Mohon tunggu...
Siti Humairo
Siti Humairo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ 2019

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problema Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

31 Oktober 2022   20:43 Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan secara etimologis berasal dari bahasa paedagogie yang memiliki makna membimbing anak atau mengasuh anak. Pendidikan dalam bahasa latin adalah educare yang berarti memandu manusia untuk menjadi terkemuka atau terpelajar (Surachman: 2013). 

Menurut Badrun (2016: 7) pendidikan dapat dimaknai menjadi tiga makna yaitu tindakan atau proses mengajar, pengetahuan dan bidang kajian terkait metode belajar disekolah, yang menunjukkan bahwa pendidikan secara garis besar tidak hanya dimaknai sebagai proses mengajar tetapi juga bisa ditempatkan sebagai ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengajar dan mendidik manusia dari usia dini sampai akhir hidup manusia dan sesungguhnya pendidikan dapat dimaknai sebagai proses memanusiakan manusia. 

Mengajar dan mendidik yang dimaknai sebagai proses memanusiakan manusia menjadi peran penting yang harus diemban oleh seorang guru, tak terkecuali dimasa sulit seperti pandemi yang terjadi hampir dua tahun lebih di Indonesia, bahkan sampai saat ini pun belum benar-benar virus tersebut menghilang sepenuhnya. 

Tidak hanya guru yang berperan dalam menghadapi tantangan pendidikan dimasa pendemi ini namun berbagai sistem dimasyarakat harus berjalan sebagaimana mestinya dengan menajdikan seluruh elemen yang ada didalam struktur masyarakat menjalankan peran dan fungsinya masing-masing yang harus dipenuhi untuk terciptanya keseimbangan atau equilibrium dalam proses pendidikan yang dijalani dimasa pandemi ini.

Dalam konsep dasar ilmu sosial, suatu cabang ilmu pokok yang membahas tentang masyarakat secara keseluruhan yaitu disiplin ilmu Sosiologi. Dimana Sosiologi sendiri berasal dari kata Socius yang berarti kawan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi berarti pengetahuan berkawan atau seccara garis umum berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. 

Salah satu kajian sosiologi dalam membahas sistem dimasyarakat yang berkaitan dengan realitas sosial yaitu kajian mengenai Struktur Sosial. Struktural Fungsional merupaka teori sosiologi makro yang memiliki asumsi dasar bahwa didalam suatu sistem masyarakat terdapat elemen-elemen yang memiliki peran dan fungsi masing-masing dimana peran dan fungsi tersebut saling berkaitan satu sama lain, jika seluruh elemen berfungsi dengan baik maka akan tercipta keseimbangan atau equilibrium namun jika ada satu elemen yang tidak berfungsi dengan baik maka dapat terjadi disfungsi dalam suatu sistem masyarakat tersebut sehingga akan terjadi ketidakseimbangan peran dan fungsi. 

Asumsi dasar ini dapat pula dianalogikan dengan anatomi tubuh manusia, yaitu yang didalamnya terdapat elemen-elemen atau bagian organ-organ tubuh yang memiliki fungsinya masing-masing untuk akhirnya tubuh manusia tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Tokoh Fungsionalisme modern yang terkenal salah satunya adalah Talcot Parsons. Dalam Sunarto (1993: 217) Talcot Parsons merupakan tokoh sosiologi modern yang mengembangkan analisis fungsional dan secara sangat rinci menggunakannya dalam karya-karyanya. Karya pertamanya yang memakai analisis fungsional adalah buku The Social System (1951).  

Dalam membahas struktural fungsional, Parsons memandang structural fungsional dengan skema AGIL-nya yang terkenal. AGIL sendiri merupakan suatu konsep yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam suatu sistem. AGIL merupakan empat imperatif fungsional yang perlu ada dalam setiap sistem. Dalam menjelaskan fungsi AGIL tersebut, dalam Ritzer (2012: 409-410) adalah sebagai berikut; Adaptasi: yaitu suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional eksternal. 

Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Goals atau pencapaian tujuan: suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Integrasi: Suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari komponenya. Ia juga harus mengelola hubungan diantara tiga imeperatif lainnya. Latensi (Pemeliharaan pola): suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbaharui baik motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu.

Dimasa pandemi covid 19 ini, peran dan fungsi dari setiap sub sistem yang ada dimasyarakat sangat diperlukan kerjasama dan keterikatannya dalam menciptakan sistem masyarakat yang tetap seimbang, khususnya dalam dunia pendidikan peran setiap elemen masyarakat seperti guru atau dosen sebagai pendidik, pelajar ataupun mahasiswa, orang tua, dan bahkan pemerintah yang memiliki wewenang untuk menetapkan setiap kebijakan harus tetap berjalan beriringan dengan elemen-elemen yang lain agar kebijakan yang diambil tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam masalah pendidikan dimasa ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun