Mohon tunggu...
Siti Andari
Siti Andari Mohon Tunggu... Guru - Guru

SDN Bangunrejo 1

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Rasaku

21 April 2022   10:19 Diperbarui: 21 April 2022   10:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpurukku di sini, jiwa mati yang mengalun sepi

Tak bermakna tak bernyawa kembali

Bias harapan pun berpendar pergi

Jauh terbang di langit dan terhempas tinggi-tinggi

Kenapa, kenapa lelah sudah kumencari

Kepingan-kepingan asa yang tak lagi, menyiratkan bahagia pada pagi berseri

Hilang pupus tak sisakan secuil mimpi, apa yang terjadi pada rasa

Musnah nan berlalu pada rindu yang hanya ilusi

Muara cinta mengering kerontang

Hampa rindu angan menjauh melayang

Beri aku jeda meski hanya sekejap

Sadari apa yang terjadi pada hati senyap

Yang dipenuhi gelora hampa merayapi

Walau hanya kabut nan hitam pekat

Datang merapat dan terus mendekat

Kan kusibak penghalang di hati hampa

Penuh aroma kepedihan nan menjerat

Pada leherku hingga kuat dan mengikat kuat-kuat

Aku terbelenggu dirajam dendam yang terus mencuat

Pada cinta buta yang buatku terus meratap

Erat, erat pada rindu kasih sebelah tangan pun

Yang tak kan pernah bisa saling terkait rapat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun