Mohon tunggu...
Siti Andriana
Siti Andriana Mohon Tunggu... Guru - Guru / Enterpreneur / Penulis

Dunia Sementara, Akhirat Selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Bilik Penantian

15 Mei 2024   13:04 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu berjalan sangat cepat bagiku, hingga tanpa kusadari komunikasi antara aku dan Farhan terputus. Enggan menghubungi teman sombong itulah yang ada dalam pikiran setiap ingat nama Farhan. Kami sibuk dengan kegiatan kami masing-masing. Dia sibuk di ROHIS sedangkan aku sibuk di BEM kampus. Hal ini yang membuat kami saling melupakan satu sama lain.

Sebagai seorang muslimah, bagiku suatu kebaikan yang datang jika kita mampu menjauhi perasaan zina untuk mendekati laki-laki yang bukan mahrom kita. Aku bersyukur, kekagumanku pada Farhan sudah punah sebelum bertemu di kampus ini. Selebihnya terisi dengan rasa jengkel, pilu ketika mengalah dan kesal melihat sikapnya yang temperamen.

Suatu hari aku mengikuti kajian di Masjid At-Taqwa di Jakarta bersama teman satu kosku Maya, Linda dan Arifah. Tanpa sengaja, ketika menaiki tangga aku berselisih dengan orang yang sepertinya kukenal. Aku menunduk saja, malu mengangkat kepala. Banyak ikhwan yang melintas di seberang tangga. Aku menahan wajahku mendongak. Aku masuk dan mengikuti kajian hari itu dengan rasa ingin tahu pembahasan lanjutan dari materi yang akan dibahas dengan topik " Jodoh, aku datang dengan doa".

Kajian selama dua jam pun berjalan dengan sangat baik dan menarik bagiku juga teman-teman. Kami saling membahas dalam perjalanan pulang. Sengaja hari itu kami pulang kajian berjalan kaki, karena tidak jauh dari masjid ke kosku. Seseorang menyapaku dari samping.

"Mbak Fajri, Assalamualaikum." Sapanya

"Waalaikumsalam". Sapaku kemudian sambil melihat yang menyapa

Ternyata Farhan, bagaimana pula bertemu kembali dengan dia? Aku bertanya-tanya dalam hati. 15 menit obrolan kami sambil berjalan pulang. Aku positif thinking saja, Allah telah memberi pertemuan yang baik antara sesama sahabat.

Suatu malam ada sebuah chatt singkat dari Farhan  yang isinya:

"Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, Mbak Faj saya langsung saja pada tujuan mengirim pesan ini. Saya berniat ingin mengkhitbah mbak dengan proses ta'aruf. Besok saya akan mengurusnya melalui murobbi saya, jika mbak setuju menjadi pendamping hidup saya." Isi pesan dari Farhan.

"MasyaAllah, apa ini? Pikirku kemudian. Farhan mengajakku menikah, sudah yakinkah dia dengan pilihannya? "banyak pertanyaan dalam benakku.

Pesan chattnya ku tangguhkan, tak kubalas. Aku berusaha ingin segera mendiskusikannya dengan Murobbiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun