Mohon tunggu...
Nona Kumala
Nona Kumala Mohon Tunggu... Guru - Guru - Penulis

Berharap pada manusia adalah patah hati secara sengaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Skripsi Cinta by Siti Kumala

24 Juli 2022   09:03 Diperbarui: 24 Juli 2022   09:07 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaluna tak menyahut ia kembali ke kamar untuk mengambil handuk dan bergegas membersihkan diri di kamar mandi. Hari ini Kaluna ada kelas siang, jadi ia harus segera bergegas meski jarak kampus dengan rumah mereka hanya butuh waktu beberapa menit dengan berjalan kaki.
Ponsel Kaluna berdenting kala ia sudah selesai mandi. Ia segera mengambil benda pipih itu dari atas nakas. Sebuah pesan melalui email masuk, jantung Kaluna berdegub kencang. Ia menutup layar. Beberapa hari yang lalu, ia mengirimkan email ke sebuah penerbit yang sedang membuka lowongan kerja sebagai editor. Kaluna menarik napas dalam-dalam. Dikuatkan hati untuk melihat hasilnya. Ia mengangkat tangan yang memegang ponsel dan membuka layar. Gadis itu menekan gmail dan membuka pesan terbaru dengan mata tertutup. Perlahan, matanya terbuka dan pandangannya terarah pada layar ponsel di tangannya.

Tubuh Kaluna langsung lemas setelah melihat hasilnya. Sebelumnya ia telah menduga karena ia belum punya pengalaman di bidang editing, tetapi hatinya terus berharap. Gadis itu meletakkan ponselnya begitu saja di atas kasur dan bersiap berangkat ke kampus. Meski masih kecewa, ia juga tak boleh meratapi nasibnya. Ia harus mencari cara agar bisa mendapatkan uang.

Kaluna berjalan ke arah fakultas bahasa dengan pikiran masih melayang-layang. Bibirnya berkali-kali berdesis karena email tadi. Bulan ini sisa dua puluh tujuh hari lagi, selama itu pula ia harus mendapatkan uang sebesar dua juta rupiah. Ia tak mungkin meminta uang kepada orang tuanya di kampung, karena setahu mereka Kaluna hanya tinggal di indekos murah yang bisa dibayar dari hasil panen dari kebun mereka yang tak seberapa. 

Gengsi. Alasan utama karena gengsi, Kaluna menyetujui keinginan teman-temannya untuk menyewa rumah besar dan mewah. Ketiga teman Kaluna dalam rumah itu merupakan anak orang kaya, sedangkan Julie, teman SMA Kaluna juga termasuk orang yang berada. Hanya Kaluna yang hidup pas-pasan, tetapi juga bertingkah seperti anak milyader. 

Pikiran Kaluna yang kacau membuat keadaan makin ribet karena ia menabrak seseorang yang berjalan dari arah berlawanan. Kaluna segera meminta maaf, tetapi yang ditabrak tak terima dan memarahinya.

"Kalau jalan itu pakai mata, dong." Seorang lelaki dengan kemeja kotak-kota mengomel sambil mengumpulkan buku yang berserakan.

"Kan gue udah minta maaf," balas Kaluna agak kesal.

"Lo bantuin lah, lo kira buku gue balik tersusun kalau lo cuma minta maaf?" Lelaki itu melotot tajam ke arah Kaluna.

Kaluna yang termasuk tipe mudah tersinggung pun tak bisa menahan diri. "Bantuin orang kayak lo? Nih, gue bantuin!" Kaluna menendang buku-buku yang telah disusun lelaki itu hingga kembali berserakan. Gadis itu berlari setelah lelaki itu memekik karena marah.

Napas Kaluna tersengal-sengal ketika tiba di depan kelas. Ia melihat dosen yang mengampu telah duduk di kursinya. Gadis itu menepuk dahi karena sekarang ia harus berhadapan dengan wanita paling cerewet di kampus. Ia harus mempersiapkan diri menerima semua wejangan nanti. Mau tak mau, ia harus daripada ia mendapatkan nilai F di akhir semester.

Dengan segenap kerendahan hati, Klauna mengetuk pintu. Pandangan seluruh penghuni kelas berpaling ke Kaluna. Ia memaksa bibirnya tersenyum. Perlahan, kakinya dilangkahkan masuk diikuti dengan tatapan tajam milik Bu Adisty, dosen yang masuk siang itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun