Coaching adalah hubungan kerja dengan klien untuk membantu mereka mencapai potensi pribadi dan profesional melalui diskusi yang inovatif.
Dalam perspektif pendidikan, coaching adalah proses "menuntun" siswa untuk memanfaatkan kekuatan alami mereka sebagai seorang "pamong". Untuk memberikan kekuatan kodrat anak-anak, guru dapat memberikan "tuntunan" melalui pertanyaan yang bijak dan efektif.
Pentingnya proses coaching:
1. proses untuk mendorong otak murid untuk bekerja.
2. Pertanyaan reflektif dapat mendorong siswa untuk menggunakan metakognisi.
3. Pertanyaan yang diajukan selama proses coaching juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mendalam, yang membantu mereka menunjukkan potensi mereka.
Perbedaan Coaching-Mentoring- Konseling
Tujuan Coaching, menunjuk pelatih untuk menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan atau mencapai tujuan.
Hubungan dalam Coaching, kemitraan yang setara dan instruksi sendiri yang mengambil keputusan; instruksi hanya memberikan arahan, dan instruksi sendiri yang membuat keputusan.
Tujuan Mentoring, mengkomunikasikan pengalamannya untuk membantu mentee berkembang.
Hubungan dalam Mentoring, hubungan antara orang yang memiliki lebih banyak pengalaman dan orang yang kurang pengalaman. Mentor memberikan saran langsung tentang cara menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan.
Tujuan konseling, membantu konseli menyelesaikan masalah mereka.
Konseling menggambarkan hubungan antara orang yang lebih berpengalaman dan orang yang kurang berpengalaman. Mentor memberikan saran langsung tentang cara menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan
Paradigma Berpikir Coaching:
1. Fokus pada coachee
Coach fokus pada orang yang dia coaching, bukan pada topik yang dia bicarakan. Fokusnya adalah bagaimana topik apa pun yang dia coaching dapat membawa kemajuan bagi coachee sesuai keinginan coachee.
2. Bersikap terbuka dan ingin tahu lebih banyak
Coach menerima umpan balik dari pelatih.Ditandai dengan kurangnya penilaian, labeling, atau analisis tentang kualitas atau kebenaran ide tersebut. Mereka juga ditunjukkan dengan kemampuan untuk menerima ide-ide tersebut dengan santai dan tanpa emosi.
3. Bersikap ingin tahu lebih banyak
Seorang pelatih memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal yang mendorong siswanya untuk menyatakan pendapat atau perasaan tertentu.
4. Memiliki kesadaran diri yang kuat
Kesadaran diri yang kuat membantu coach untuk bisa menangk6ap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan juga mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan memp5engaruhi percakapan, baik dari dalam diri maupun dari coachee.
5. Â Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Coach harus memiliki kemampuan untuk melihat peluang perkembangan saat ini dan membawa pelatih untuk melihat masa depan.
Prinsip -prinsip coaching
1. Kemitraan
Ditandai dengan fakta bahwa tujuan percakapan telah disepakati. tujuan coachee idealnya
2. Percakapan kreatif
Percakapan dua arah. Ini dilakukan untuk menggali dan membandingkan situasi coachee. Tujuannya adalah untuk menghasilkan ide-ide baru.Â
3. Memaksimalkan potensi
Percakapan hatus ditutup dengan kesimpulan coachee dan rencana tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H