"Aku nggak mau lihat kamu lagi Ayla. Aku nggak bisa percaya sama kamu" ucap Rani sebelum berbalik pergi.
Syla dan Lily pun ikut terdiam dan pergi meninggalkan Ayla sendirian di kantin.
Hari-hari berikutnya terasa canggung dan dingin di antara mereka. Persahabatan yang dulu hangat sekarang retak. Mereka tidak lagi berkumpul bersama. Rani dan Syla marah besar pada Ayla. Sedangkan Lily yang selalu menjadi penengah, yang kabingungan harus berbuat apa.
Namun Lily tahu bahwa mereka tidak bisa terus-menerus seperti ini. Persahabatan yang sangat erat bartahun-tahun tidak seharusnya hancur karena satu kesalahan.
Suatu hari Lily memutuskan untuk memperbaiki persahabatan mereka. Dia menghubungi Rani, Syla, dan Ayla. "Guys ayo kita bertemu di taman dekat rumahku" ajak Lily kepada mereka bertiga. Meskipun awalnya Rani dan Syla enggan, mereka akhirnya setuju.
Saat mereka semua sudah berkumpul, Lily mulai berbicara. "Aku tahu kita semua marah dan kecewa. Tapi apa kita mau kehilangan persahabatan yang sudah kita bangun selama ini cuma karena satu kesalahan?".
Rani mendengus. "Lily, dia mencuri. Itu bukan hal kecil."
"Aku tahu. Tapi Ayla sudah minta maaf. Kita semua pernah buat kesalahan kan? Â Kalau kita tidak bisa memaafkan, apa artinya persahabatan kita?" ucap Lily dengan tenang.
Syla mengangguk pelan. "Aku juga kecewa tapi aku juga nggak suka kalau kita terus begini."
Ayla yang sejak tadi diam akhirnya bicara. "Aku benar-benar minta maaf Rani. Â Aku tahu aku sudah menghancurkan kepercayaan kalian, dan aku tidak tahu cara untuk menebusnya. Tapi aku berharap kalian bisa memaafkan aku."
Rani masih merasa terluka dan tidak bisa melupakan kejadian itu.