"Peran Komunikasi dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah: Tips dan Trik untuk Pasangan"
Di susun Oleh Nida Khafia Ramadhani dan Siti Azzahra (Mahasiswa Uhamka)Â
A. Pengertian Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah terdiri atas dua suku kata, yakni kata keluarga & kata sakinah. Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta, KULA= FAMILI & WARGA= ANGGOTA. Dalam Kamus Istilah Fiqih dituliskan bahwa keluarga adalah orang-orang yang masih ada hubungan keturunan atau nasab, baik ke atas maupun ke bawah, baik yang termasuk ahli waris maupun tidak. Akar katanya adalah yang berarti tenang, tidak bergerak, atau diam. Lafaz sakinah, yakni terdapat dalam al-Qur'an surat al-Taubah, 9: 26 diterjemahkan dengan ketenangan, yakni Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, berarti rasa tenang yang datangnya berasal dari Allah.
Keluarga sakinah, yang berarti keluarga yang damai dan harmonis, adalah impian setiap pasangan. Salah satu kunci utama untuk mencapai tujuan ini adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi yang baik tidak hanya membantu pasangan memahami satu sama lain, tetapi juga memperkuat ikatan emosional dan menciptakan suasana yang positif dalam rumah tangga. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran komunikasi dalam mewujudkan keluarga sakinah serta memberikan tips dan trik untuk pasangan agar dapat berkomunikasi dengan lebih baik.Â
Allah berfirman Q.S. At-Taubah ayat 26:
Artinya: "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin, dan Allah menurunkan bala tentara yang tidak dapat kamu lihat, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir. Dan demikianlah pembalasan terhadap orang-orang yang kafir."Â
Peran Komunikasi dalam Keluarga Sakinah
B. Definisi KomunikasiÂ
Komunikasi yang baik akan menimbulkan sesuatu yang baik, begitu pula
komunikasi yang buruk dapat menyebabkan sesuatu yang buruk. Peran seorang
yang diajak berkomunikasi berpengaruh pula terhadap apa yang disampaikan, dan
dalam rangka mewujudkan hal positif, dibutuhkan pikiran yang positif. Â
Komunikasi adalah kunci utama dalam mewujudkan keluarga sakinah, yaitu keluarga yang penuh cinta, rahmat, dan keseimbangan.Â
C. Menurut PenelitianÂ
Menurut beberapa penelitian, komunikasi yang efektif di antara pasangan sangat penting untuk memperkuat hubungan yang sehat. Hal ini meliputi kemampuan mendengarkan, memahami, dan mengekspresikan perasaan serta kebutuhan secara jujur. Keterbukaan dalam komunikasi membantu meminimalkan kesalahpahaman dan menciptakan lingkungan yang mendukung penyelesaian konflik secara konstruktif. Jurnal dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung menekankan komunikasi keluarga dibangun atas nilai-nilai Islami, seperti kasih sayang dan saling menghormati, yang membantu pasangan membangun hubungan harmonis dan keluarga sakinah.
Komunikasi yang terbuka memungkinkan pasangan untuk saling berbagi tanggung jawab, baik emosional maupun material, sehingga menghindari perasaan terbebani. Pola komunikasi yang baik juga menciptakan kepercayaan dan rasa saling menghormati, sehingga memudahkan penyelesaian konflik sehari-hari, seperti pengasuhan anak atau pembagian tugas. Keluarga dengan komunikasi terbuka cenderung lebih bahagia.
Keintiman emosional yang diperoleh dari komunikasi positif, seperti memberikan pujian, sangat penting untuk stabilitas keluarga, terutama dalam menghadapi tekanan. Pertukaran informasi juga melibatkan bahasa tubuh dan empati, yang memberikan rasa aman emosional. Komunikasi yang efektif adalah pilar utama untuk membangun keluarga sakinah yang kokoh dan bahagia, hasil dari upaya menjaga komunikasi yang sehat.
1. Membangun Keterhubungan Emosional
Komunikasi yang terbuka dan jujur memungkinkan pasangan untuk saling memahami perasaan dan kebutuhan masing-masing. Pasangan yang mampu berbagi perasaan dan mendengarkan satu sama lain cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat. Keterhubungan emosional ini menjadi fondasi bagi keintiman dan kepercayaan dalam hubungan.
2. Mencegah dan Menyelesaikan Konflik
Konflik adalah bagian yang wajar dalam setiap hubungan. Namun, cara pasangan berkomunikasi saat menghadapi konflik sangat menentukan hasilnya.Pasangan yang menggunakan komunikasi konstruktif, seperti mendengarkan aktif dan menghindari serangan pribadi, lebih mampu menyelesaikan konflik dengan baik. Komunikasi yang efektif membantu pasangan untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan dan memperkuat hubungan mereka.
3. Meningkatkan Kepuasan Pernikahan
Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang baik berhubungan positif dengan kepuasan pernikahan.Pasangan yang sering berkomunikasi tentang harapan, impian, dan masalah sehari-hari cenderung merasa lebih puas dalam hubungan mereka. Komunikasi yang terbuka menciptakan rasa saling pengertian dan dukungan, yang sangat penting untuk kebahagiaan dalam pernikahan.
Tips dan Trik untuk Pasangan
1. Praktikkan Mendengarkan Aktif
Mendengarkan aktif adalah keterampilan penting dalam komunikasi. Luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan pasangan Anda. Tunjukkan bahwa Anda menghargai pendapat dan perasaan mereka dengan memberikan perhatian penuh saat mereka berbicara. Ini dapat dilakukan dengan mengangguk, memberikan umpan balik, dan menghindari interupsi.
2. Gunakan Bahasa yang Positif
Hindari penggunaan kata-kata yang menyudutkan atau menyakiti. Sebaliknya, gunakan bahasa yang mendukung dan membangun. Misalnya, alih-alih mengatakan "Kamu selalu terlambat," cobalah "Saya merasa khawatir ketika kita tidak bisa memulai tepat waktu." Penggunaan bahasa yang positif dapat menciptakan suasana yang lebih baik dalam komunikasi.
3. Jadwalkan Waktu untuk Berbicara
Dalam kesibukan sehari-hari, penting untuk menjadwalkan waktu khusus untuk berbicara. Ini bisa berupa kencan malam atau waktu santai di rumah. Pastikan untuk membahas hal-hal yang lebih dalam, bukan hanya masalah sehari-hari. Waktu yang berkualitas dapat memperkuat ikatan emosional antara pasangan.
4. Ekspresikan Apresiasi
Sering-seringlah mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada pasangan. Hal ini dapat memperkuat ikatan emosional dan menciptakan suasana positif dalam hubungan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam "Journal of Social and Personal Relationships," pasangan yang saling menghargai cenderung memiliki hubungan yang lebih bahagia.
5. Belajar Mengelola Emosi
Ketika emosi tinggi, komunikasi bisa menjadi sulit. Belajarlah untuk mengenali emosi Anda dan pasangan, dan cobalah untuk menenangkan diri sebelum berdiskusi tentang masalah yang sensitif. Mengelola emosi dengan baik dapat membantu menjaga komunikasi tetap konstruktif dan menghindari konflik yang tidak perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Afifatunnisa, A., Karomah, A., Nafiah, M., Aulia, R. S., & Ramadhani, S. P. Pola Komunikasi Harmonis dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah di KUA Mergangsan Yogyakarta. Altruism: The Indonesian Journal of Community Engagement, 1(2), 74-82.
Ali, M. N., & Aziz, M. M. (2022). MEMBANGUN KOMUNIKASI KELUARGA PADA PASANGAN NIKAH MUDA SEBAGAI BENTENG KETAHANAN KELUARGA. Taqnin: Jurnal Syariah Dan Hukum, 4(02).
Alo, L. (1991). Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Billings, A. (1979). Conflict resolution in distressed and nondistressed married couples. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 47(2), 368.
Gottman, J. (2018). The seven principles for making marriage work. Hachette UK
Komunikasi Wanita Karir dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten SinjaiÂ
Nasichah, N., Indriani, Y., Fatah, F. N., & Putri, A. T. (2024). Komunikasi Efektif Dalam Meningkatkan Kualitas Hubungan Interpersonal di Lingkungan Kelas BPI 4B UIN Jakarta. Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 1(12).
Raymo, J. M., Park, H., Xie, Y., & Yeung, W. J. J. (2015). Marriage and family in East Asia: Continuity and change. Annual review of sociology, 41(1), 471-492.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI