Mohon tunggu...
Siti Fathimatuz Zahra
Siti Fathimatuz Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - ini zahraa

just trust your self

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengenal Singkat tentang Gangguan Bipolar

26 Desember 2021   10:15 Diperbarui: 26 Desember 2021   10:21 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengenal Singkat Tentang Gangguan Bipolar

Oleh:
Siti Fathimatuz Zahra

Menurut National Institute of Mental Health dalam buku mengenal gangguan bipolar yang sudah diterjemah (2015) dinyatakan bahwa gangguan bipolar atau gangguan manik-depresif adalah penyakit otak yang menyebabkan gangguan pada alam perasaan (mood), energi, derajat aktivitas dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. 

Orang dengan gangguan bipolar dapat memiliki gejala yang akut. 

Gejala-gejala itu berbeda dari perasaan 'naik' dan 'turun' yang terjadi pada orang biasa dari waktu ke waktu. Gejala gangguan bipolar dapat berakibat pada rusaknya hubungan social, menurunnya kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan bersekolah. 

Berdasarkan data World Health Organization (2017), ada sekitar 45 juta orang di seluruh dunia yang menderita gangguan bipolar. 

Gangguan ini merupakan salah satu penyebab utama cacat dan kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia. Menurut Redaksi Halodoc (2021), gangguan bipolar memiliki dua jenis. 

Pertama, bipolar episode mania yang ditandai dengan menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, berbicara dengan sangat cepat dan sulit dipahami, mengalami insomnia bahkan tidak tidur semalaman, tidak mampu membedakan mana nyata dan khayalan, susah diam atau berjalan mondar mandir dan berubah menjadi lebih waspada terhadap lingkungan di sekitarnya. 

Kedua, bipolar episode depresi memiliki ciri-ciri hilangnya ketertarikan terhadap aktivitas yang sedang dilakukan, tampak tak bertenaga dan berenergi secara tiba-tiba, berubahnya pola makan secara drastic, menarik diri dari lingkungan sekitar dan orang-orang terdekat, mengalami gangguan terhadap daya ingat dan kesulitan focus kemudian berbicara dengan sangat lambat.

Menurut National Institute of Mental Health (2015), gangguan bipolar biasanya berlangsung seumur hidup. Episode mania dan depresi biasanya kembali pada waktu-waktu yang lain. 

Di antara episode, banyak orang dengan gangguan bipolar bebas dari gejala, akan tetapi pada beberapa orang dapat menjadi gejala yang terus-menerus terjadi. 

Dokter biasanya mendiagnosa gangguan jiwa dengan menggunakan Panduan Diagnosa dan Statistic Gangguan Jiwa (Diagnotic and Statistical Manual of Mental Disorder, DSM). 

Menurut DSM, terdapat empat tipe gangguan bipolar. Tipe I, ditentukan oleh episode manik atau campuran yang berlangsung setidaknya selama tujuh hari, atau oleh episode manik yang sedemikian parah yang membutuhkan orang tersebut untuk dirawat dirumah sakit. 

Seringkali, orang tersebut juga memiliki episode depresi yang berlangsung selama dua minggu. Tipe II, ditentukan oleh pola episode depresi yang berlangsung bolak-balik dengan gangguan hipomanik dan ini bukan episode campuran. Gangguan bipolar tidak terbedakan (Bipolar Disorder Not Otherwise Specified, BP-NOS) disandangkan sebagai diagnose saat seseorang memiliki gejala penyakit yang tidak memenuhi kriteria baik untuk bipolar tipe I atau II.

Dari sini dapat diketahui bahwa, gangguan bipolar terbagi menjadi dua bagian dengan ciri-ciri yang sangat mudah didapatkan ataupun dilihat dari orang-orang disekitar lingkungan masing-masing. Akan tetapi, lebih baiknya agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada psikiater atau orang yang lebih memahami sebelum menarik kesimpulan yang mungkin dapat membuat pikiran-pikiran negative masuk kepada seorang yang mempunya ciri-ciri yang sama.

Sebagian besar para ilmuwan bersepakat bahwa gangguan bipolar ini tidak mempunyai faktor penyebab tunggal. Nampaknya banyak faktor yang terjadi secara bersamaan menghasilkan atau memperbesar resiko terhadap gangguan ini. Akan tetapi, jelasnya gangguan bipolar terjadi karena menyalahgunakan alcohol atau zat adiktif, memiliki masalah hubungan social, atau memiliki prestasi yang buruk di sekolah atau dalam pekerjaan. Pada mulanya tidak mudah untuk mengenali masalah-masalah ini sebagai pertanda gangguan kejiwaan yang penting.

Gangguan bipolar dapat disembuhkan dengan obat-obatan,pertama, obat penstabil alam perasaan. Seperti, Lithium, asam valproate, obat anti kejang lamotrigine, dan obat anti kejang lainnya seperti gabapentin (Neorontin), topiramate (Topamax) dan oxcarbazepine (Trileptal). Kedua, obat antipsikotik atipikal. Seperti, olanzapine (Zyprexa), aripiprazole (Abilify), quetiapine (Seroquel), risperidone (Risperdal) dan ziprasidone (Geodon). Ketiga, obat antidepresan. Seperti, fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft) dan bupropion (Wellbutrin).

Adapun sebagai tambahan, pengobatan juga dapat dilakukan dengan psikoterapi atau terapi "bicara" atau lainnya, seperti: terapi pikiran dan perilaku (cognitive behavioral therapy-CBT), terapi yang berfokus pada keluarga, terapi interpersonal dan ritme social kemudian psikoedukasi. 

Terapi yang lain juga dapat dilakukan dengan terapi kejut listrik dan memberikan obat tidur. Selain dapat dilakukan dengan obat-obatan diatas atau terapi-terapinya, pengindap gangguan bipolar juga memerlukan dukungan maupun motivasi dari keluarga, kerabat,teman-temannya dan lingkungan sekitarnya yang dapat membuatnya berpikiran positif. Dengan cara memahami tentang gangguan bipolar, memberikan kata-kata semangat, alihkan perhatiannya yang dapat membuat dia menjadi merasa lebih baik dan meberikan hal-hal baik lainnya.

Kisah Singkat dari Pengindap Bipolar

Seorang tokoh terkenal yaitu Vincent Willim van Gogh, pelukis terkenal asal Belanda yang menghasilkan banyak karya dan tidak ada yang menyangka bahwa ia adalah seorang pengindap gangguan bipolar.

Disebutkan bahwa Vincent van Gogh mengiris telinga kirinya sendiri karena tidak tahan mendengar suara-suara aneh dan yang didengarnya dan berhalusinasi setelah dia berdebat hebat dengan rekannya. 

Kemudian dia juga hanya menjual satu lukisan seumur hidupnya karena kurang kepercayaan dari dirinya. Konon terdapat pernyataan bahwa Vincent van Gogh meminum cat dan minyak agar ia lebih 'bahagia' maksud sebenarnya adalah dia ingin mengakhiri hidupnya sendiri.

Akhirnya dia memilih untuk menembak dirinya sendiri pada Juli 1890, meskipun gagal Vincent meninggal pada usia-37 dengan luka tembakannya dan depresi "yang tak berujung".

Kisah lainnya dari seorang tokoh terkenal yang sangat penting pada masa perang dunia ke-II, pemimpin Inggris yaitu Winston Churchill yang sering menyebut depresi yang ia alami "anjing hitamnya" akan tetapi jika dia tidak dalam kondisi depresi dia sangat energic dan produktif. 

Dalam memoir Churchill berjudul 'Winston Churchill: The Struggle for Survival", Lord Moran, dokter pribadinya telah mengakui bahwa Churchill mengindap penyakit bipolar. Saat sedang dalam keadaan tersebut Churchill dapat bekerja semalaman tanpa tidur dan dapat menulis sebuah buku hingga mencapai 43 buku yang ia tulis sendiri.

Tokoh lainnya yang terkenal adalah Issac Newton. Newton menunjukkan tanda-tanda gangguan mental bipolar dari dia masih sangat muda. 

Dia adalah seorang pribadi yang pendiam dan tidak banyak bermain dengan anak lain. Dalam biografinya terdapat pembahasan bahwa ia dalam keadaan depresi, berhalusinasi dan berbicara sendiri. Bahkan, dalam buku catatannya banyak ditemukan bahwa ia memiliki rasa was-was, takut dikritik, kesedihan, opini merendahkan dirinya sendiri bahkan berpikiran untuk membunuh dirinya sendiri. Akhirnya dia meninggal dunia pada 20 Maret 1727, dimakamkan di Westminster Abbey.

Kemudian tokoh terkenal lainnya adalah Ludwig von Bethoveen, seorang komponis music dari Jerman. Ketika ia dalam masa kambuh ataupun fase mania, dia dapat menulis beberapa karyanya dalam satu waktu. Selain itu, banyak juga karyanya yang terkenal ditulis dalam keadaannya yang sedang depresi dan memikirkan untuk bunuh diri.

Pada awal tahun 1813, ia mengalami depresi parah sehingga ia tidak memikirkan penampilannya lagi dan marah-marah didepan umum. Kemudian, pada tahun 1827, Bethoveen meninggal dunia akibat penyakit hati yang dialaminya.

Tokoh terakhir yang terkenal ada Buzz Aldrin, orang kedua yang berhasil mendarat dibulan dan seorang pilot pertama yang berhasil mendarat disana. Dalam bukunya menceritakan bahwa ia kecanduan dalam meminum minumann berakohol pada masa pensiunnya. 

Menurut pengakuannya, penyebab dirinya depresi karena ia belum siap atas kepopulerannya setelah ia berhasil mendarat di bulan. Namun, dijelaskan kini ia telah berhasil terbebas dari minum-minuman berakohol selama 20 tahun terakhir.

Gangguan bipolar yang dirasakan oleh Buzz Aldrin sendiri adalah suatu gangguan jiwa yang bersifat episodic yang ditandai dengan gejala-gejala manik, hipomanik, depresi atau episode campuran yang biasanya terjadi berulang.

Itulah sebagian dari tokoh-tokoh terkenal yang mengindap gangguan bipolar. Gangguan bipolar juga bersifat fatal dann dia lebih fatal dari skizofrenia. Penyebab terbanyak kematian dari orang bipolar adalah bunuh diri, dan 30 persen mencoba untuk bunuh diri.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun