Mohon tunggu...
Nona Kumala
Nona Kumala Mohon Tunggu... Guru - Guru - Penulis

Berharap pada manusia adalah patah hati secara sengaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Layak

5 September 2022   11:54 Diperbarui: 5 September 2022   12:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aura," panggil Danai pelan, tetapi masih terdengar.

Gadis kecil itu menoleh dan berlari ke arah Danai. "Kakak!" Tangis Aura kian menjadi, memenuhi seluruh ruangan itu. 

"Apa yang terjadi?" tanya Danai masih memeluk sang adik.

"Ayah, Kak, ayah ...." Aura tersedu-sedu.

"Ayah, kenapa?" Danai menatap sekeliling, orang-orang menatapnya dengan iba. Tubuh lelaki itu terduduk lemas di lantai. "Ayah ...."

Kini Danai duduk tepat di samping pusara sang ayah. Lelaki itu tak henti-hentinya meneteskan air mata. Bunga di atas gundukan itu masih segar, tanahnya masih basah. 

Dari cerita warga, Karno meninggal tertabrak truk ketika ia tengah bekerja di galon minyak untuk mengumpulkan uang membayarnya biaya rumah sakit Danai.

Danai tak memejamkan mata setelah selesai berdoa. Ia menyesal telah berperilaku buruk ketika sang ayah masih ada. Sekarang, ia benar-benar kehilangan cahaya hidupnya. Kehilangan seseorang yang paling berharga.

"Kakak?" 

Danai menyeka kedua sudut matanya dan menoleh pada Aura. Lelaki itu memaksa bibirnya tersenyum. "Iya, Sayang?" 

"Apa ayah akan lahir lagi? Kata teman Aura, yang udah meninggal akan lahir kembali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun