Terpurukku di sini, jiwa mati yang mengalun sepi
Tak bermakna tak bernyawa kembali
Bias harapan pun berpendar pergi
Jauh terbang di langit dan terhempas tinggi-tinggi
Kenapa, kenapa lelah sudah kumencari
Kepingan-kepingan asa yang tak lagi, menyiratkan bahagia pada pagi berseri
Hilang pupus tak sisakan secuil mimpi, apa yang terjadi pada rasa
Musnah nan berlalu pada rindu yang hanya ilusi
Muara cinta mengering kerontang
Hampa rindu angan menjauh melayang
Beri aku jeda meski hanya sekejap
Sadari apa yang terjadi pada hati senyap
Yang dipenuhi gelora hampa merayapi
Walau hanya kabut nan hitam pekat
Datang merapat dan terus mendekat
Kan kusibak penghalang di hati hampa
Penuh aroma kepedihan nan menjerat
Pada leherku hingga kuat dan mengikat kuat-kuat
Aku terbelenggu dirajam dendam yang terus mencuat
Pada cinta buta yang buatku terus meratap
Erat, erat pada rindu kasih sebelah tangan pun
Yang tak kan pernah bisa saling terkait rapat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H