Tangannya gemetar dan jantungnya berdegup kencang. Namun, tak seorang pun memperhatikan apa yang baru saja dia lakukan. Setelah selesai makan mereka pergi ke kelas.
Sesampainya di kelas Rani tiba-tiba tersadar bahwa dompetnya hilang. Panik dia segera mencari di tasnya di meja dan di lantai namun dompet itu tidak ada di mana-mana.
"Dompetku hilang" ucap Rani dengan suara gemetar.
Wajahnya berubah pucat, memikirkan uang dan kartu penting di dalamnya.
Syla, Lily, dan Ayla langsung membantu mencarinya tapi hasilnya nihil. Setelah beberapa saat mencari tanpa hasil suasana menjadi canggung.
"Tadi kita cuma di sini mungkin jatuh di jalan?" ujar Syla mencoba berpikir positif.
"Aku rasa kita harus cari lagi di kantin" sambung Lily.
Mereka pun kembali ke kantin dengan suasana hati yang berat. Di tengah perjalanan tiba-tiba Ayla tampak canggung dan berusaha menghindari kontak mata dengan yang lain. Perubahan sikap ini tidak luput dari perhatian Rani.
Saat mereka sampai di kantin Syla dan Lily mulai memeriksa area sekitar. Sementara Rani berdiri terpaku mengamati Ayla. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya.
"Ayla kamu kenapa? Sejak tadi kelihatannya kamu aneh" tanya Rani dengan nada penuh curiga.
Ayla terdiam, matanya berkedip gugup. "Aku... aku nggak apa-apa kok" jawabnya tapi suaranya bergetar.