Part 7:
Sambungan
D: HALO.. dengan ketua tingkatnya aisyah?
A: ya.. kenapa? Oh ya, dengan siapakah ini? (dengan logak kedaerahan, maklum dia berasala dari masamba)
D: ye.. dengan temannnya aisyah, aisyah sedang sakit.. dia ingin minta izin karena besok mau pulang. (dengan logak asli bonenya, yang
mendayu-dayu kesana-kemari).
A: aisyah sakit? Sakit apa lagi? Sakit yang biasa yah? Aku mau langsung bicara sama dia.
D: AISYAH, ini dia mau bicara sama kamu...
S: maaf, aku tidak bisa bicara banyak,, kondisiku sangat parah hingga untuk bilang apa saja aku tidak bisa... “ ungkapku kepada ketua
golonganku. Dengan suara yang putus-putus, dan suara merengek menahan sakit yang begitu dahsyatnya...
A: ASTAGA..kondisimu semakin parah,, lalu kamu pulang dengan siapa?
S: SENDIRI,, aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa.
A: oh ya, kamu hati-hati yah.... doa ku selalu menyertaimu... semoga kamu cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan anak=anak. yang lain.. semangat orang pintarnya ruanganku..” hehehe... ASSALAMU ALAIKUM..
S: WAALAIKUM SALAM.
Setelah pembicaraan itu, akupun minta tolong kembali kepada temanku, untuk memberitahu kepada teman-teman 1 ruanganku mengenai kondisiku, dan aku yang harus pulang dulu untuk istirahat.. setelah mereka menerima sms dariku, hp ku pun bergetar tak henti-hentinya, tanda masuknya sms dari semua teman. sungguh kebahagiaan yang tak terkira mendaptkan perhatian yang begitu besar dari mereka,, sms yang masuk bermacam-macam, ada yang mengatakan
“semoga cepat sembuh yah sayang” itu panggilan temanku Syamsidar kepadaku yang berasal dari sinjai..
“semoga cepat sembuh yah, ca.... aku nda bisa hidup di lab.. kalau tidak ada kamu yang bantuin....” hati-hati.. yah...Berbagai cara mereka mengungkapkan rasa sayang dan perhatiannya kepadaku..
Dan yang terakhir aku minta tolong kepadanya adalah untuk menelpon supir yang akan menjemputku, dan memberitahu kepada sopir tersebut agar menjemputku di ramsis karena kesehatanku kurang baik.
Jam telah menunjukkan pukul 02.00 subuh sedangkan aku dijemput mobil setelah shalat subuh atau sekitar jam 5 shubuh.. tapi mata masih tidak bisa terpejam, suara ribut dari mobil yang lalu lalang, suara yang berasala dari laptop karena teman 1 kamarku sedang menonton sampai tertidur tapi tidak dibunuh. sakit kepala ini semakin parah.. BAGAI DIPUKUL Oleh batu yang keras,,,
Jam sudah menunjukkan shalat subuh, dan mobil jemputanku sudah menunggu depan ramsis,, akupun membangunkan temanku untuk membawaku sampai ke mobil, Walaupun aku ingin sekali ditemani pulang karena takut akan kondisiku yang semakin parah diperjalanan pulang, dan mengingat untuk naik mobil pasti berdesak-desakan. Sedangkan untuk bangun saja dari tempat tidur aku masih merasa pusing dan harus memegang benda-benda di sekitar untuk berjalan.
Ketika teman ku, mengantarkanku sampai ke depan mobil, dalam perjalanan turun tangga, karena kamar ku itu tepat berada di lantai 2, aku terjatuh, dan pusing sekali, tepat berada di DEPAN WC yang kemarin aku terkunci di dalamnya... temanku semakin takut,, karena suasana yang sangat sunyi, dan aku yang langsung duduk menangis. minta tolong... AKU BERRDA DALAM KETIDAKSADARAN, aku merengek memanggil namanya karena aku tidak melihatnya,“ dina....dina.... kau dimana..? tolong aku, sambil ,meraba-raba di samping. “ ungkapku.
Aisyah, jangan membuatku takut.. ayo bangun,, aku antarkan sampai kedepan gerbang “ ungkapknya.
Dia pun mengantarkanku, sampai ke depan gerbang, ALHAMDULILLAH ALLAH punya rencana yang kita tidak tahu,, karena mobil yang aku naiki hanya 3 penumpangnya, sehingga aku bisa sedikit baring di bangku tengah bersama seorang bcewek yang sangat baik, yang rela meminjamkan pahanya untuk kujadikan bantal. Karena respsct terhadapku, yang tak bisa apa-apa, pulang dalam keadaan sakit, dan hanya selimut, dan obat-obatan, serta air minum yang ada di ransel yang menemani...
Sempat sopir yang kutumpangi, takut untuk mengambilku, karena takut akan terjadi sesuatu terhadapku.. akan tetapi, temanku yang minta tolong karena dia tidak bisa mengantarkanku, karena harus .kuliah, karena final tinggal 3 minggu lagi... tentu banyak tugas yang harus dikerjakan. Tapi akhirnya sopir taksi itupun, mau untuk mengantarkanku.Di dalam perjalanan pulang,,, Yang kurasakan hanya sakit dan sakit, menggigil dalam dekapan selimut, sesekali penumpang lain bertanya akan keadaaanku, tapi aku tak menjawab aku hanya menganggukkan kepala, kalau aku baik-baik saja, karena takut mereka khawatir dan takut bersamaku dalam 1 mobil.. mobil melaju kencang. aku semakin pusing.. aku muntah-muntah, mengingat memang perjalanan yang melalui gunung-gunung yang terjal dan belokan dimana-mana. ini juga mengingat kondisiku yang semakin parah, dalam keadaan sakit. Tapi aku hanya mengeluarkan air saja dari mulut, karena memang tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut sejak malam kemarin.. sungguh terasa sakit.....
Di dalam perjalanan yang sudah di tempuh kira-kira 2 jam yang lalu, sopir mobil memberhentikan mobilnya di salah satu kedai makanan di pinggir jalan untuk sejenak istirahat dan menyantap makanan. Semua penumpang turun untuk menghilangkan penaknya, tapi aku hanya berada dalam mobil baring meringkuh kesakitan...
Setelah ke 2 penumpang itu, selesai makan, dia pun menawarkanku untuk membelikan sesuatu atau bagaimana? Akupun minta tolong untuk membelikan suatu makanan cemilan aja. yaitu roti untuk sedikit makan, dan memang aku harus memaksakan untuk makan, karena harus meminum obat dulu. dia pun membantuku untuk bangun dan meminum obat... dan dia pun bertanya menganai asalku, Dan sedang Sakit apa. Akupun menjawab, bahwa aku sedang sakit tipes, karena dari ciri-cirinya memang seperti itu, karena obat-obatan yang aku peroleh yaitu dari teman-teman di himpunan yang menebusnya di apotek.
Dalam percakapan itu, alhamdulillah, ternyata kami berada dalam 1 arah, aku bersyukur karena masih ada orang baik ternyata, ada sesosok wanita yang masih muda tapi berjiwa seorang ibu, yang membantuku...
Pak sopirpun selesai makan dan langsung melanjutkan perjalanan. Akupun masih terbaring di dalam mobil,, tapi tidur dalam keadaan meringkuh karena takut mengganggu orang yang ada di sebelahku, karena perjalanan yang sangat jauh, dan pastri juga dia sangat capek, karena perjalanan tadi sebelum berhenti dia meminjamkan pahanya untuk ku jadikan sebagai bantal... “maaf....” kataku didalam hati.
Perjalanan semakin detik semakin mendekati rumah, akupun menyuruhnya untuk singgah di depan rumah dengan ciri-ciri rumah seperti ini dan itu, akhirnya diapun menemukan rumahku. dan langsung kedepan halaman rumah... sopir mobil itu pun berteriak di depan rumah memanggil mamaku, karena sangat takut melihat kondisiku, yang dalam perjalanan yang ku lakukan hanya berbaring saja.
Diapun bergegas keluar, dari mobil dan langsung memanggil-manggil orang dekat rumah. Tolong... ini anak anda sakit, dia tidak pernah bangun dalam perjalanan, hanya berbaring saja.“ungkap sopir kepada mamaku.
Bersambung..
Dilanjut part 8
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H