3. Krisis Ekonomi dan Ketidakpuasan di Jerman Timur
*Jerman Timur mengalami stagnasi ekonomi, kemiskinan, dan represi politik di bawah rezim komunis.
*Banyak warga Jerman Timur tidak puas dengan kurangnya kebebasan, rendahnya standar hidup, dan ketidakadilan sosial. Hal ini menyebabkan keinginan kuat untuk melarikan diri ke Jerman Barat yang lebih sejahtera.
4. Reformasi di Uni Soviet (1985-1989)
*Mikhail Gorbachev, pemimpin Uni Soviet, memperkenalkan kebijakan reformasi Perestroika (restrukturisasi ekonomi) dan Glasnost (keterbukaan politik).
*Uni Soviet mulai mengurangi kontrolnya atas negara-negara satelit di Eropa Timur, termasuk Jerman Timur. Dukungan untuk rezim otoriter di Eropa Timur melemah.
5. Gelombang Revolusi di Eropa Timur (1989)
*Pada akhir 1980-an, gerakan reformasi dan protes anti-pemerintah melanda banyak negara Blok Timur, termasuk Polandia, Hungaria, dan Cekoslowakia.
*Pemerintah Jerman Timur di bawah Erich Honecker menghadapi tekanan besar dari rakyat yang menuntut reformasi dan kebebasan.
6. Demonstrasi Damai dan Tekanan Internal di Jerman Timur
*Pada Oktober dan November 1989, demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai kota Jerman Timur, termasuk Leipzig. Gerakan ini menuntut kebebasan bepergian, pemilu yang adil, dan reformasi politik.
*Pemerintah Jerman Timur tidak mampu menekan gerakan ini karena tekanan internasional dan ketidakmampuan mempertahankan status quo.
7. Pengumuman Pembukaan Tembok
*Pada 9 November 1989, pejabat pemerintah Jerman Timur secara tidak sengaja mengumumkan bahwa warga Jerman Timur diizinkan melewati perbatasan ke Barat tanpa batasan.
*Ribuan orang segera bergegas ke Tembok Berlin, dan penjaga perbatasan, yang tidak siap menghadapi situasi tersebut, akhirnya membuka gerbang. Dalam beberapa jam, warga mulai merobohkan tembok dengan tangan mereka sendiri.
Dampak Runtuhnya Tembok Berlin