Mohon tunggu...
Sitiana Azahra
Sitiana Azahra Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 1 (29)

Pelajar SMAN 28 jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Cahaya Untuk Bumi

30 November 2020   22:28 Diperbarui: 30 November 2020   22:34 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dunia itu gak akan berhenti, dia akan selalu berputar bahkan setelah kamu mengira bahwa duniamu itu telah berhenti dan tidak bisa lagi berputar,” Mentari terus berkata sembari memandang Bumi yang sesekali mengalihkan atensinya kemana saja asal tidak bertatapan langsung dengan manik cantik milik sang gadis.

Kusut. Itu lah gambaran isi pikiran Bumi saat ini. Semua ucapan dari Mentari bercampur aduk dengan pikiran-pikiran negatifnya yang mana kini telah menghancurkan kepalanya. Tak jauh berbeda dengannya, Mentari yang sedari tadi memilih untuk tenang, tetap saja relung hatinya menyatakan bahwa ia sama sekali kehilangan komposurnya. Resah, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan keduanya. 

"Bum tau kan aku punya bucket list ku yang dipajang di dinding?" Mentari mencoba mencairkan suasana yang sedikit berat nan sedih ini. Ia tidak ingin semuanya menjadi kalut dan terlalu hanyut dalam pikiran-pikiran yang entah isinya apa karena terlalu banyaknya yang masuk ke dalam otak. 

"Iya, inget," Balas Bumi yang balik kembali terkulai di sofa. Mentari pun memindahkan atensinya ke langit. Angin bertiup kencang, dingin. Setidaknya, angin telah membawa pergi ketegangan yang semulanya menyelimuti mereka.

~~~~

"Bum liat deh Tari abis bikin bucket list. Nanti mau dipajang di dinding deket meja belajar Tari," Mentari dengan semangat memberitahu temannya akan apa yang telah membuatnya senang. 

Bumi yang mendengar namanya dipanggil, menolehkan kepalanya menghadap asal suara. Ia yang juga ingin tahu, mengarahkan kakinya menuju sang gadis. 

"Nih liat, ada 10 list. Tari bacain ya..." Ucap Mentari dengan semangat. 

"Okay," Balas Bumi. "Aku bacainnya dari bawah aja ya," Ucap Mentari yang dibalas dengan anggukan kepala dari sang pria. "Aku mau lulus SNMPTN, lalu masuk fakultas teknik U–” "Aku yakin Tari bisa dapet itu," Bumi menginterupsi omongan Mentari. “Sstt! kan belum selesai ngomong." Bumi terkekeh mendengar omelan Mentari. 

"Hahaha yaudah iya deh lanjut." "Terus Tari pengen lulus dengan gelar Summa Cum Laude. Abis lulus Tari mau lanjut ke Stanford University School of Engineering dan dapetin gelar Master Degree– ngarep banget ya aku hahaha." Bumi tertawa gemas mendengar tuturan dari sang gadis. 

"Setelah lulus, Tari mau langsung cari kerja biar dapet uang bany–“ " "Biar apa sih dapet uang banyak," Lagi-lagi Bumi menyela omongan Mentari. “Bum jangan disela terus dong!” Omel Mentari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun