Dokter biasanya mendiagnosa gangguan jiwa dengan menggunakan Panduan Diagnosa dan Statistic Gangguan Jiwa (Diagnotic and Statistical Manual of Mental Disorder, DSM).Â
Menurut DSM, terdapat empat tipe gangguan bipolar. Tipe I, ditentukan oleh episode manik atau campuran yang berlangsung setidaknya selama tujuh hari, atau oleh episode manik yang sedemikian parah yang membutuhkan orang tersebut untuk dirawat dirumah sakit.Â
Seringkali, orang tersebut juga memiliki episode depresi yang berlangsung selama dua minggu. Tipe II, ditentukan oleh pola episode depresi yang berlangsung bolak-balik dengan gangguan hipomanik dan ini bukan episode campuran. Gangguan bipolar tidak terbedakan (Bipolar Disorder Not Otherwise Specified, BP-NOS) disandangkan sebagai diagnose saat seseorang memiliki gejala penyakit yang tidak memenuhi kriteria baik untuk bipolar tipe I atau II.
Dari sini dapat diketahui bahwa, gangguan bipolar terbagi menjadi dua bagian dengan ciri-ciri yang sangat mudah didapatkan ataupun dilihat dari orang-orang disekitar lingkungan masing-masing. Akan tetapi, lebih baiknya agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada psikiater atau orang yang lebih memahami sebelum menarik kesimpulan yang mungkin dapat membuat pikiran-pikiran negative masuk kepada seorang yang mempunya ciri-ciri yang sama.
Sebagian besar para ilmuwan bersepakat bahwa gangguan bipolar ini tidak mempunyai faktor penyebab tunggal. Nampaknya banyak faktor yang terjadi secara bersamaan menghasilkan atau memperbesar resiko terhadap gangguan ini. Akan tetapi, jelasnya gangguan bipolar terjadi karena menyalahgunakan alcohol atau zat adiktif, memiliki masalah hubungan social, atau memiliki prestasi yang buruk di sekolah atau dalam pekerjaan. Pada mulanya tidak mudah untuk mengenali masalah-masalah ini sebagai pertanda gangguan kejiwaan yang penting.
Gangguan bipolar dapat disembuhkan dengan obat-obatan,pertama, obat penstabil alam perasaan. Seperti, Lithium, asam valproate, obat anti kejang lamotrigine, dan obat anti kejang lainnya seperti gabapentin (Neorontin), topiramate (Topamax) dan oxcarbazepine (Trileptal). Kedua, obat antipsikotik atipikal. Seperti, olanzapine (Zyprexa), aripiprazole (Abilify), quetiapine (Seroquel), risperidone (Risperdal) dan ziprasidone (Geodon). Ketiga, obat antidepresan. Seperti, fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft) dan bupropion (Wellbutrin).
Adapun sebagai tambahan, pengobatan juga dapat dilakukan dengan psikoterapi atau terapi "bicara" atau lainnya, seperti: terapi pikiran dan perilaku (cognitive behavioral therapy-CBT), terapi yang berfokus pada keluarga, terapi interpersonal dan ritme social kemudian psikoedukasi.Â
Terapi yang lain juga dapat dilakukan dengan terapi kejut listrik dan memberikan obat tidur. Selain dapat dilakukan dengan obat-obatan diatas atau terapi-terapinya, pengindap gangguan bipolar juga memerlukan dukungan maupun motivasi dari keluarga, kerabat,teman-temannya dan lingkungan sekitarnya yang dapat membuatnya berpikiran positif. Dengan cara memahami tentang gangguan bipolar, memberikan kata-kata semangat, alihkan perhatiannya yang dapat membuat dia menjadi merasa lebih baik dan meberikan hal-hal baik lainnya.
Kisah Singkat dari Pengindap Bipolar
Seorang tokoh terkenal yaitu Vincent Willim van Gogh, pelukis terkenal asal Belanda yang menghasilkan banyak karya dan tidak ada yang menyangka bahwa ia adalah seorang pengindap gangguan bipolar.
Disebutkan bahwa Vincent van Gogh mengiris telinga kirinya sendiri karena tidak tahan mendengar suara-suara aneh dan yang didengarnya dan berhalusinasi setelah dia berdebat hebat dengan rekannya.Â