Oleh: Siti 'Alma Sajidah Fauziyah
Bahasa Indonesia dalam Penyuntingan Naskah Terjemahan
Seminar diadakan pada Selasa, 5 Novemver 2024 di Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra. Adapun Bapak Ganjar Harimansyah sebagai pembuka acara dan Bapak Setyo Untoro sebagai pemateri yang memaparkan mengenai “Bahasa Indonesia dalam Penyuntingan Naskah Terjemahan.”
Di era globalisasi, penggunaan bahasa budaya mulai hilang. Ada bahasa yang masih digunakan di generasi lama, sekarang bahasa tersebut sudah hilang dan dilupakan bahkan dihilangkan oleh generasi baru. Bahasa budaya dan daerah seharusnya dibina, bukan dibinasakan.
Pembukaan
Oleh Bapak Ganjar Harimansyah
Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (BP2B) adalah lembaga yang ditugaskan langsung dibawah negara. Lembaga ini memiliki tugas mengurus sastra dan budaya Indonesia. Adapun ciri dari tugas lembaga bahasa ini adalah menstandarkan bahasa Indonesia, menstandarkan tata tulis (EYD V), serta mengembangkan dan melindungi bahasa daerah.
Materi
Oleh Bapak Setyo Untoro
(Bahasa Indonesia dalam Penyuntingan Naskah Terjemahan)
1.Trigata Bangun Bahasa
•Utamakan bahasa Indonesia
•Lestarikan bahasa daerah
•Kuasai budaya asing
2.Penyuntingan
•Penyuntingan: proses, cara, perbuatan menyunting, atau sunting-menyunting.
•Menyunting: menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memerhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
•Penyunting: orang yang melakukan pekerjaan menyunting; orang yang bertugas menyiapkan naskah siap cetak.
•Penyunting bertugas menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, kalimat); memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis/pengarang; membuat naskah enak dan mudah dibaca; membaca dan mengoreksi cetak coba (proof-reading).
3.Editor
•Editor: orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan dalam majalah; surat kabar; dan sebagainya.
•Selain itu, editor harus mencari naskah dan merencanakan naskah yang akan diterbutkan.
•Editor juga mempertimbangkan kelayakan terbitnya sebuah naskah.
4.Syarat Penyunting Naskah
•Menguasai kaidah kebahasaan (ejaan, diksi, kalimat).
•Mampu menggunakan kamus dan thesaurus (kamus antonim-sinomin).
•Memiliki kepekaan bahasa.
•Memiliki pengetahuan luas.
•Memiliki kecermatan dan ketelitian.
•Memiliki kepekaan terhadap isu SARA dan pornografi.
•Menguasai bahasa asing (terutama bahasa Inggris).
5.Alat Pendukung Penyuntingan
•Kamus ekabahasa (1 bahasa; Indonesia).
•Kamus dwibahasa (2 bahasa; Inggris-Indonesia).
•Thesaurus dan kamus peristilahan.
•Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD V).
•Tatanan Bahasa Baku Indonesia (KBBI).
•Media internet.
•Dsb.
6.Tahap Penyuntingan
a.Sebelum tahap penyuntingan naskah, seorang penyunting perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
•Memeriksa kelengkapan naskah.
•Mengetahui ragam naskah yang akan disunting (fiksi, karya ilmiah, bidang ilmu, dsb).
•Memeriksa isi naskah.
•Mengetahui informasi tentang penulis.
•Membaca naskah sekilas secara keseluruhan.
•Menyiapkan alat pendukung penyuntingan.
b.Pada tahap penyuntingan
•Pada tahap menyuntingan ini dilakukan kerja penyuntingan yang sebenarnya.
•Penyunting melakukan pemeriksaan dan perbaikan baik pada aspek kebahasaan, isi, maupun kesalahan pengetikan.
•Aspek kebahasaan yang disunting meliputi: ejaan, bentuk dan pilihan kata (diksi), kalimat, dan paragraf.
•Aspek isi meliputi: kebenaran fakta dan data, penalaran, serta konsistensi penulisan.
c.Pada tahap pasca penyuntingan
•Pada tahap ini penyunting naskah perlu memeriksa naskah sekali lagi secara keseluruhan.
•Ketika menemukaan kekurangan/kesalahan, penyunting melakukan pembetulan atas kesalahan itu.
•Pada tahap ini penulis dapat pula mengecek ada tidaknya kesalahan penulisan.
