Mohon tunggu...
Siti Hartinah
Siti Hartinah Mohon Tunggu... Lainnya - Human

Seorang pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jingga di Langit Selatan

16 Januari 2021   08:41 Diperbarui: 16 Januari 2021   08:51 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           "Kau hanya bisa memprediksi, Tuhan yang memegang kendali,"

            "Yang hidup pasti akan mati. Namun, sebelum bersatu dengan tanah kau masih punya kesempatan. Jangan suka mengandai negatif. Kau bukan Tuhan yang mengetahui hidup mati hamba-Nya. Mengorbankan seluruh impianmu. Cita-citamu. Kebahagiaanmu. Dan seolah-olah kau akan mati esok,"

            "Aku tidak suka pemikiranmu, apalagi Tuhan-mu," tegasnya.

           Senja menengok padanya. Bajunya putih bersih. Sorban dipakai sebagai penutup kepala. Matanya teduh meskipun berkata tegas.

           "Bangkitlah... Dirimu menanti semangatnya kembali." ucapnya sambil tersenyum.

           Mukanya bercahaya. Senyumnya tulus.

           Semakin lama cahaya itu berpendar. Sayup-sayup terasa membayang. Pandangan terasa kabur. Tangan menekan ujung kursi mencari pegangan. Mata terus-terusan mengerjap. Menetralkan penglihatan.

           Tempat duduk di sebelah Senja kosong.

           Kemana perginya bapak tua itu?

           Senja memutar kepalanya sembilan puluh derajat. Celingak-celinguk. Hembusan udara lewat kuping. Persis seperti tiupan halus.

           Senja membuka mata sempurna. Keringat membanjiri pelipis. Badannya terbangun di atas ranjang. Korden masih terbuka, sorot lampu dari seberang yang menerangi. Suara jangkrik bernyanyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun