Mohon tunggu...
Siti JanatunAniah
Siti JanatunAniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana Jakarta

NIM: 55521120068 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Model Dialetika Hegelian dan Hanacaraka untuk Prosedur Audit Perpajakan

21 Oktober 2024   23:50 Diperbarui: 28 November 2024   22:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui proses dialogis ini, tidak hanya auditor yang memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kasus yang sedang diperiksa, tetapi juga wajib pajak dapat lebih memahami pentingnya kepatuhan pajak. Ini dapat berkontribusi pada peningkatan kesadaran perpajakan dalam masyarakat.Bidang audit pajak yang mengintegrasikan dialektika hermeneutis Hanacaraka dapat menciptakan lingkungan audit yang lebih transparan dan konstruktif, di mana pemahaman yang lebih dalam tentang konteks budaya dan sosial memungkinkan penilaian yang lebih akurat dan adil.

Contoh Dialetika Hermeneutis Hanacaraka dalam Prosedur Audit Pajak:

Dialetika hermeneutis dalam prosedur audit pajak dapat diuraikan melalui langkah-langkah yang mencakup pemahaman, interpretasi, dan analisis data perpajakan. Berikut adalah contoh yang menggambarkan konsep tersebut:

1. Pemahaman Awal

Auditor pajak harus memahami konteks hukum dan regulasi perpajakan yang berlaku. Hal ini mencakup pemahaman mengenai hukum pajak yang relevan, ketentuan perpajakan yang baru, serta kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah.

2. Pengumpulan Data

Auditor mengumpulkan data dan dokumen terkait dari wajib pajak, seperti laporan keuangan, SPT (Surat Pemberitahuan) pajak, dan bukti transaksi lainnya. Ini merupakan langkah penting untuk mendapatkan gambaran yang utuh.

3. Interpretasi Data

Setelah data terkumpul, auditor melakukan interpretasi terhadap informasi yang ada. Proses ini melibatkan analisis terhadap keabsahan dokumen serta kecocokan antara laporan yang disampaikan dengan data sebenarnya.

4. Dialog dan Klarifikasi

Dalam dialetika hermeneutis, penting untuk membuka ruang dialog. Auditor dapat melakukan wawancara atau diskusi dengan pihak wajib pajak untuk mengklarifikasi informasi yang tidak jelas atau mencari pemahaman yang lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun