Hujan menderu di langit yang kelabu, Â
Menitip rindu pada tanah yang kelu. Â
Dingin menusuk di sela angin basah, Â
Membawa cerita tentang hati yang lelah. Â
Awan menangis tanpa jeda waktu, Â
Menyelimuti bumi dalam kabut pilu. Â
Rintik yang jatuh seperti rahasia, Â
Menyimpan harap dalam sunyi yang hampa. Â
Jendela berkaca oleh embun yang sendu, Â
Menatap hujan seperti cermin rindu. Â
Ada gema di balik gemericik air, Â
Seakan memanggil jiwa untuk berkhayal lirih. Â
Namun hujan tak juga menemukan akhir, Â
Menyatu dalam malam yang kian mungkir. Â
Apakah ini tangis alam yang abadi, Â
Atau hanya pengingat bahwa luka pun suci? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H