7. Potong intro dan outro yang tidak perlu
Dalam percakapan sehari-hari, kita memiliki banyak basa-basi dan ucapan sopan yang merupakan kebiasaan atau terbiasa. Namun dalam cerita, kita bisa melewatkan:
"Hai, apa kabar?"
"Baik, terima kasih dan kamu?"
Kita tidak perlu menggunakan obrolan-obrolan membosankan lainnya dalam keseharian.
Atau bisa juga mengubahnya menjadi percakapan yang lebih menarik dan berisi.
Contoh:
"Gimana kabar kamu sekarang?"
"Seperti yang bisa kamu lihat saat ini."
Jadi, nggak perlu ditambah embel-embel 'hai, halo, dkk.
8. Gunakan keheningan serta ucapan
Ketika orang berbicara dalam kehidupan nyata, mereka berhenti. Mereka terdiam. Menjadi lemah. Ragu-ragu. Pikirkan tentang bagaimana keheningan bisa menjadi sugestif dan menarik. Misalnya, kita dapat menulis ulang ekstrak contoh di atas tadi sebagai berikut:
"Kenapa  tidak menikah?"
"Saya terlalu suka naik kereta. Kamu tidak akan pernah bisa duduk di dekat jendela lagi ketika kamu sudah menikah."
Bessie mengerucutkan bibirnya.
Zooey melongokkan kepala ke balik tirai kamar mandi, memutar matanya melihat ekspresi Bessie. "Itu alasan yang sempurna. Pergilah, Bessie. Tinggalkan aku dalam damai di sini."