7.Aspek-aspek dalam penyuntingan
•Ejaan;
•Bentuk dan pilihan kata (diksi);
•Kalimat;
•Paragraf;
•Teks/wacana;
•Penalaran.
8.Ejaan
•Penggunaan huruf: kapital, tebal, miring.
•Penulisan kata: kata dasar, kata berimbuhan, kata depan, singkatan dan akronim, kata ganti, dsb.
•Penggunaan tanda baca: titik, koma, titik koma, tanda hubung, tanda pisah, tanda petik, dsb.
•Penulisan unsur serapan: serapan umum, serapan khusus.
9.Contoh ejaan
•Dies Natalis Ke XXVII menjadi Dies Natalis XXVII; Dies Natalis Ke-27.
•dikampungnya menjadi di kampungnya.
•harian “Kompas” menjadi harian Kompas.
10.Contoh diksi
•berpetualang menjadi bertualang
•diketemukan menjadi ditemukan
•segala, semua, segenap, seluruh
•adalah, ialah, yaitu, yakni, merupakan
•dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya
•tiap, tiap-tiap, masing-masing
11.Kalimat
•Subjek tidak didahului kata depan.
•Tidak terdapat subjek ganda.
•Penggunaan kata hubung yang tepat.
•Tidak terjadi pengulangan subjek.
•Penghematan kata dalam kalimat.
•Tidak ambigu.
•Tidak mubazir.
•Tidak rancu.
12.Contoh kalimat
•Dalam pembangunan jembatan itu membutuhkan dana miliaran rupiah. (Salah)
•Dalam pembangunan jembatan itu dibutuhkan dana miliaran rupiah. (Benar)
13.Penyuntingan teks terjemahan
•Prose memperbaiki, memeriksa, dan menyempurnakan hasil terjemahan agar sesuai dengan standar bahasa sasaran/target.
•Penyuntingan hasil terjemahan penting untuk memastikan keakuratan makna, kesesuaian konteks budaya, serta kualitas bahasa sasaran.
•Penyuntingan hasil terjemahan penting untuk menghindari misinformasi dan kesalahan makna yang mungkin terjadi.
14.Urgensi penyuntingan teks terjemahan
•Naskah terjemahan akan dibaca oleh pembaca sasaran (Indonesia) sehingga ejaan, bentuk dan pilihan kata, dan kalimat harus berorientasi pada bahasa sasaran (Indonesia).
•Oleh karena itu, naskah terjemahan harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar.
15.Problematika penyuntingan terjemahan
•Perbedaan Struktur/Grammatika: kalimat dalam bahasa sumber (Inggris) sering berbeda strukturnya dengan kalimat bahasa sasaran (Indonesia).
•Gaya bahasa: gaya bahasa sumber tidak selalu sama dengan bahasa sasaran; penerjemahan makna tanpa kehilangan nuansa/emosi bahasa sumber.
•Sesuaikan struktur dan gaya bahasa dengan bahasa sasaran.
•Kalimat terjemahan mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang benar.
•Sebaiknya gunakan kosakata dan istilah terjemahan yang tidak jauh berbeda dengan bahasa sumbernya (Inggris).
16.Proses penhyuntingan terjemahan
•Pastikan terjemahan memiliki makna yang sama dengan teks bahasa sumber.
•Pilihlah kata/frasa yang sesuai dengan bahasa sasaran (Indonesia).
•Struktur kalimat disesuaikan dengan aturan tata bahasa Indonesia.
•Periksa keakuratan dan konsistensi penggunaan kata dan istilah.
17.Kesalahan dalam terjemahan
a.Terjemahan harfiah:
•He has gone to the dogs.
•Dia telah pergi ke anjing-anjing itu.
•Hidupnya tak karuan lagi.
b.Penggunaan konjungsi
•kalau > bahwa
•yang mana > yang
•kepada siapa > kepada yang
•Sedangkan … > Adapun …
c.Kesalahan kalimat
•Responding to your letter, we inform you that the seminar will be held on October 31.
•Menjawab surat Anda, kami menginformasikan bahwa seminar akan dilaksanakan pada 31 Oktober. (Salah)
•Untuk menjawab surat Anda, kami sampaikan bahwa seminar akan dilaksanakan pada 31 Oktober. (Benar)
d.Kesalahan verba/predikat
•Play a role > memainkan peran > berperan
•Go to sleep > pergi tidur > tidur
•Take care of > memberi perhatian > memperhatikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H