"Serius? Gini aja deh, habis ini kan istirahat kedua mana jamkos juga kan sampe pulang. Kita ke kantin yuk, aku traktir." Ujar Hana semangat.
"Ah ngga usah Han, aku ngerepotin kamu terus yang ada." Jessy merasa tak enak.
Bukan Jessy tak memiliki uang jajan hanya saja uang yang sudah dijatah oleh sang ayah untuk Jessy kerap kali dipotong sesuka hati oleh sang Ibu. Membuat Jessy kerap kali memilih untuk tak pergi ke kantin. Mau melapor pada sang Ayah pun Jessy tak punya keberanian sebesar itu. Jessy ikhlas menerima semuanya, anggap saja ini hukuman, karena ia, neneknya pergi dari dunia ini.
" kayak sama siapa aja sih, udah ayok." Hana menarik tangan Jessy segera menuju kantin. Mereka menghabiskan waktu hingga pulang sekolah dikantin.
Langit mulai diselimuti awan kelabu, tanda sebentar lagi akan turun hujan.
"Aku duluan ya Jes, kamu mau sekalian ikut aja gak sama aku? Sebentar lagi hujan bakal turun nanti kamu sakit." Ucap Hana yang sudah hapal jika Jessy pulang dengan berjalan kaki.
"Ngga deh Han, gapapa lagian aku udah terbiasa."
"Bener-"
"Non Hana ayo segera pulang, nanti tuan besar marah sama saya kalau Non sampai di rumah saat hujan turun." Ucap supir Hana yang sudah menunggu.
"Ah iya Pak sebentar, ya udah deh aku balik duluan ya Jes, hati-hati ya kamu dijalan."
"Iya, kamu juga ya Han."