"Aura," panggil Danai pelan, tetapi masih terdengar.
Gadis kecil itu menoleh dan berlari ke arah Danai. "Kakak!" Tangis Aura kian menjadi, memenuhi seluruh ruangan itu.Â
"Apa yang terjadi?" tanya Danai masih memeluk sang adik.
"Ayah, Kak, ayah ...." Aura tersedu-sedu.
"Ayah, kenapa?" Danai menatap sekeliling, orang-orang menatapnya dengan iba. Tubuh lelaki itu terduduk lemas di lantai. "Ayah ...."
Kini Danai duduk tepat di samping pusara sang ayah. Lelaki itu tak henti-hentinya meneteskan air mata. Bunga di atas gundukan itu masih segar, tanahnya masih basah.Â
Dari cerita warga, Karno meninggal tertabrak truk ketika ia tengah bekerja di galon minyak untuk mengumpulkan uang membayarnya biaya rumah sakit Danai.
Danai tak memejamkan mata setelah selesai berdoa. Ia menyesal telah berperilaku buruk ketika sang ayah masih ada. Sekarang, ia benar-benar kehilangan cahaya hidupnya. Kehilangan seseorang yang paling berharga.
"Kakak?"Â
Danai menyeka kedua sudut matanya dan menoleh pada Aura. Lelaki itu memaksa bibirnya tersenyum. "Iya, Sayang?"Â
"Apa ayah akan lahir lagi? Kata teman Aura, yang udah meninggal akan lahir kembali."