Mohon tunggu...
Siti Fatimah239
Siti Fatimah239 Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diagnostik dan "Remedial Teaching" bagi Kesulitan Belajar Peserta Didik

4 November 2018   15:00 Diperbarui: 4 November 2018   15:09 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Menentukan potensi.

Penentuan potensi dalam diri peserta didik merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling setelah identifikasi kesulitan belajar dietahui secara keseluruhan. 

Potensi ini dapat terlihat jelas dalam tes intelegnsi yang dilakukan di dalam tahap identifikasi. Sehingga jika guru Bimbingan Konseling salah penafsiran dalam identifikasi tes intelegensi yang teah dilakukan, maka akan berimbas pada penentuan potensi peserta didik. Jadi dalam identifikasi, seorang guru Bimbingan Konseling harus melakukannya dengan benar dan seksama, supaya tidak menjerumuskan ke potensi yang salah.  

4. Menentukan penguasaan bidang studi yang dianggap sulit dan perlu beri solusi.

Dalam menentukan bidang studi yang dianggap sulit sulit tidak hanya didasarkan pada intelegensi saja, namun dalam penentuan ini seorang guru Bimbingan Konseling harus memiliki data terkait prestasi yang diperoleh peserta didik. Karena, belum tentu apabila peserta didik tingkat intelegensinya tinggi maka dia akan berprestasi. 

Sebab, terkadang ada ketidakseimbangan antara inteegensi dan prestasi. Sehingga jika guru Bimbingan Konseling hanya bertumpu pada satu hal saja, misalkan pada intelegensi saja, maka kemungkinan diagnostiknya akan menimbulkan ketidak akuratan.

5. Menetukan gejala kesulitan.

Gejala kesulitan peserta didik biasanya banyak diketahui oeh guru mata pelajaran, sehingga apabia guru Bimbingan Konseling ingin menggalinya lebih mendalam, maka harus bekerjasama dengan guru mata pelajaran. 

Gejala kesulitan beajar peserta didik tampak ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga, guru mata pelajaran bisa mengamati dan menganalisis kesulitan tersebut. Setelah menenmukan kesulitan tersebut, guru mata pelajaran dan Bimbingan Konseing saling memberikan informasi supaya diagnostic yang dilakukan tepat pada sasaran kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.

6. Analisis faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik.

Langkah ini merupakan langkah diagnostik yang murni dilakukan oleh guru Bimbingan konseling. Dikatakan demikian, sebab guru Bimbingan Konseling yang memiliki pengetahuan tentang analisis mendalam mengenai diri siswa. Dalam menentukan faktor ini, guru Bimbingan Konseling harus berpedoman pada observasi guru mata pelajaran, sebab faktor tersebut bisa didiagnostik melalui kesulitan yang dialami peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun