2, Agustus 2020: 16) Sejak dikeluarkannya Surat Edaran No 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, SMA Negeri 4 Bukittinggi mengeluarkan kebijakan untuk melakukan proses belajar mengajar secara online. 

Oleh sebab itu, guru dan siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan proses pembelajaran online tersebut begitupun ketika kembali offline. Proses pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 4 Bukittinggi adalah WhatsApp, Google Classroom, Zoom, Telegram, Email, Link Web yang disediakan oleh sekolah. 

Goal atau pencapaian tujuan, dimasa pandemi ini sistem pendidikan harus kembali merancang tujuan yang lebih spesifik lagi dengan kembali menyesuaikan kurikulum pembelajaran online yang tidak bisa disamakan kuantitas dan kualitasnya dengan pembelajaran tatap muka. Integras, seluruh sub sistem yang terdapat dalam sistem pendidikan seperti Kemendikbud, pendidik, siswa maupun mahasiswa harus saling terintegrasi dan bekerjasama menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. 

Misalnya mahasiswa sebagai agen of change dapat membantu masyarakat yang kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah dengan membuat kelompok belajar disuatu wilayah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Latensi, dalam memelihara pola pembelajaran online dan menumbuhkan motivasi untuk pelaksanaan pembelajaran meskipun masih dilakukan secara daring, maka pemerintah dalam hal ini Kemendikbud sebagai pemegang kekuasaan untuk mengeluarkan kebijakan, harus dapat memberikan arahan-arahan kepada lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah, dapat juga dengan memberikan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mengajar secara daring, dalam masa pembelajaran yang serba tergantung pada jaringan internet salah satu yang menjadi kendala adalah banyak yang mengeluhkan borosnya kuota internet sehingga harus mengeluarkan biaya terus menerus untuk membeli kuota internet hal ini pun coba diatasi oleh pemerintah dengan memberikan subsidi kuota gratis untuk dosen, guru, siswa dan mahasiswa.

KESIMPULAN

Pandemi covid 19 yang terjadi selama lebih dari dua tahun lamanya sejak awal Maret 2020 hingga saat ini yang masih dalam masa peralihan dengan kasus yang masih ada pula, telah membuat banyak perubahan dalam segala bidang kehidupan masyarakat, khususnya dalam bidang ataupun sistem pendidikan di Indonesia. 

Pendidikan Indonesia masih terus beradaptasi dengan berbagai tantangan yang ada  dimasa pandemi ini. Karena bagaimanapun pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan harus tetap berjalan dalam kodisi dan situasi seperti apapun, karena belajar mengajar dapat dimaknai sebagai proses memanusiakan manusia yang tidak boleh berhenti. 

Dimasa pandemic covid 19 ini untuk tetap dapat mencapai tujuan dari pembelajajaran maka diperlukan adanya keseimbangan struktural fungsional dimasyarat dengan sub sub sistem dalam hal ini sistem pendidikan dapat menjalankan peran dan fungsinya masing-masing baik itu pemerintah atau kemendikbud, guru ataupun dosen sebagai pendidik, siswa dan mahasiswa untuk tetap menjalankan tugasnya menuntut ilmu dan orang tua yang perannya menjadi sangat penting dimasa ini untuk mendampingi anak-anaknya dalam proses pembelajaran jarak jauh. Berbagai tantangan yang ada pendidikan dimasa pandemi ini dapat di analysis melalui imperative fungsional atau skema AGIL Talcot Parsons yang merupakan suatu konsep yang perlu ada dalam suatu sistem, yaitu adanya Adaptasi, Goals atau tujuan pencapaian, Integritas dan Latensi.

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Ubedilah dkk. (2016). Pengantar Pendidikan Sosiologi (Ontologi, Epistemologi,        dan Aksiologi). Jakarta: Labsos UNJ

Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Penguatan Sistem Kesehatan dalam Pengendalian COVID-19 diakses dari http://p2p.kemkes.go.id/penguatan-sistem-kesehatan-dalam-pengendalian-covid-19/ pada tanggal 30 Oktober 2022

Fitriyani, Rahmah dan Reno Fernandes. (2020). Pelaksanaan Student Centered Learning Berbasis Online pada Pembelajaran Sosiologi Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 4 Bukittinggi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2, No. 1. Universitas Negeri Padang.

Sunarto, Kamanto. (1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Surachman, Eman. (2013). Pengantar Ilmu Pendidikan. Bogor: Edukati Pres         

Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun